Penggunaan karbon aktif sebagai katalis mempunyai keuntungan diantaranya dapat menghilangkan bau, penyerapan warna, zat purifikasi, sebagai adsorben, berpori, dan daya ikatnya kuat terhadap zat yang hendak dipisahkan secara fisik atau kimiawi. Tujuan penelitian mengomparasikan emisi gas buang sepeda motor setelah dan sebelum terpasang adsorben pada knalpot dan menganalisis pengaruhnya terhadap putaran mesin CO, HC, dan CO2. Metode menggunakan eksperimen laboratorium dengan massa karbon aktif untuk mendapatkan data. Variabel bebas penelitian ini massa karbon aktif dan putaran mesin dan variabel terikatnya emisi CO, HC, dan CO2. Selanjutnya data hasil penelitian tersaji dalam dalam bentuk grafik dan menganalisisnya dengan menggunakan two way anova. Hasil menunjukkan penurunan CO sebesar 12,06%, HC 17,58%, dan CO2 8,14% pada penggunaan adsorben karbon aktif 200 gram.
Pada proses pembakaran motor bensin 4 (empat) langkah terdapat proses kimia yang terjadi secara cepat dan singkat antara bahan bakar, udara, serta pemantik dalam ruang bakar. Ada dua kemungkinan yang terjadi pada proses pembakaran yaitu proses pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna merupakan terjadinya bahan bakar yang tidak terbakar pada saat proses pembakaran. Penelitian ini bertujuan menyempurnakan pembakaran dengan metode menambahkan busi dalam satu silinder dengan waktu pengapian yang berbeda. Penambahan jumlah busi diharapkan dapat meningkatkan kinerja mesin daya, torsi dan Bmep. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sepeda motor 4 langkah 124,8 CC serta putaran mesin antara 1250 – 5000rpm. Pengujian dilakukan menggunakan dyno test dan dianalisa menggunakan metode eksperimental. Dari hasil pengujian menggunakan dyno test menunjukkan bahwa pada penggunaan satu busi menghasilkan daya maksimal sebesar 8,68 HP pada putaran 5000 rpm. Torsi pada pengujian satu busi menghasilkan torsi maksimum sebesar 5,60 Nm pada putaran 4000 rpm dan Bmep sebesar 1298,44 KPa pada putaran 4000 rpm. Pada penggunaan dua busi menghasilkan daya maksimal sebesar 8,94 HP pada putaran 5000 rpm. Torsi pada pengujian dua busi menghasilkan torsi maksimum sebesar 5,88 Nm pada putaran 4000 rpm dan Bmep sebesar 1363,02 KPa pada putaran 4000 rpm.
Salah satu penyebab peningkatan emisi gas buang kendaraan bermotor akibat tidak sesuainya komposisi kimia bahan bakar, Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan senyawa kimia yang beracun atau toksisitas. Senyawa kimia dari pembakaran tersebut berupa karbon dioksida (CO2), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat emisi gas buang karbon dikosida (CO2) dan Hidrokarbon (HC) terhadap variasi campuran nilai oktan bahan bakar pada mesin bensin. Penelitian ini menggunakan mesin motor Vario 125 cc. Variabel bebas pada penelitian ini meliputi variasi campuran bahan bakar bensin dengan nilai oktan yang berbeda. Variasi campuran tersebut yakni ( 30% RON 90 : 70% RON 92), (70% RON 90 : 30% RON 92), ( 70% RON 92 : 30% RON 88), (70% RON 88 : 30% RON 92), ( 70% RON 88 : 30% RON 90) serta putaran mesin yakni pada putaran 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, 3500 rpm, 4000 rpm, 4500 rpm, 5000 rpm, 5500 rpm, 6000 rpm dan 6500 rpm . Variabel terikat pada penelitian ini meliputi gas CO2 dan HC yang terkandung pada emisi gas buang.Hasil dari penelitian menunjukkan variasi nilai oktan bahan bakar ( 30% RON 90 : 70% RON 92) menghasilkan emisi gas buang paling rendah yaitu gas HC sebesar 83,6 ppm dan gas CO2 sebesar 4,38%.
Pada saat ini banyak komunitas otomotif menggunakan sepeda motor sebagai kompetisi dan banyak orang berlomba-lomba untuk meningkatkan performa mesin, menanggapi hal tersebut sangat menarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pencampuran premium dengan etanol. Tujuan dari penelitian ini adalah pencampuran etanol 96% dengan premium diharapkan dapat meningkatkan kinerja mesin. Etanol memiliki fungsi sebagai octane booster, jadi etanol mampu meningkatkan oktan dari premium itu sendiri. Bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi dibutuhkan untuk mengimbangi tekanan kompresi yang tinggi pula. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan menggunakan sepeda motor 115 cc. Pengujian daya dan torsi menggunakan alat dynamometer. Semua data didapat dari pengamatan langsung dilapangan, selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian dijelaskan menjadi kalimat yang mudah dibaca, mudah dimengerti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan daya, torsi dan BMEP jika dicampurkan dengan etanol 96%. Daya dan torsi tertinggi dihasilkan pada bahan bakar campuran E25% sebesar 6,27 HP dan torsi tertinggi sebesar 5,26 Nm. BMEP tertinggi dihasilkan pada bahan bakar campuran E25% sebesar 11,99 Psi. At this time many automotive communities use motorcycles as a competition and many people are competing to improve engine performance, responding to this it is very interesting to do more depth research on blending premium with ethanol. The purpose of this research is mixing 96% ethanol with premium is expected to improve engine performance. Ethanol has a function as an octane booster, so ethanol is able to increase the octane of the premium itself. Fuel with a high octane rating is needed to compensate for the high compression pressure. This study uses an experimental method using a 115 cc motorcycle. Testing power and torque using a dynamometer. All data obtained from direct observations in the field, then displayed in the form of tables and graphs which are then explained into sentences that are easy to read, easy to understand and then draw conclusions. The results showed that there was a change in power, torque and BMEP when mixed with 96% ethanol. The highest power and torque is produced on the E25% mixed fuel of 6.27 HP and the highest torque of 5.26 Nm. The highest BMEP is produced in the E25% fuel mixture of 11.99 Psi.
Mitra kami adalah peternak ayam jawa atau biasa disebut masyarakat ayam pejantan atau ayam jawa. Jumlah ayam yang diternak sekitar 3000 sd 4000 ekor. Mitra mempunyai masalah serius tentang air untuk kebutuhan ayam, terutama air untuk minum dan untuk mencuci wadah air minum dan wadah makanan. Kebutuhan air untuk ayam minimum sekitar 60 cc/hari. Air di ambil dari rumah dan dibawa dengan jerigen pakai gerobak sehingga kebutuhan air tidak terpenuhi. Solusi masalah kekurangan air dari peternak ayam ini adalah dengan memasang pipa untuk menyalurkan air dari rumah terdekat ke kandang. Jarak rumah terdekat dengan kandang sekitar 200 m. Penyelesaiannya adalah menyiapkan air sesuai kebutuhan dengan cara memasang pipa air dari rumah ke kendang. Pertama menghitung kebutuhan air yang sebenarnya untuk ayam, kemudian membuat denah saluran air, mengajukan ijin pemasangan pipa, memasang saluran air dan kelengkapannya. Dengan terpenuhi kebutuhan air untuk ayam maka jumlah ayam yang mati berkurang dan peternak ayam tidak mengalami kerugian yang banyak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.