Pendahuluan : Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Keadaan jaringan periodontal ini sangat bervariasi, bergantung atau dipengaruhi oleh morfologi gigi, fungsi, maupun usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui gambaran penyakit periodontal berdasarkan umur dan jenis kelamin pada pengunjung poliklinik gigi di puskesmas Tikala Baru selang tahun 2017-2018. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder berupa register pegunjung poliklinik gigi puskesmas Tikala Baru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 dan berlokasi di Puskesmas Tikala Baru. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan total populasi yaitu 1121. Data yang diperoleh ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.. Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit periodontal menurut jenis kelamin tahun 2017-2018 lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan yang mengalami gingivitis sebanyak 38 responden (69.1%) dan periodontitis sebanyak 630 responden (59.1%). Penyakit periodontal menurut kelompok umur 20-30 penyakit terjadi gingivitis yaitu sebanyak 14 responden (32.5%) sedangkan penyakit periodontitis paling banyak terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 212 responden (23.4%).
Penyuluhan kesehatan gigi merupakan upaya untuk merubah perilaku dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tidak sehat menjadi sehat. Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan dalam memperlancar proses penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan media liquid crystal display dan leaflet dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap pengetahuan kesehatan gigi siswa. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan metode eksperimen semu dengan desain “one group pretest-posttest”. Metode : Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2016 pada siswa kelas IV dan V SD GMIM 33 Tuminting dengan jumlah sampel 30 orang yang ditentukan secara purposive sampling. Sampel terdiri dari 2 kelompok yakni 15 orang dengan perlakuan penyuluhan menggunakan media LCD dan 15 orang dengan perlakuan penyuluhan menggunakan media leaflet. Pengetahuan kesehatan gigi diukur dengan menggunakan kuesioner. Data di analisis dengan menggunakan uji paires-sample t-test Hasil : Hasil analisis paired-sample t test perlakuan pada kedua kelompok tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan. Berdasarkan hasil uji paires-sample t test pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05), diperoleh nilai ρ = (0,094 > 0,05). Nilai t hitung sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan media LCD dan leaflet t hitung = 1.795 dengan df = 14 t tabel = 2,145. Kesimpulan : tidak ada perbedaan media LCD dan leaflet dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap pengetahuan kesehatan gigi siswa kelas IV dan V SD GMIM 33 Tuminting.
Peran serta orang tua sangat diperlukan didalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan meyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang pencegahan karies gigi dengan indeks DMF-T pada anak umur 9-11 tahun di Kelurahan Girian Bawah Lingkungan VI Kecamatan Girian Kota Bitung.Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan mengukur pengetahuan orang tua dan indeks DMF-T anak yang berlokasi di KelurahanGirianBawahLingkungan VI Kecamatan Girian Kota Bitung. Sampel yang digunakan yaitu 39 anak 9-11 tahun beserta orang tua. Data yang diperoleh ditabulasi dan diuji menggunakan correlation kendall tau untuk melihat hubungan pengetahuan orang tua tentang pencegahan karies gigi dengan indeks DMF-T.Hasil analisis menggunakan uji correlation kendall tau didapatkan nilairsebesar -0,509 dengan kekuatan korelasi sangat rendah dengan nilai p sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat nilai korelasi yang bermakna antara variabel pengetahuan pencegahan karies gigi dengan variabel indeks DMF-T anak dengan arah korelasi negatif (-) yang berarti semakin besar nilai pengetahuan pencegahan karies gigi maka semakin kecil nilai indeks DMF-T. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pendahuluan : Plak tidak dapat dilihat dengan mata karena warnanya transparan. Cara melihat plak digunakan zat pewarna (merah/ungu) yang berupa cairan disebut disclosing solution. Tetapi dalam aplikasinya, disclosing solution mempunyai kekurangan yaitu mengandung bahan kimia. Alternatif pewarna alami yaitu atosianin yang terdapat pada ubi jalar ungu.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan ekstrak ubi jalar ungu sebagai pewarna alami dalam pewarnaan plak gigi. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan rancangan kuasi eksperimen dengan rancangan design penelitian posttest with control group design. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – November 2020. Jumlah sampel sebanyak 30 responden (dibagi menjadi 3 kelompok) dengan tehnik pengambilan sampel yaitu simple random sample dengan kriteria inklusi. Penelitian dilakukan pada laboratorium farmasi dan laboratorium promotif preventif Poltekkes Manado. Data diambil dengan cara memeriksa Plak Indeks PHP (Patient Hygeine Performace Index) Data dicatat pada format pemeriksaan. Data yang diperoleh di uji statistik dengan uji One Way Annova. Hasil : Nilai rata-rata indeks PHP pada kelompok I, II dan III, didapat nilai tertinggi pada kelompok III (kelompok kontrol) dan Uji One way Anova didapat nilai signifikan 0.023 < 0.005, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai indeks PHP yang signifikan,dimana kelompok kontrol masih lebih efektif dalam pewarnaan plak gigi. Introduction: Plaque cannot be seen with the eye because it is transparent. The way to see plaque is used a dye (red / purple) in the form of a liquid called a disclosing solution. But in its application, disclosing solutions have a drawback, namely that they contain chemicals. Alternative natural dyes are anthocyanins found in purple sweet potato. This study aims to determine the effectiveness of purple sweet potato extract as a natural dye in staining dental plaque. Methods: This study was conducted with a quasi-experimental design with a posttest research design with control group design. The study was conducted in March - November 2020. The total sample was 30 respondents (divided into 3 groups) with the sampling technique, namely simple random sample with inclusion criteria. The research was carried out in the pharmaceutical laboratory and preventive promotive laboratory at the Manado Health Polytechnic. The data is retrieved by checking the PHP (Patient Hygeine Performance Index) Plaque Index. Data is recorded in the examination format. The data obtained were statistical tests with the One Way Annova test. Results: The average value of the PHP index in groups I, II and III, the highest value was obtained in group III (control group) and the One way Anova test obtained a significant value of 0.022 <0.005, so it can be concluded that there is a significant difference in the value of the PHP index, where the control group was still more effective in staining dental plaque.
Pendahuluan : Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan adalah karang gigi. Karang gigi adalah kumpulan plak yang mengalami kalsifikasi dan melekat erat pada permukaan gigi serta objek solid lainnya di dalam mulut, sehingga gigi menjadi kasar dan terasa tebal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karang gigi pegawai Puskesmas Batudaa Kabupaten Gorontalo tahun 2019. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan pada Minggu III bulan Juni 2019 di Puskesmas Batudaa Kabupaten Gorontalo. Populasi berjumlah 40 orang, sampel adalah total populasi, yaitu 40 orang pegawai Puskesmas Batudaa. Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa karang gigi dan menghitung indeks kalkulusnya. Data yan diperoleh dianalisa dengan penilaian kalkulus indeks yaitu Baik (good), apa bila nilai diantara 0-0,6; Sedang (fair), apa bila nilai diantara 0,7-1,8; Buruk (poor), apa bila nilai diantara 1,9-3,0. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan. Hasil : Hasil penelitian diketahui status karang gigi pegawai Puskesmas Batudaa kategori baik adalah 12 responden (30%), 20 responden kategori sedang, 8 responden kategori buruk. Nilai rata-rata status karang gigi dengan indeks kalkulus sebesar 1,2 (kategori sedang). Berdasarkan jenis kelamin, status indeks karang gigi pada perempuan dalam kategori baik (30%) dan kategori sedang (50%), untuk kategori buruk tidak ada. Sedangkan untuk responden laki-laki status karang gigi semuanya dalam kategori buruk. Berdasarkan tingkat pendidikan, 13 responden yang berpendidikan sarjana mempunyai indeks karang gigi kategori baik, 17 responden dengan pendidikan Diploma III kategori sedang dan 2 responden dengan pendidikan SMA kategori buruk. Kesimpulan : Status karang gigi pada pegawai Puskesmas Batudaa dengan sebagian besar dalam kategori sedang (20 responden).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.