2019
DOI: 10.35878/islamicreview.v8i2.174
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Aplikasi Konsep Fiqh Sosial Kh. M.A. Sahal Mahfudh Terhadap Batas Usia Perkawinan Dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Perkawinan

Abstract: The limitation age of marriage in article 7 verse (1) of Law Number 1/1974 on marriage, is considered to cause various problems. The limitation age for marriage of 19 for males and 16 years for females is too early and it is less appropriate with biological, psychological, educational, and economic maturity. Psychologically, marriages under 21 years of age do not yet have maturity. From the aspect of the fulfillment of economic needs, a husband is still not stable to meet family needs.The purpose of this resea… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Paradigma Fiqh sosial mendorong upaya pengejawantahan prinsip sa'adatuddarain untuk mencapai kesejahteraan dan keseimbangan kehidupan manusia, di dunia dan akhirat (Sulikhah, 2017). Fiqh sosial memandang bahwa fiqh perlu dibaca sebagai sarana untuk menyelesaikan permasalahan serta untuk merealisasikan kemaslahatan umum (al-maṣlaḥah al-āmmah) (Hakim, 2019). Kiai Sahal menekankan bahwa Fiqh sosial tidak sekedar sebagai alat untuk melihat setiap peristiwa dari kacamata hitam putih, Tetapi fiqh sosial juga menjadikan fiqh sebagai paradigma pemaknaan sosial (Mahfudh, 2012).…”
Section: Paradigma Fiqh Sosial Kiai Sahalunclassified
“…Paradigma Fiqh sosial mendorong upaya pengejawantahan prinsip sa'adatuddarain untuk mencapai kesejahteraan dan keseimbangan kehidupan manusia, di dunia dan akhirat (Sulikhah, 2017). Fiqh sosial memandang bahwa fiqh perlu dibaca sebagai sarana untuk menyelesaikan permasalahan serta untuk merealisasikan kemaslahatan umum (al-maṣlaḥah al-āmmah) (Hakim, 2019). Kiai Sahal menekankan bahwa Fiqh sosial tidak sekedar sebagai alat untuk melihat setiap peristiwa dari kacamata hitam putih, Tetapi fiqh sosial juga menjadikan fiqh sebagai paradigma pemaknaan sosial (Mahfudh, 2012).…”
Section: Paradigma Fiqh Sosial Kiai Sahalunclassified
“…Kiai Sahal explained the basic foundations of the fiqh sosial methodology: In qauli, the development of fiqh can be realized by contextualizing the kitab kuning/turats or through developing examples of the application of the principles of usul fiqh and qawa'id al-fiqhiyah. Whereas in manhaji, the development of fiqh can be done by developing the masālik al-'illah theory so that the fiqh produced is in accordance with al-maṣlaḥah al-'āmmah (Hakim, 2019).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%