Anak usia sekolah membutuhkan konsumsi pangan yang sesuai gizi seimbang. Salah satu kebiasaan anak sekolah yang popular adalah mengonsumsi makanan jajanan. Namun, konsumsi makanan jajanan di sekolah belum mampu memenuhi kecukupan gizi harian pada anak di Indonesia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penyediaan makanan sehat di kantin sekolah. Salah satu upaya awal untuk menumbuhkan kepedulian institusi pendidikan terhadap program kantin sehat adalah program edukasi penyelenggaraan kantin sehat bagi pengelola kantin sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan para pemangku kebijakan sehingga mampu mengubah perilaku pengelola kantin ke arah penyelenggaraan kantin sehat. Sasaran kegiatan meliputi kepala sekolah atau guru dan pengelola kantin sekolah menengah pertama di wilayah Kecamatan Depok, Sleman. Kegiatan pengabdian meliputi: (1) edukasi penyelenggaraan kantin sehat dengan metode ceramah dan tanya jawab kemudian dilanjutkan pendampingan studi lapangan di kantin sekolah; dan (2) pengamatan perubahan perilaku pada penjual kantin. Evaluasi perubahan pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pretest dan postest. Sementara itu, evaluasi perubahan perilaku dilakukan dengan pengamatan penyelenggaraan kantin sehat menggunakan checklist kantin sehat. Berdasarkan kegiatan pengabdian disimpulkan bahwa: (1) edukasi mampu meningkatkan pengetahuan tentang penyelenggaraan kantin sehat bagi pengelola kantin sekolah; dan (2) edukasi dan monitoring belum mengubah perilaku pengelola kantin sekolah. Keberhasilan penyelenggaraan kantin sehat di sekolah membutuhkan edukasi menyeluruh bagi semua warga sekolah serta kegiatan pendampingan dan promosi tentang pentingnya kantin sehat di sekolah.
Background: Childhood obesity is a strong predictor of adult obesity incidence and can increase risk factors for getting chronic diseases. The causes of obesity are multifactor, determined by genetic and food environment changes. Risk factors believed to be the cause of obesity are home food availability status and maternal obesity. Objective: To analyze the risk of home food availability status and maternal obesity to obesity in preschool children aged 3-5 years. Method: This study was a matched case-control study. Case of this study was obese preschool children (Z-score WHZ > 2 SD) and control of this study was non-obese preschool children (Z-score WHZ -2 ≤ SD ≤ 2). Control group was taken by an age and gender matching with the case group. Based on the nutritional status screening result of 53 early childhood education (ECD) schools on 13 sub-districts in Kota Yogyakarta, there were 101 obese children and 101 non-obese children. Those schools were chosen by cluster sampling method and PPS (Probability Proportional to Size). Besides, information about home food availability status and maternal obesity was collected using questionnaire. The data were analyzed using McNemar test and conditional logistic regression. Results: Home food availability status (OR = 1.85; p=0.03; 95% CI=1.08-3.16) and maternal obesity (OR=2.5; p=0.003; 95% CI=1.37-4.55) were the most dominant risk factor related to the incidence of obesity in preschool children aged 3-5 years. Conclusion: Home food availability status and maternal obesity signifi cantly increase the risk for getting obese in preschool children aged 3-5 years.KEYWORDS: home food availability status; maternal obesity; obesity; preschool ABSTRAK Latar belakang: Kota Yogyakarta merupakan salah kota dengan prevalensi kegemukan pada balita cukup tinggi yaitu 8,98%. Kegemukan pada anak prasekolah menjadi prediktor kuat terjadinya obesitas di usia dewasa serta meningkatkan risiko beberapa penyakit degeneratif. Penyebab kegemukan bersifat multifaktor, ditentukan oleh faktor genetik dan perubahan lingkungan makanan. Faktor risiko yang dipercaya menyebabkan kegemukan pada anak adalah status ketersediaan makanan dan status gizi ibu. Tujuan: Menganalisis besar risiko status ketersediaan makanan dan status gizi ibu terhadap kegemukan pada anak prasekolah usia 3-5 tahun. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian matched case control. Kasus adalah anak prasekolah yang gemuk (Z-score >2 SD), kontrol adalah anak prasekolah gizi normal (Z-score -2≤ SD ≤2
Latar belakang: Pekerjaan sektor informal lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan sektor formal, Pemerintah melalui kementerian kesehatan Republik Indonesia mengamanahkan untuk membentuk Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) sebagai tempat untuk pelaksanaan kesehatan kerja bagi masyarakat yang pembinaannya dilakukan oleh Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas), pelaksanaan kesehatan kerja oleh Pos UKK belum optimal dilaksanakan dan belum ada kegiatan rutin dan mandiri oleh Pos UKK. Tujuan: bagaimana kebutuhan pelaksanaan di Pos UKK. Metode: Desain penelitian kualitatif dengan tujuan menggali kebutuhan kegiatan Pos UKK yang dapat dilaksanakan oleh kader kesehatan. Sebanyak 7 orang informan yang terdiri dari Pembina Puskesmas, kader kesehatan, tokoh masyarakat dan anggota Pos UKK. Hasil: Penelitian menunjukan adanya dukungan dari pemerintah melalui adanya kebijakan pembentukan Pos UKK, pendampingan aktif dari Puskesmas. Dukungan dari tokoh masyarakat dengan adanya fasilitasi tempat balai padukuhan sebagai tempat kegiatan, peran kader kesehatan serta pemilik kerja, jam kerja masyarakat menyesuaikan waktu yang ada dimasyarakat, Kegiatan yang dilaksanakan sesuai petunjuk yang pernah diberikan oleh puskesmas, namun peran serta anggota jika tidak ada keluhan sakit tidak hadir dalam kegiatan di Pos UKK. Kesimpulan: Kebutuhan pelaksanaan di Pos UKK adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi permasalahan risiko bahaya pekerjaan serta cara pencegahanya.Kata kunci : keselamatan kerja, sektor informal, Pos UKK
Remaja berusia 13-15 tahun merupakan kelompok penduduk tertinggi di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Namun, kelompok remaja belum memahami pentingnya pemantauan status gizi secara rutin dan berkala. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pelatihan pemantauan status gizi melalui pemberdayaan dan peran aktif kader remaja di sekolah. Tujuan kegiatan pengabdian adalah meningkatkan pengetahuan peserta didik dan mendapatkan kader remaja terlatih yang membantu proses pemantauan status gizi di sekolah sehingga meningkatkan kemandirian sekolah dalam kegiatan pemantauan status gizi di sekolah. Kegiatan pelatihan pemantauan status gizi dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting mengingat adanya pembatasan sosial karena pandemi Covid-19. Sasaran edukasi adalah siswa/i perwakilan dari kelas VII dan VII, SMPN 4 Depok, Sleman. Pemilihan kader remaja dari setiap kelas melalui penunjukkan langsung berdasarkan pertimbangan dari guru. Rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah pemberian materi pelatihan tentang pentingnya pemantauan status gizi remaja dan cara pemantauan status gizi remaja, pretest dan posttest menggunakan games berbasis web (Quizziz), diskusi, serta pembuatan poster/vlog tentang pentingnya pemantauan status gizi oleh peserta. Ada perbedaan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelatihan (p=0,001). Terjadi peningkatan skor pengetahuan paska pelatihan pada semua peserta (rerata skor pretest 4,73±1,47; retata skor posttest 7,53±0,52). Antusiasme peserta juga cukup tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan saat sesi diskusi dan terkumpulnya hasil karya peserta dalam bentuk poster dan vlog . Peningkatan skor pengetahuan secara signifikan menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan telah berhasil mendapatkan kader remaja terlatih yang dapat mendukung kegiatan pemantauan status gizi remaja secara mandiri dan berkelanjutan di sekolah.
Latar Belakang: Remaja putri rentan terhadap berbagai masalah gizi, sementara masalah pada remaja akan berdampak pada siklus kehidupan selanjutnya. Pemanfaatan smartphone perlu dioptimalkan, khususnya dalam hal mencari informasi kesehatan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan aplikasi yang berisikan informasi kesehatan dan dapat mengukur status gizi pengguna. Tujuan: Untuk mengevaluasi kelayakan aplikasi oleh pengguna. Metode: Penelitian ini mengembangkan sebuah aplikasi kesehatan yang berbasis android, yaitu NutriHealth. Selanjutnya dilakukan uji pakar oleh pakar kesehatan dan sistem informasi kesehatan. Hasil uji pakar digunakan untuk memperbaiki aplikasi. Kemudian dilanjutkan dengan uji usability kepada 39 responden siswi SMA untuk menilai kemudahan penggunaan aplikasi NutriHealth. Hasil: Aplikasi menawarkan enam menu utama, yaitu: 1) Informasi bagi Remaja Putri Sehat Bergizi, 2) Cek Status Gizimu, 3) Cek Porsi Makananmu, 4) Riwayat Pengukuran, 5) Saran, dan 6) Tentang Kami. Hasil uji usability menunjukkan bahwa aplikasi mudah digunakan dan dapat diterima dengan baik oleh responden. Dari aspek sistem, 100% responden menyatakan bahwa tampilan antarmuka mudah dikenali. Dari aspek user, lebih dari 90% responden menilai bahwa menu dalam aplikasi mudah dicari, informasi mudah dicari, tulisan mudah dibaca, serta simbol, ikon, dan gambar mudah dipahami. Dari aspek interaksi, sebanyak 92,3% responden menyatakan mudah mengakses informasi yang ditawarkan dan 97,4% menyatakan fungsi di dalam aplikasi sudah sesuai dengan tujuan. Sebagian besar menu pada aplikasi NutriHealth dinilai 4 (bagus) oleh responden. Kesimpulan: Aplikasi NutriHealth dapat diterima dengan baik oleh responden. Adanya aplikasi ini diharapkan mempermudah akses remaja putri untuk mendapatkan informasi gizi dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan status gizi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.