Abstrak
Program Indonesia Sehat merupakan program utama Pembangunan Kesehatan yang direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) menjadi salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Untuk mendukung pelaksanaan pendekatan keluarga tersebut perlu adanya penguatan puskesmas sebagai salah satu ujung tombaknya. Penguatan tersebut antara lain dilakukan melalui pemenuhan sumber daya puskesmas, yakni sumber daya manusia (SDM), prasarana dan sarana/alat. Tujuan dari analisis ini adalah mengetahui ketersediaan SDM dan prasarana-sarana puskesmas dalam menjalankan PIS-PK. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tenaga pendukung kegiatan pengumpulan data PIS-PK di puskesmas seluruh Indonesia yang mengikuti pelatihan PIS-PK paling banyak adalah tenaga bidan (29,8%), sedangkan petugas yang paling banyak melakukan pengumpulan data keluarga sehat adalah petugas puskesmas (94,5%). Prasarana yang mendukung kegiatan PIS-PK di puskesmas menunjukkan bahwa hampir semua puskesmas dalam melakukan pendataan menggunakan formulir Prokesga sebanyak 97,8 persen. Keberadaan sinyal telepon selular di puskesmas sebanyak 85,5 persen dan keberadaan sinyal internet sebanyak 73,2 persen. Baru separuh puskesmas memiliki Pinkesga sebanyak 58,5 persen, stetoskop dan alat ukur tekanan darah air raksa, hampir semua puskesmas memiliki alat tersebut. Alat ukur tekanan darah digital hanya 71,4 persen.
Kata kunci: PIS-PK, Keluarga Sehat, Puskesmas
Abstract
The Healthy Indonesia Program (Program Indonesia Sehat) is the main health development program planned to achieve through the Ministry of Health's Strategic Plan for 2015-2019. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) is one of the ways the primary health care (PHC) can increase the reach of targets and bring closer / increase access to health services in their working areas by visiting families. To support the implementation of the family approach it is necessary to strengthen the PHC’s as one of the spearheads. Such reinforcement, among others, is done through the fulfillment of PHC’s resources, including human resources, infrastructure and tools. The purpose of this study is to find out about the readiness of Human Resources and Infrastructure Facilities of PHC in running PIS-PK. The results of this study indicate that for workers who support the PIS-PK data collection activities in health centers throughout Indonesia, the highest number of midwives is 29.8 percent who attend the PIS-PK training and the most 94.5 percent. Whereas for infrastructure that supports PIS-PK activities at the PHC, it shows that almost all PHC in carrying out the data collection used the Prokesga form as much as 97.8 percent. The presence of mobile cellular signals in PHC is 85.5 percent and the presence of internet signals is 73.2 percent. Whereas for the availability of Pinkesga, only half of the PHC have Pinkesga as much as 58.5 percent, while for stethoscopes and mercury blood pressure measuring devices, almost all PHC have these devices, for digital blood pressure measuring devices only 71.4 percent
Keywords: PIS-PK, Health Family, primary health care (PHC)