Latar belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang disebabkan defisiensi atau resistensi insulin, yang ditandai tingginya konsentrasi glukosa dalam darah. Kadar hsCRP dapat digunakan untuk melihat marker inflamasi yang paling sensitif pada diabetesi. Beras merah dan beras hitam diketahui kaya akan antosianin dan serat yang berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi inflamasi.Tujuan: Mengetahui perbedaan pemberian nasi beras merah dan nasi beras hitam terhadap kadar hsCRP pada tikus wistar DM Tipe 2Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post test control group design. Besar sampel penelitian 24 ekor tikus wistar jantan, 6 ekor dikondisikan sehat yaitu kelompok K(-) dan 18 ekor tikus dikondisikan DM dengan injeksi STZ 50 mg/kg BB dan 110 NA mg/kg BB. Kemudian tikus DM dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok K(+), kelompok perlakuan nasi beras merah (P1) dan kelompok perlakuan nasi beras hitam (P2). Intervensi dilakukan selama 28 hari, kadar hsCRP diukur menggunakan metode ELISA. Analisis statistik menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc Duncan.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan kadar hsCRP antar kelompok (p=0,000). Kelompok P1 memiliki kadar hsCRP dengan nilai 18,8±0,50 ng/ml. Kelompok P2 memiliki kadar hsCRP dengan nilai 16,3±0,72 ng/ml.Simpulan: Pemberian nasi beras merah dan nasi beras hitam menunjukkan adanya perbedaan kadar hsCRP secara signifikan. Kadar hsCRP lebih rendah pada kelompok tikus dengan pemberian nasi beras hitam.