“…Jumlah jam tatap muka yang terbatas, penyampaian guru/dosen yang mungkin dianggap kurang memuaskan atau membosankan, dan rasa ingin tahu yang besar terhadap Islam, membuat mereka mencoba mencari sendiri, atau bersamasama sebaya, buku-buku, majalah-majalah, atau buletin-buletin keislaman, atau mengikuti kegiatan, organisasi atau gerakan yang mereka anggap mampu menyediakan pengetahuan keislaman bagi mereka. 5 Rasa ingin tahu yang besar ini kadang membuat mereka membaca apa saja tentang Islam, atau mengikuti kegiatan, organisasi dan gerakan apa saja yang mereka inginkan. Namun, banyak juga yang membaca literatur atau mengikuti kegiatan, organisasi, atau gerakan karena saran atau diajak kawan, guru, dosen, ustadz, atau murabbi tanpa menyadari atau tidak menganggap penting ideologi yang ada di balik literatur, kegiatan, organisasi, atau gerakan itu.…”