Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Pemantauan Ikan Endemik Banggai Cardinalfish (BCF) Pasca Tsunami di Teluk Palu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa/siswi SMKN 6 Palu terhadap ikan endemik BCF dan habitatnya. Kemampuan tersebut semakin penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim. Dengan demikian, pengetahuan mengenai ikan endemik BCF serta keterampilan memantau ikan tersebut merupakan life skills yang sangat berguna bukan hanya bagi mereka tetapi bagi komunitas dimana mereka berada, baik selama duduk di bangku sekolah maupun nantinya di tengah masyarakat. Tahap Pelaksanaan PKMS ini melalui penyuluhan pelatihan teknis bioekologi dan cara pemantauan ikan endemik BCF secara daring yang di sampaikan oleh narasumber teknis, kemudian dilanjutkan dengan penerapan skala kecil dilapangan oleh tim pelaksana. Hasil Survei menunjukkan bahwa adanya perubahan yang sangat signifikan baik itu menyangkut jumlah populasi maupun mikrohabitat ikan endemik BCF
Sulawesi Tengah Province (Sulteng) is in the Wallacea region wich have endemic fish. In addition, the government has also introduced fish for the welfare of community. So far the records of freshwater fish in Sulteng have not been well summarized. Therefore, we explore the results of previous studies fish species in 11 lakes and their inlet rivers in Sulteng. The lake (L) is L. Bolano (Bolanosau), L. Lindu, L. Poso, L. Rano, L. Rano Kodi and L. Rano Bae, L. Sibili, L. Talaga (Dampelas), L. Kalimpa’a (Tambing), L. Tiu and L. Wanga. In addition, we also observed fish in seven lakes between 2012-2019. Fishing uses cast net, seine net, gillnet, and hook and line. Summary and observation result showed that there were 18 families and 27 genera of fish in 11 lake and their inlet rivers in Sulteng. Then there are 15 endemic species in 3 habitats (Lindu, Poso and Tiu), namely Adrianichthys 4 species, Oryzias 6 species, Mugilogobius 2 species and Nomorhamphus 3 species. Introduced fish as many as 23 species, Oreochromis niloticus the most found (8 lakes). Lake Poso (30 species) has the most fish species. Utilization of fish in 11 lake as consumption fish and ornamental fish. Especially for endemic fish, in situ (habitat) and / or ex situ (aquaculture) conservation needs to be carried out in order to remain sustainable. Through aquaculture, the breeding of endemic species that have the potential as ornamental fish and/or consumption can be avoided from exploitation (overfishing) in nature.
Akumulasi cemaran mikroplastik di Teluk Palu berpotensi masuk ke rantai makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsentrasi dan identifikasi mikroplastik di permukaan air, kolom air dan sedimen di pesisir Teluk Palu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2022. Pengambilan sampel mikroplastik dilakukan pada 5 titik pengambilan sampel dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Sampel mikroplastik yang dianalisis menggunakan metode perendaman dengan larutan KOH 10% dan H2O2 30% selama 4 hingga 10 hari dan untuk memastikan bahwa objek yang dianalisa adalah mikroplastik dilakukan metode Hot Needle Test. Mikroplastik jenis serpihan yang paling tinggi ditemukan. Titik pengamatan station 3, Lere, kepadatan mikroplastik tertinggi yaitu: permukaan air 11.29 partikel/l; kolom air 1.14 partikel/l; dan sedimen 62.08 partikel/kg. Penelitian ini menunjukkan bahwa input dari Sungai Palu sangat mempengaruhi kepadatan mikroplastik di Teluk Palu.Kata Kunci: mikroplastik, kolom air, permukaan, polusi, sedimen, Teluk Palu
ABSTRAKMinyak ikan sardine mengandung asam lemak esensial Omega-3 khususnya asam lemak rantai panjang EPA (Eikosapentanoat Acid) dan DHA (Dokosaheksaenoat Acid)yang memiliki peranan penting bagi kesehatan manusia. Selain asam lemak omega-3 terdapat juga squalen diperoleh dari minyak hati ikan cucut yang memiliki manfaat cukup besar terhadap kesehatan manusia seperti anti kangker, diabetes dan ketahanan tubuh. Kombinasi minyak ikan sardine yang kaya akan omega-3 dan minyak cucut kaya squalenmenjadi produk komersil emulsi masih kurang dilakukan penelitian. Penelitian ini berutujuan membuat formulasi emulsi minyak ikan kaya omega-3 dan squalene dengan perlakukan konsentrasi emulsifier guar gum. Berdasarkan parameter uji kestabilan dan ukuran droplet/globula produk emulsi terbaik dihasilkan pada formula dengan konsentrasi guar gum 1,1%. Baken et al. (2014) menjelaskan bahwa asam lemak omega-3 dibutuhkan untuk perkembangan otak, retina mata, peningkatan kekebalan dan pencegahan penyakit degenaratif, membantu dalam pengembangan kejiwaan, pertumbuhan, perkembangan dan perilaku serta pertumbuhan anak-anak usia dini, terutama bagi anak-anak penderita autism spectrum disorders dan dapat mencegah resiko retinopati pada balita lahir prematur. Selain asam lemak omega-3 yang di peroleh dari minyak ikan, terdapat juga kandungan squalen yang sangat penting bagi tubuh manusia yaitu dapat mencegah penyakit degenerative, penyakit liver, kencing manis dan penguat stamina tubuh (Kelly 1999).Produksi asam lemak omega-3 umumnya diperoleh dari minyak ikan sardine sedangkan --
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.