2016
DOI: 10.29244/avi.4.1.35-41
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Motilitas dan Abnormalitas Spermatozoa Ayam Kampung dengan Pengencer Ringer Laktat-Putih Telur dan Lama Simpan pada Suhu 5 C selama 48 Jam

Abstract: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara rasio pengencer ringer laktat-putih telur dan penyimpanan selama 48 jam pada suhu 5 C terhadap motilitas dan abnormalitas spermatozoa ayam kampung. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 6 x 5 dengan faktor R yaitu rasio pengencer ringer laktat dengan putih telur (r0=kontrol, r1=ringer laktat, r2=ringer laktat 75% + putih telur 25%, r3=ringer laktat 50% + putih telur 50%, r4=ringer laktat 25% + putih telur 75%, … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
1
4

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
1
4
Order By: Relevance
“…The average motility that was observed at 0-hour storage was 83.89-86.25%, almost the same as previously obtained in Sentul crossbreed rooster spermatozoa, which was 81.67% using lactated ringer egg yolk glucose extender at 0-hour storage (Khaeruddin, Arifiantini, Sumantri & Darwati, 2016). The motility average at 24-hour storage was 76.67-79.44% also higher than the previous report of 67.08% (Khaeruddin, Arifiantini, Sumantri & Darwati, 2016), 38 % using ringer's extender (Danang, Isnaini & Trisunuwati, 2012) and between 50 to 60 % using lactated ringer with egg albumin (Nugroho & Saleh, 2016).…”
Section: Results Findings and Discussioncontrasting
confidence: 57%
“…The average motility that was observed at 0-hour storage was 83.89-86.25%, almost the same as previously obtained in Sentul crossbreed rooster spermatozoa, which was 81.67% using lactated ringer egg yolk glucose extender at 0-hour storage (Khaeruddin, Arifiantini, Sumantri & Darwati, 2016). The motility average at 24-hour storage was 76.67-79.44% also higher than the previous report of 67.08% (Khaeruddin, Arifiantini, Sumantri & Darwati, 2016), 38 % using ringer's extender (Danang, Isnaini & Trisunuwati, 2012) and between 50 to 60 % using lactated ringer with egg albumin (Nugroho & Saleh, 2016).…”
Section: Results Findings and Discussioncontrasting
confidence: 57%
“…Dan lebih rendah juga dibandingkan dengan ayam lokal lainnya seperti ayam sentul sebesar 88.05 ± 2.07% (Saleh dkk. 2017), ayam kampung sebesar 82.5% (Nugroho dan Saleh, 2016), dan 77.57 ± 3.67% (Lubis, 2011) . Ayam Bangkok sebesar 78.9 ± 1.925 % (Hijriyanto, dkk.…”
Section: Analisis Statistikunclassified
“…Berdasarkan pada Tabel 2, diperoleh hasil bau semen ayam kampung tidak ada b P≥ 5 R didapat pada bau semen ayam kampung tiap individu adalah bau khas spermin dan memperoleh nilai breeding value yang sama yakni 1. Bau spermin dari tiap pejantan sesuai dengan hasil penelitian Nugroho et al (2016) menyatakan bahwa bau semen ayam kampung yang normal adalah bau khas. Lebih lanjut Octa et al (2014) bahwa semen ayam yang baik memiliki bau khas.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Evaluasi Semen Segar Ayam Kampungunclassified
“…Semakin banyak volume semen yang dihasilkan dalam sekali ejakulat dapat digunakan dalam beberapa proses IB di bandingkan dengan volume semen yang rendah. Menurut Nugroho et al (2016) bahwa perkawinan insemiansi buatan umumnya membutuhkan volume sebanyak 0,1 ml. Namun, ayam 5 memiliki konsistensi yang encer sehingga menyebabkan penilaian secara keseluruhan menjadikan tidak lebih unggul dibandingkan dengan individua ayam yang lainnya.…”
Section: Penilaian Total Kualitas Spermatozoa Dengan Breeding Valueunclassified