Latar belakang: Kecelakaan yang dialami oleh angkutan umum lebih banyak terjadi akibat ulah dari pengemudi angkutan tersebut yang tidak menerapkan K3, terbiasa mengemudikan kendaraannya secara “ugal-ugalan” dan tidak mematuhi rambu lalu lintas yang ada serta menyetir kendaraan sambil menelepon.
Tujuan: untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, efek lingkungan, dan perilaku aggressive driving pengemudi angkutan Kota terhadap penerapan K3.
Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel adalah seluruh pengemudi angkutan Kota sebanyak 127 pengemudi. Teknik pengembilan sampel menggunakan total sampel (exhaustive sampling) serta analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa usia (p=0,413), efek/ kondisi lingkungan (p=0,161) tidak berpengaruh terhadap penerapan K3. Pendidikan (p=0,000), status perkawinan (p=0,001), lama kerja (p= 0,012), perilaku aggressive driving (p=0,003) berpengaruh terhadap penerapan K3. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah status perkawinan (Exp. (B)=21,254).
Kesimpulan: penerapan K3 oleh pengemudi dalam berkendaraan sangat dipengaruhi faktor pendidikan, status perkawinan, lama kerja, dan perilaku aggressive pengemudi. Diharapkan agar pemerintah khususnya Dinas Perhubungan memfasilitasi sopir angkutan untuk meningkatkan pengetahuan tentang K3 (safety driver).