2020
DOI: 10.14710/jnc.v9i1.24914
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakteristik Ibu Dan Status Gizi Balita Menurut Bb/U Di Desa Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2019

Abstract: Latar Belakang : Balita BGM merupakan indikator awal terjadinya gizi kurang. Ibu berperan penting dalam tumbuh kembang balita. Prevalensi BGM/D di Kecamatan Gubug meningkat sebesar 0,52% dari tahun 2017 ke tahun 2018. Desa Tambakan memiliki prevalensi BGM/D terbesar. Faktor tidak langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita yaitu umur ibu saat hamil, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, pengetahuan ibu, dan riwayat sakit ibu saat hamil.Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan st… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(6 citation statements)
references
References 3 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Rendahnya tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi pada balita akan memengaruhi perilaku ibu dalam mempraktikkan informasi tentang kebutuhan nutirsi yang dibutuhkan oleh balita ketika memilih dan mempersiapkan menu makanan setiap harinya. Hal ini menjadi salah satu penyebab gangguan gizi (Rahma et al, 2020).…”
Section: Analisis Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Tinggi Badan Anakunclassified
“…Rendahnya tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi pada balita akan memengaruhi perilaku ibu dalam mempraktikkan informasi tentang kebutuhan nutirsi yang dibutuhkan oleh balita ketika memilih dan mempersiapkan menu makanan setiap harinya. Hal ini menjadi salah satu penyebab gangguan gizi (Rahma et al, 2020).…”
Section: Analisis Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Tinggi Badan Anakunclassified
“…Penelitian sebelumnya di Grobokan Jawa Tengah menunjukkan bahwa ada hubungan karakteristik ibu yaitu pendidikan dengan status gizi kurang dan buruk (7). Penelitian lainnya juga menunjukkan hubungan karakteristik ibu dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Lhokseumawe (8).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tingkat pendidikan ibu (67,3%) di antaranya berpendidikan tinggi dan (32,7%) di bawah SMA. Usia ayah paling banyak adalah 30-55 tahun (70%) dengan rerata usia (±standar deviasi) yaitu 34,08 (7,35). Pekerjaan ayah yang dominan adalah bekerja sebagai buruh/supir (65,3%), sedangkan pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga.…”
Section: Hasil Karakteristik Anak Dan Keluarga Pada Anak Usia 6-24 Bulanunclassified
“…Faktor ibu dapat memiliki peran terhadap kejadian stunting karena usia ibu dapat menjadi faktor risiko stunting, ibu yang memiliki usia di bawah 20 dan di atas 35 empat kali lebih mungkin memiliki anak yang stunting daripada usia 20-35 atau usia ideal [11]. Selain faktor usia faktor ibu lain yang mungkin dapat berperan terhadap status gizi balita terutama pada pertumbuhan dalah pendidikan dan pekerjaan, hal ini didukung dengan penelitian yang mendapatkan hasil bahwa status gizi balita dipengaruhi oleh pendidikan dan dipengaruhi juga oleh usia ibu [12]. Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap status gizi karena Intan Rismatul Azizah / The Role of Age, Education and Work of Mothers in The Incidence of Stunting for Toddlers Aged 24 -59 Months dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi, hal inilah yang menjadikan tingkat pendidikan ibu juga berpengaruh pada status gizi dalam keluarga terutama status gizi anak [13].…”
Section: Pendahuluanunclassified