Asupan Makan Dan Profil Lipid Pegawai Dengan Status Gizi Normal Dan Obesitas

Abstract

Obesitas merupakan masalah gizi dan kesehatan kronis karena prevalensinya yang terus meningkat dan menjadi faktor risiko dari penyebab kematian ke-lima di dunia. Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak berlebihan atau abnormal yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu penyebab terjadinya obesitas adalah asupan makan sehari-hari yang berlebihan. Obesitas yang terjadi dalam jangka waktu lama akan berdampak pada perubahan profil lipid seperti kolesterol total, LDL dan HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan makan dan profil lipid pegawai dengan status gizi normal dan obesitas di Politeknik Negeri Jember. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Jember. Sampel penelitian adalah pegawai yang bekerja di Politenik Negeri Jember dan berstatus PNS yang berumur ≥ 30 tahun dan berjumlah 36 orang. Sampel dibagi kedalam dua kelompok yaitu status gizi normal dan obesitas. Teknik sampling dengan purposive sampling. Data asupan makan dikumpulkan dengan metode wawancara dan food recall, status gizi dengan pengukuran antropometri dan data profil lipid dengan pemeriksaan laboratorium. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Independent T-test dan Mann Whitney dengan signifikansi p = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dari asupan karbohidrat (p= 0,203; p>0,05), protein (p= 0,303; p>0,05) dan serat (p= 0,481; p>0,05) pada kedua kelompok responden. Sedangkan, asupan energi (p=0,002; p<0,05) dan lemak (p=0,027; p<0,05) terdapat perbedaan yang signifikan antara responden dengan status gizi normal dan obesitas. Tidak didapatkan perbedaan kadar kolesterol total (p=0,351), LDL (p=0,173) dan HDL (p=0,250) antara kelompok dengan status gizi normal dan obesitas.

Hubungan Asupan Energi, Stres Kerja, Aktifitas Fisik, Dan Durasi Waktu Tidur Dengan Imt Pada Manajer Madya Dinas Pemerintah Kota Surabaya

“…Status gizi kurang maupun status gizi lebih pada kelompok dewasa dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit tertentu serta memengaruhi produktifitas kerja seseorang. Masalah status gizi pada penduduk dewasa (>18 tahun) di Indonesia saat ini didominasi oleh masalah gizi lebih yang terdiri dari overweight dan obesitas 1 . Overweight dan obesitas terjadi akibat keseimbangan energi positif, yaitu energi yang masuk lebih besar daripada energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama 2 .…”

Hubungan Beberapa Faktor Dengan Kejadian Obesitas Remaja Di Palembang

“…Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah yang tidak terbatas. 10 Dalam penelitian ini asupan protein tidak berhubungan dengan kejadian obesitas, sehingga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan ada pengaruh bermakna antara asupan protein lebih dengan obesitas. 11 Asupan protein secara langsung memiliki hubungan dengan obesitas.…”

“…Oleh karena itu, bila seseorang mengkonsumsi banyak protein maka sebagian besar dari jumlah yang berlebihan ini disimpan sebagai lemak. 10 Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi berhubungan dengan kejadian obesitas, sejalan dengan yang menyatakan merupakan makanan siap saji yang mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat. 12 Konsumsi yang tinggi terhadap (makanan siap saji) dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih atau kegemukan karena kandungan dari tersebut 13 dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas terhadap anak-anak yang mengkonsumsi makanan siap saji atau selain itu dapat menyebabkan penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan sebaginya.…”

Untitled

“…Rata-rata masa kerja responden dalam penelitian ini adalah responden dengan masa kerja sedang (6 -10 tahun), yaitu sebanyak 16 orang (21,9%), dan 15 orang (20,5%) dengan masa kerja panjang atau lebih dari sepuluh tahun kerja. Kelompok usia dewasa adalah fase yang harus memperhatikan status gizi kurang ataupun lebih karena dapat memicu munculnya penyakit-penyakit tertentu serta memengaruhi produktifitas kerja seseorang (Suryana & Olivia, 2017 Pada gizi buruk, beban kerja yang berat dapat mengganggu pekerjaan dan menurunkan efisiensi serta daya tahan kerja sehingga rentan terhadap penyakit dan stres. Sebagian besar responden dalam penelitian ini berstatus gizi normal, 48 (65,8%) dan sebanyak 16 kegemukan (21,9%).…”