ABSTRAKHutan tanaman industri yang dibangun pada lahan terdegradasi seperti semak belukar dan padang rumput dapat meningkatkan serapan karbon pada lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai serapan karbon hutan tanaman krasikarpa (Acacia crassicarpa) yang dibangun pada lahan rawa terdegradasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data dari 433 petak ukur permanen yang dibangun pada berbagai tipe lahan basah, diantaranya tipe lahan endapan liat (marine clay), gambut dangkal (peat VI) dan gambut dalam (peat VII). Petak-petak pengukuran ini diukur dari tahun 2005 sampai tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model serapan karbon berbeda pada masing-masing tipe lahan basah, yaitu Y = 34,82/(1+77,71 exp (-1,44 X)) pada tipe lahan endapan liat, Y = 28,05/(1+17,64 exp (-0,96 X)) dan Y = 25,52/(1+ 40,89 exp (-1,47 X)) pada tipe lahan gambut dangkal dan gambut dalam. Berdasarkan model tersebut, serapan karbon maksimum berbeda pada tiap tipe lahan, yaitu sebesar 34,82 ton C/ha pada lahan endapan liat; 28,05 ton C/ha pada gambut dangkal (peat VI) dan 25,52 ton C/ha pada lahan gambut dalam (peat VII). Riap serapan rata-rata maksimum pada lahan endapan liat dan gambut dangkal terjadi pada umur 4,25 tahun sebesar 7,0 dan 5,08 ton C/ha/tahun, tetapi pada tipe lahan gambut dalam terjadi lebih dulu yaitu pada umur 3,75 tahun sebesar 5,89 ton C/ha/tahun. Kata kunci: Acacia crassisarpa, serapan karbon, hutan gambut, lahan rawa terdegradasi, petak ukur permanen
ABSTRACTThe industrial forest plantation developed on degraded wetland such as shrub and grassland areas could improved the carbon sequestration in the lanscapes. This research was aimed to assses the carbon sequestration of Krasikarpa (Acacia crassicarpa A. Cunn ex Benth.) plantation developed on various types of degraded wetland in Ogan Komering Ilir (OKI) district, South Sumatera. The research was conducted by analyzing data from 433 permanent sample plots that constructed on various wetland types consist of marine clay, shallow peat (peat VI), and deep peat (peat VII). The plots have been measured from 2005 to 2014. The result showed that carbon sequestration models are significantly different based on the wetland types, i.e Y = 34,82/(1+77,71 exp (-1,44 X)) on marine clay, Y = 28,05/(1+17,64 exp (-0,96 X)) and Y = 25,52/(1+ 40,89 exp (-1,47 X)) on shallow peat and deep peatland respectively. Based on the model, the maximum carbon sequestration was different on each wetland type, amounted at 34,82 ton C/ha on marine clay; 28,05 ton C/ha on shallow peat (peat VI) and 25,52 ton C/ha on deep peat (peat VII). The maximum mean annual of carbon sequestration on marine clay and peat VI occured in the age of 4,25 year, amounting of 7,0 and 5,08 ton C/ha/year but on peat VII occured earlier i.e at the age of three year amounted at 5,89 ton C/ha/year.