“…Perubahan-perubahan tersebut telah banyak menciptakan kemajuan baik dalam pesantren, sekolah ataupun madrasah. Namun berdasarkan beberapa referensi dan juga realitas di lapangan nampaknya masih banyak juga terdapat problematika yang dihadapi oleh lembaga-lembaga tersebut, baik problem dalam input, proses ataupun Menurut Garvin sebagaimana dikutip Said (2018), ada lima macam perspektif mutu yaitu : transcendental approach, dimana kualitas dapat dirasakan, diketahui, tapi sulit didefinisikan, product based approach, suatu kualitas merupakan atribut atau spesifikasi secara kuantitatif yang dapat diukur, use based approach, sebuah kualitas tergantung pada orang yang memandangnya sehingga pelayanan yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan pelayanan yang paling tinggi sehingga pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula sehinnga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan, manufacturing based approach, ialah menentukan kualitas yang sudah distandarkan, value based approach, ialah memandang kualitas dari segi nilai dan kemanfaatannya yang paling bermakna dari pelanggan (Amir, 2019). Produk guru adalah prestasi para siswa-siswa dan lulusan lulusannya dari suatu sekolah, lulusan tersebut harus mampu bersaing dalam duniaakademisi dan dunia kerja yang tidak lain berfokus pada mutu, setiap orang dalam sistem sekolah mesti mengakui bahwa output lembaga pendidikan adalah kostumer.…”