Marriage is the first step in forming a family. The expected family is, of course, a family filled with harmony with the presence of children who become jewelry and conditioning the hearts of all parents. The emergence of rifts and friction in the family is commonplace. However, the level of ability of each person is different. A harmonious family to old age is the result of his efforts in maintaining and maintaining relationships. On the other hand, when a family is damaged which leads to divorce, it is a failure to maintain relationships. In this case, the main party who is harmed is the child. Where he had to experience many changes in his life, especially from the social-emotional side. However, all problems must have a solution. Likewise for children who are victims of broken homes, both parents, neighbors, friends and teachers have their respective roles in how to deal with and treat children who are victims of a broken home. But basically it is parents who have an important and mosttimportant role in determining the fate of youngsters. The family is a madrasa for their children
This research describes how the development of the religious character of students who take part in extracurricular tahfidzul qur'an activities at the elementary school level. In this activity also did not escape from the supporting and inhibiting factors. Through this research, there are problems that will be discussed, namely the moral degradation that is increasingly rampant. This chronic disease attacks many young generations today, therefore one way to prevent it is by bringing them closer to Islamic values ??through the Qur'an. The purpose of this study is to find out what impact is given from extracurricular activities tahfidzul qur'an, especially in the aspect of religiosity. To find out, the researcher used a qualitative study field research approach. The results of this study indicate that extracurricular tahfidzul qur'an is able to bring various positive impacts on students. In addition to cognitive development, children also show a change in their attitude or character for the better and begin to be able to control their relationship with God and each other.
Pada kenyataannya rata-rata siswa di sekolah tingkat menengah pertama hususnya kelas VII di daerah pedesaan dalam mengenal dan memahami empat sifat wajib Rasulullah itu masih di katogorikan belum sepenuhnya faham karena dilatar belakangi dampak arus perkembangan globalisasi sehingga menyebabkan krisis panutan dan kurang menginspirasi dalam memilih serta mengidolakan seorang tokoh. Rasulullah adalah sebagai suri tauladan yag utama bagi umat islam dimuka bumi ini beliau merupakan manusia ma’sum yang artinya terjaga dari dosa dan khilaf. Dalam penelitian yang dilakukan ini membahas tentang penerapan metode sosiodrama pada siswa atau bermain peran antara siswa dengan siswa lainya yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dari belajar siswa mata pelajaran (PAI) khususnya materi empat sifat wajib rasulullah dalam aspek kehidupan sehari-hari yakni dalam aspek sosial, politik, religius, dan pendidikan. Adapun teknik pengambialan data dengan melakukan tes, observasi langsung dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menggunakan metode sosiodrama ini bisa meningkatkan pemahaman siswa pada materi tersebut, siklus I didapat presentase 46% dan siklus ke II naik menjadi 100% siswa dikatakan tercapai dengan IDK 75%. Berdasarkan hasil dari penelitian serta pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulan melalui metode sosiodrama ini dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII (B) MTs Ummul Qura Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurangnya ketertarikan dalam membaca, saat ini bukan menjadi rahasia lagi namun telah menjadi masalah bagi banyak individu. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya minat baca, seperti yang sering di jumpai adalah menggunakan gadget yang tidak terkontrol, kurangnya akses untuk membaca serta kuranya dukungan dari orang tua untuk membaca terutama di daerah terpencil. Oleh karena itu, tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan minat baca pada anak sehingga dapat meminimalisir kebiasaan anak dalam pemakaian gadget setiap harinya dengan mengadakan program rumah baca di warga Dusun Sentono Desa Lambangkuning Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau PAR. Melalui metode ini, penyaluran motivasi dalam membaca akan didapatkan oleh anak-anak di dusun tersebut yang mana terdapat beberapa kegiatan seperti : membaca buku, bercerita, berdikusi, dan diselingi dengan bermainan. Dimulainya kegiatan ini, yaitu pertama menganalisis masalah di daerah tersebut, kedua melakuakan perencanaan dan sosialisasi ke rumah orang tua dilanjutkan dengan pelaksaan program rumah baca dan melakukan kegiatan evaluasi program kegiatan ini. Keberhasilan dari program ini terlihat dari aspek kebiasaan anak, dari kebiasaan bermain gadget digantikan dengan kegiatan membaca buku-buku yang menarik dan dengan adanya kegiatan ini diharapkan kedepannya anak-anak akan mulai menyadari betapa pentingnya membaca bagi keberlangsungan hidup atau masa depannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.