Melakukan aktifitas fisik merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan PHBS. Dalam survey awal yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa di Desa Jayaraga sebesar 36,8 tidak melakukan aktifitas fisik. Padahal apabila dilihat dari letak geografisnya sangat dekat dengan sarana olah raga. Indikator lain ditemukan sebesar 3,8 % pertolongan persalinan tidak oleh nakes, 5,8 % balita tidak ditimbang di posyandu. Rendahnya aktifitas fisik akan berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif yang akibatnya pada penurunan status kesehatan. Melakukan aktifitas fisik adalah cara untuk meningkatkan status kesehatan. Hambatan yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan aktifitas fisik diantaranya adalah pengetahuan, motivasi dan ketersediaan sarana. Upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan adalah penyuluhan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik bagi kesehatan. Metoda pelaksanaannya adalah melakukan penyuluhan. Melalui program ini masyarakat diberi pemahaman tentang pentingnya melaksanakan aktiifitas fisik bagi kesehatan. Jumlah peserta penyuluhan sebanyak 41 orang. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan menunjukan bahwa rata rata nilai pengetahuan masyarakat sebelum dilaksanakan penyuluhan dari range 0 sampai dengan 100 sebesar 61,6. Sedangkan setelah dilaksanakan penyuluhan sebesar 69. Dari hasil tersebut dibuktikan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik setelah dilakukan penyuluhan. Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya aktifitas fisik bagi kesehatan. Rencana tidak lajut dari kegiatan ini adalah melaksanakan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat tentang hidup sehat.Kata kunci : Aktifitas fisik, penyuluhan, PHBS.
Tangan merupakan salah satu agen utama masuknya kuman/mikroba penyebab penyakit, ke mulut, hidung dan anggota tubuh lainnya. Banyak masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan cuci tangan salah satunya adalah Diare. Anak sekolah merupakan populasi yang rentan terkena penyakit diare. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan ini adalah mengidentifikasi pengetahuan pada anak usia sekolah tentang kebiasaan cuci tangan sebagai upaya menurunkan resiko diare di SDN 01 Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul. Metode pelaksanaan kegiatan program pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan kesehatan dan simulasi cuci tangan kepada anak sekolah, dengan peserta yang hadir 56 siswa kelas V SD, 2 orang guru, dan 6 orang mahasiswa. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan penyuluhan dengan menggunakan kuesioner. Hasil kegiatan ada perubahan signifikan dalam pengetahuan siswa. Berdasarkan hasil jawaban kuis dari 56 siswa didistribusi frekuensi dengan hasil pengetahuan sebelum penkes adalah 61% dalam kategori baik dan 39% dalam kategori kurang, sedangkan untuk pengetahuan sesudah adalah 91% dalam kategori baik. Kesimpulan sebagian besar pengetahuan siswa tentang kebiasaan cuci tangan sudah baik. Perlu optimalisasi peran guru, petugas kesehatan dan kader kesehatan sekolah untuk kontinuitas penerapan kebiasaan cuci tangan di sekolah. Kata kunci : Cuci tangan, edukasi, siswa sekolah.
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting dilaksanakan disemua tatanan masyarakat. Kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Upaya dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tersebut harus dimulai dari lingkungan tempat tinggal anak seperti keluarga atau lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan. Salah satu Panti Asuhan yang menjadi sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah Panti Asuhan Al-Amin. Hasil wawancara dengan pengelola LKSA Al Amin, banyak anak yang terkena penyakit musiman seperti demam, batuk dan pilek, diare dan beberapa penyakit kulit. Penyakit-penyakit tersebut timbul karena kebiasaan penghuni panti yang tidak bisa melaksanakan hidup bersih dan sehat. Memperhatikan hasil survey tersebut, upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan penghuni panti tentang PHBS adalah dilaksanakannya pendidikan kesehatan. Tujuan dari kegiatan pendidikan kesehatan tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pelaksanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lembaga kesejahteraan Sosial Anak Al-Amin. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang PHBS. Sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan. Kegiatan ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilaksanakan pendidikan kesehatan. Kesimpulan dari pengabdian masyarakat adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang hidp bersih sehat pada penghuni LKSA Al Amin.
ABSTRAK Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi bahaya akan selalu timbul pada saat seseorang yang melakukan pekerjaan. Potensi bahaya tersebut dapat berasal dari sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, mesin yang digunakan oleh pekerja, lingkungan kerja dari pekerja, proses produksi, dan cara kerja pekerja. Tujuan pengabdian untuk menjelaskan tentang kesehatan dan keselamatan kerja khususnya ergonomi dalam pelaksanaan pekerjaan di home industry. Metode kegiatan promosi kesehatan dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan melalui virtual menggunakan platform Whatsapp Group Chat dengan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Hasil Rekapitulasi data Pengkajian Kebutuhan Belajar Jumlah audience : 36 orang, Audience terdiri dari para pekerja dari seluruh bagian dalam proses pembuatan Cuttond Buds. Saat sesi pematerian berjalan dengan lancar dan peserta tampak fokus dan menyaimak apa yang sedang dipresentasikan. Setelah materi selesai disampaikan, dilanjut dengan penayangan video tentang pengaturan posisi yang baik dan benar pada saat bekerja yang disertai dengan gerakan peregangan dan selanjutnya sesi tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pekerja dari yang sebelumnya dan sesudahnya diberikan penkes. Kesimpulan didapatkan bahwa kebutuhan belajar pekerja di home industy cuttond bud, meliputi kebutuhan belajar perceived needs, unperceived needs, dan misperceived needs. Pada proses pelaksanaan penyuluhan; para pekerja, terlihat antusias saat pemberian materi berlangsung. Kegiatan penyuluhan berjalan kondusif karena peserta menyimak materi yang disampaikan dengan baik. Kata Kunci: Ergonomi, Home Industri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja ABSTRACT The application of occupational safety and health is very important as an effort to prevent work accidents in the work environment. Work is important for the company, because the impact of accidents and occupational diseases is not only detrimental to employees, but also to the company, either directly or indirectly. Potential danger will always arise when someone is doing the job. The potential hazards can come from the nature of the work done by workers, the machines used by workers, the work environment of workers, the production process, and the way workers work. The purpose of this service is to explain occupational health and safety, especially ergonomics in the implementation of work in the home industry. The method of health promotion activities is carried out by providing virtual health education using the Whatsapp Group Chat platform with the methods of lectures, questions and answers, discussions, and demonstrations. Results of the Learning Needs Assessment data recapitulation Audience number: 36 people. The audience consists of workers from all parts of the process of making cotton buds. When the presentation session went smoothly and the participants seemed focused and listening to what was being presented. After the material has been delivered, it is followed up with a video showing about setting a good and correct position at work accompanied by stretching movements and then a question and answer session which aims to find out the extent to which workers have changed from those previously and afterward given the Health Center. The conclusion is that the learning needs of workers at home industrial cotton buds include learning needs, perceived needs, unperceived needs, and misperceived needs. In the extension process; the workers, looked enthusiastic when the materials were given. The extension activity was conducive because the participants listened well to the material presented. Keywords: Ergonomics, Home Industry, Occupational Safety, and Health
Background: The status of global pandemic that has been going on for more than one year has forced countries around the world to adopt new habitual adaptations, including Indonesia. The application of new norm adjustments is applied in all areas that intersect with the public, such as public transportation, places of worship, offices, supermarkets, inns and restaurants. Control of the spread of Covid-19 is carried out by the government with various efforts so its spread can be controlled but in reality on the ground it is increasingly rampant, controlling the spread of Covid-19 can be successful if the entire community participates in taking precautions for its spread. Aims: Research objective was to determine the relationship between knowledge, attitude and behavior of SMKN I students in efforts to prevent Covid-19. Methods: The type of this research was processed using descriptive correlative method which described the relationship between knowledge, attitude and behavior of students in efforts to prevent Covid-19. The population in this research were students that majoring in Pharmacy and Computer and Network Engineering Departments of SMKN 1 Garut, the sample was using total sampling technique as many as 160 respondents, the instrument in this research was questionnaire. Data analysis used chi-square. Results: The result showed that the level of students' knowledge about the efforts to prevent Covid-19 was in the sufficient category (72%). Most of the students' attitude about the prevention of Covid-19 was in the sufficient category (74%). Most of the sufferers' behavior regarding the prevention of Covid-19 was in the good category (79%). Based on the result of statistical tests using Chi Square, the result showed that there was a relationship between students' knowledge and behavior in efforts to prevent Covid-19 (p value = 0.63) and there was a relationship between students' attitude and behavior in efforts to prevent Covid-19 (p value = 0.83). The conclusion was that there was a relationship between knowledge, attitude and behavior of students in efforts to prevent Covid-19.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.