Pendahuluan: Stroke adalah masalah kesehatan global, karena penyebab kematian kedua dan kecacatan utama pada hampir seluruh negara di dunia. Penyakit ini memiliki dampak yang besar terhadap penderita, lingkungan sosial dan beban ekonomi. Sehingga diperlukan penanda spesifik yang berperan dalam menegakkan diagnosis, penentuan faktor risiko, serta tingkat keparahan stroke iskemik. Salah satu penanda yang diteliti adalah kadar NSE serum, yang diperkirakan dapat menggambarkan beratnya kerusakan otak pada pasien stroke.Metode: Penelitian ini menggunakan metode Cross sectional study pada 77 pasien stroke iskemik , dilaksanakan mulai Juli 2016 sampai Agustus 2017, di ruang rawat inap di Bagian Penyakit Saraf RS. DR. M. Djamil Padang. Setiap pasien dilakukan pemeriksaan kadar NSE serum dan penilaian skor mRS pada bulan-1 setelah onset stroke iskemik. Dan dilakukan uji Spearmen untuk menilai korelasi antara dua variabel. Nilai p <0.05 dianggap signifikan secara statistikHasil: Berdasarkan jenis kelamin didapatkan laki-laki 42 orang (54.54%). Median usia 58.21 (16-88). Median kadar NSE 5.94 ( 2.77-36.75) µg/L. Skor mRS onset bulan-1 dengan median 3 (1-6). Terdapat hubungan antara kadar serum NSE dengan fungsi luaran stroke iskemik onset bulan-1 (r = 0.286, p value= 0.012, R2= +8.2%)Diskusi: Terdapat hubungan antara kadar serum NSE dengan fungsi luaran stroke iskemik onset bulan-1.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar serum NSE dengan fungsi luaran stroke iskemik onset bulan-1.
Latar Belakang : Kadar kolesterol total darah yang tinggi berpengaruh terhadap resiko kejadian penyakit jantung koroner yang dapat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyumbatan pembuluh darah otak, jantung dan pembuluh darah tungkai. Pada lansia kadar kolesterol total relatif lebih tinggi dibandingkan pada usia muda, hal ini dikarenakan semakin tua akvititas reseptornya semakin rendah. Sel reseptor ini berfungsi sebagai hemostasis pengaturan peredaran kolesterol didalam darah dan banyak terdapat dalam hati, kelenjar gonad dan kelenjar adrenal. Tujuan penelituian mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada lansia di Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2019. Metode: Penelitian dilaksanakan bulan November 2020 - Januari 2021. Jenis penelitian deskriptif kategorik menggunakan data sekunder rekam medik . Populasi terjangkau adalah pasien lansia yang melakukan cek kolesterol di Poli Lansia Puskesmas Lubuk Buaya . Sampel adalah seluruh pasien lansia yang melakukan cek kolesterol total di Poli lansia Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 96 sampel. Analisa data univariat dengan SPSS 16.0. Hasil: kadar kolesterol total lansia terbanyak adalah tinggi 41 orang (42.7%). Kadar kolesterol total lansia berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah tinggi pada tinggi pada perempuan tinggi 31 orang (48%). Berdasarkan usia kadar kolesterol total lansia terbanyak adalah tinggi pada usia ≥ 60 tahun 39 orang (45%). Berdasarkan pekerjaan kadar kolesterol total lansia terbanyak adalah tinggi sebanyak 35 orang (43%).Dan berdasarkan pendidikan kadar kolesteroltotal lansia terbanyak adalah tinggi pada pendidikan SMP yaitu 11 orang (65%). Kesimpulan: Kadar kolesterol total lansia terbanyak adalah tunggi 41 orqng (42%) pada perempuan 31 orang (48%) usia ≥ 60 tidak bekerja 35 orang (43%) dan pendidikan SMP 11 orang (65%).
Background: Tuberculosis (TB) is the leading cause of death from a single infectious agent (Mycobacterium tuberculosis) and killed nearly 1.5 million people in 2018. TB mostly manifests as a pulmonary disease but can also affect other parts of the body, causing extrapulmonary TB. Approximately 5% of all cases of extrapulmonary TB are tuberculous meningitis (TBM), which is caused by the spread of M. tuberculosis to the meninges and cerebrospinal fluid (CSF). Result: TBM is the most devastating form of TB and causes high rates of morbidity and mortality, with an estimated 50% of patients dying or suffering from neurological sequelae and complications. Meningitis is categorized as a medical emergency because it can cause death due to inflammation that occurs in the brain and spinal cord. Most meningitis patients present with fever, and signs and symptoms of meningeal inflammation include headache, neck stiffness and altered mental status. Disease management has limitations due to the limited availability of available diagnostic approaches. Until now, knowledge about the pathogenesis of TBM has been limited. Conclusion: Further research is urgently needed to improve understanding of disease pathogenesis and diagnostic approaches based on biomarkers of disease. Current knowledge on the pathogenesis of TBM summarize the literature on diagnostic approaches based on biomarkers, which may be useful in the management of TBM.
Latar belakang: Stroke adalah salah satu penyakit di dunia yang menjadi masalah, dikuatkan dengan bukti hari stroke sedunia yang jatuh tanggal 29 Oktober. stroke dibagi menjadi dua tipe utama yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke iskemik diakibatkan oleh penyumbatan pada aliran darah akibat dari trombosis maupun emboli sedangkan tipe kedua yaitu stroke hemoragik diakibatkan oleh pembuluh darah yang pecah dan mengakibatkan perdarahan. TCD merupakan perangkat diagnostik yang dapat digunakan untuk menilai perubahan hemodinamik serebral. Tujuan: Mengetahui hubungan diagnosis stroke iskemik dan stroke hemoragik dengan hasil transcranial doppler di RSUP. Dr. M Djamil Padang. Metode: Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi pada pasien stroke di RSUP. Dr. M Djamil Padang. penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus-November di RSUP. Dr. M Djamil Padang, penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan pendekatan case control, populasi adalah pasien stroke di RSUP. Dr. M Djamil Padang dengan jumlah 99 pasien dengan teknik total sampling analisa data dengan sistem komputerisasi spss versi 25. Hasil:Usia terbanyak adalah >56 tahun sebanyak 41 orang (41,1%), jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki 51 yaitu 10 orang (51,5%), jenis stroke terbanyak adalah stroke iskemik yaitu 57 orang (57,6%), nilai mean velocity MCA terendah adalah 16 dan tertinggi adalah 102 dan tidak terdapat hubungan diagnosis stroke iskemik dan stroke hemoragik dengan hasil transcranial doppler. P Value = 0,588. Kesimpulan: dan tidak terdapat hubungan diagnosis stroke iskemik dan stroke hemoragik dengan hasil transcranial doppler.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.