Penelitian ini dilakukan untuk menjaga eksistensi pelaku UMKM di tengah perkembangan digitalisasi dan pandemi Covid-19 dengan menerapkan inovasi sektor publik dalam pemberdayaan UMKM. Tujuannya adalah mendeskripsikan dan menganalisis inovasi penerapan aplikasi Bebaya yang efektif oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda, serta mengidentifikasi faktor penghambat inovasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi aplikasi Bebaya telah sesuai dengan karakteristik inovasi, namun terdapat faktor penghambat seperti kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam pengembangan inovasi, kurangnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat, ketidaktepatan sosialisasi dan promosi, penurunan transaksi akibat distribusi produk inovatif yang tidak konsisten, serta belum mencakup seluruh lapisan masyarakat. Implikasi penelitian ini adalah perlunya peningkatan koordinasi dan komunikasi, peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat, sosialisasi dan promosi yang lebih tepat, serta distribusi produk inovatif yang konsisten untuk mendukung pemberdayaan UMKM. Dengan mengatasi faktor penghambat ini, inovasi aplikasi Bebaya dapat lebih efektif dalam menjaga eksistensi pelaku UMKM di era digitalisasi dan pandemi Covid-19.