Latar Belakang: Latar Belakang: Energi yang adekuat pada saat sarapan pagi diperlukan untuk menunjang aktivitas belajar khusunya bagi anak sekolah. Energi diperoleh dari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh masing-masing anak. Anak yang seringkali melewatkan sarapan sangat tidak dianjurkan. Melewatkan sarapan membuat anak tidak berenergi karena perut kosong sehingga anak menjadi susah untuk memfokuskan pikiran di sekolah. Hal tersebut sangat tidak mendukung dalam peningkatan prestasi belajar. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adakah hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 01 Rajabasa di Bandar Lampung. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil Penelitian: Dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden, responden dengan sarapan pagi tidak rutin didapatkan 12 siswa, dimana 8 siswa (66,7%) prestasi belajar dibawah rata-rata dan 4 (33,3%) siswa prestasi belajar diatas rata-rata. Kemudian, responden yang sarapan pagi rutin didapatkan 48 siswa, dimana 6 siswa (12,5%) prestasi belajar dibawah rata-rata, dan 42 siswa (76,0%) prestasi belajar diatas rata-rata. Berdasarkan hasil uji fisher exact test hasil penelitian menunjukkan nilai p value sebesar 0,000 (≤0,05) yang berarti bahwa sarapan pagi dengan rutin mendukung dalam peningkatan prestasi belajar siswa OR = 14. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa-siswi SDN 01 Rajabasa Bandar Lampung. Kata Kunci : Prestasi belajar, Sarapan pagi
regresi logistik, tidak ada pengaruh penggunaan KB hormonal (p=0,406). Ada pengaruh lama pemakaian KB hormonal terhadap kejadian kanker payudara (p=0,00,). Kesimpulan, lama penggunaan kontrasepsi hormonal diindikasikan meningkatkan risiko kanker payudara, sehingga untuk pencegahan kanker payudara, perlu dilakukan diskusi dan analisis risikomanfaat secara individual bagi pengguna kontrasepsi hormonal. This open access article is under the CC-BY-SA license.
Breast cancer is declared as the top five cancer killer in the world (WHO, 2020). In Indonesia, breast cancer is the number one killer cancer in women with a death rate of 11% of 22,692 people. Meanwhile, the incidence is the second largest after other cancers with 16.7% with 58,256 new cases from a total of 348,809 cancer cases. Age, socioeconomic status and education are factors that influence the incidence and prognosis of breast cancer sufferers. This study aims to determine the survival life of breast cancer patients based on age, education and economic status in Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2015-2020. This study used an analytic observational study design and a retrospective design. Survival life analysis used the Kaplan-Meier method. Of the 72 breast cancer patients diagnosed in 2015, 48 medical records could be traced. The results obtained, based on the first age, were diagnosed with the lowest survival rate in the <40 years age group and the highest in the> 50 years group with cum survival 0.86. Based on education, the lowest survival life was found in the primary education group with cum survival 0.13 and the highest was found in the higher education group with cum survival 0.82. Based on economic status, the lowest survival life was found in patients with lower class economic status with cum survival 0.40 and the highest was found in patients with upper class economic status with cum survival 0.80. The higher the age at first diagnosed, the higher the education, the higher the economic status, the higher the survival rate. It is advisable for women to increase the level of education and economic status in an effort to improve the quality of life. Keywords : Breast Cancer, Education, Economic Status, Survival Life, Age ABSTRAK Kanker payudara dinyatakan sebagai peringkat lima besar kanker pembunuh di dunia. Di Indonesia kanker payudara menjadi kanker pembunuh nomor satu pada wanita dengan angka kematian sebesar 11% sebanyak 22.692 jiwa. Sementara, insidennya merupakan terbesar kedua setelah kanker lainnya dengan angka 16,7% dengan 58.256 kasus baru dari total 348.809 kasus kanker. Usia, status sosial ekonomi dan pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian dan prognosis penderita kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui survival life penderita kanker payudara berdasarkan usia, pendidikan dan status ekonomi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015-2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dan rancangan retrospektif. Analisis survival life menggunakan metode Kaplan-Meier.Dari 72 penderita kanker payudara yang terdiagnosa tahun 2015, didapat 48 rekam medik yang dapat ditelusuri. Hasil yang didapat, berdasarkan usia pertama terdiagnosa angka ketahanan hidup (survival life) paling rendah pada kelompok usia <40 tahun dan paling tinggi pada kelompok usia >50 tahun dengan cum survival 0,86. Berdasarkan pendidikan, survival life paling rendah ditemukan pada kelompok pendidikan dasar dengan cum survival 0,13 dan paling tinggi ditemukan pada kelompok pendidikan tinggi dengan cum survival 0,82. Berdasarkan status ekonomi, survival life paling rendah ditemukan pada penderita dengan status ekonomi kelas bawah dengan cum survival 0,40 dan paling tinggi ditemukan pada penderita dengan status ekonomi kelas atas dengan cum survival 0,80. Semakin tinggi usia pertama terdiagnosa, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi status ekonomi, angka ketahanan hidup (survival life) semakin tinggi. Disarankan kepada wanita untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan status ekonomi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Kata kunci: kanker payudara, pendidikan, status ekonomi, survival life,usia
Di Indonesia kanker payudara merupakan penyakit dengan persentase kasus baru yang paling tinggi dengan persentase 16.7 % dan kasus kematian dengan persentase 11.0 % menempati posisi pertama pada kasus kematian akibat kanker pada wanita Grading dan kemoterapi merupakan faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup pada penderita kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi kelangsungan hidup (survival life) wanita penderita kanker payudara pada wanita berdasarkan grading dan kemoterapi di RSUD. DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015-2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan retrospektif. Jumlah populasi 72 dan sampel 48. Data dianalisis menggunakan analisis survival metode Kaplan Meier. Grading pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung terbanyak pada grade 3 (54.2%) dan terendah pada grade 1 (8.3%). Penderita kanker yang menjalani kemoterapi (72.9%) dan yang tidak menjalani kemoterapi (27.1). Survival life selama 5 tahun penderita grade 1 adalah 100%, grade 2 adalah 89%, dan grade 3 adalah 20%. Survival life selama 5 tahun kelompok melakukan kemoterapi kelangsungan hidupnya adalah 65%. Berdasarkan grading, survival life selama 5 tahun lebih tinggi pada grade 1 Berdasarkan kemoterapi Survival life selama 5 tahun lebih tinggi pada kelompok yang menjalankan kemoterapi.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Tahun 2018, diperkirakan 627.000 wanita meninggal karena kanker payudara (15% dari semua kematian akibat kanker di kalangan wanita). Prevalensi penyakit ini, di Indonesia tahun 2018 sebanyak 137.514 kasus dengan jumlah kematian 18.279 kasus tiap tahunnya. Parameter dalam menentukan prognosis kanker payudara dapat diketahui melalui survival life kanker payudara yang merupakan perkiraan persentase pasien yang akan bertahan hidup dari kanker mereka untuk jangka waktu tertentu setelah didiagnosis. Untuk menganalisis survival life penderita kanker payudara ditentukan dari profil imunohistokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase survival life penderita kanker payudara wanita berdasarkan profil imunohistokimia di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jenis penelitian retrospektif. Populasi adalah seluruh penderita kanker payudara yang terdiagnosa tahun 2015. Setelah diikuti selama lima tahun (2019), didapat 35 sampel yang memenuhi kriteria. Analisis data menggunakan analisis survival metode Kaplan-Meier. Survival life 5 tahun dengan profil imunohistokimia luminal A: 80%; luminal B: 50%. Survival life 4 tahun HER2-enriched: 37,5%. Untuk triple negative/basal like, survival life 3 tahun sebesar 44%. Survival life tertinggi adalah penderita dengan luminal A, diikuti penderita dengan luminal B, HER2-enriched, triple negative/basal like.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.