2017
DOI: 10.22515/attarbawi.v2i2.978
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemikiran Ahmad Tafsir tentang Manajemen Pembentuk Insan Kamil

Abstract: This article discusses Ahmad Tafsir's thought about the management of forming Insan Kamil, through a study of literature focused on the criteria of human kamil, its characteristics and its relation to the objectives of Islamic education. It is known that the general purpose of Islamic education is to strive for the development of human potential to achieve the perfection of insan kamil, people of faith, piety, and obedient worship to Allah SWT. The perfect Muslim is the man who has smart and intelligent mind, … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Disebabkan akal secara lahiriah dapat dilaksanakan pelatiham mampu berpikir logis sehingga ada pemikiran yang logis tatkala manusia mendapatkan ancaman masalah kehidupan; (3) hati; hati juga harus dilatih, Namun demikian, realitas telah terjadi kekurang seimbangan di antara ketiga "antena" itu. Fenomena sains dan filsafat yang tinggi, akan tetapi proses pengetahuan tentang alam gaib seringkali rendah pengetahuan berakibat kurangnya timbal balik secara baik (Rusdiana, 2017). Pemikiran Ahmad Tafsir tentang "pendidikan Islam sebagai cara pembiasaan pembentukan sifat manusia dengan insan kamil" mengandung arti mengenai konsep mulia kepemilikian insan kamil sangat relevan dengan tujuan pendidikan nasional, sekaligus tujuan pendidikan Islam adanya pencapaian manusia atau para siswa cerdas, beriman dan bertakwa dalam keseharian.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Disebabkan akal secara lahiriah dapat dilaksanakan pelatiham mampu berpikir logis sehingga ada pemikiran yang logis tatkala manusia mendapatkan ancaman masalah kehidupan; (3) hati; hati juga harus dilatih, Namun demikian, realitas telah terjadi kekurang seimbangan di antara ketiga "antena" itu. Fenomena sains dan filsafat yang tinggi, akan tetapi proses pengetahuan tentang alam gaib seringkali rendah pengetahuan berakibat kurangnya timbal balik secara baik (Rusdiana, 2017). Pemikiran Ahmad Tafsir tentang "pendidikan Islam sebagai cara pembiasaan pembentukan sifat manusia dengan insan kamil" mengandung arti mengenai konsep mulia kepemilikian insan kamil sangat relevan dengan tujuan pendidikan nasional, sekaligus tujuan pendidikan Islam adanya pencapaian manusia atau para siswa cerdas, beriman dan bertakwa dalam keseharian.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…(2) lebih memperhatikan mutu pendidikan sekolah Islam, karena mutu sekolah itu menentukan mutu umat Islam dan negara Indonesia. (3) etos ekonomi hendaknya diubah, keuntungan jangan seluruhnya diberikan kepada orang lain, umat Islam masih membutuhkan pendidikan (Rusdiana, 2017). Akan tetapi, masih banyak permasalahan pendidikan Islam yang belum tuntas penyebabnya.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Ciri dari insanul kampi adalah dalam beribadah motifnya semata-mata karena Allah, melakukan amal ibdah berdasarkan ilmu dan selalu menyertakan Allah dalam meneyelesaikan berbagai persoalan. 102 Pendapat lain menjelaskan, mental yang sehat ditandai dengan adanya rasa cinta, cinta terhadap Sang Khalik, cinta terhadap disi sendiri dan cinta terhadap sesama. Cinta terhadap Sang Khalik akan melahirkan ketaan dan kepatuhan terhadap perintah-Nya, cinta terhadap diri sendiri akan melahirkan sikap tanggung jawab, syukur dan dan selalu berusaha untuk mengembangkan segala potensi yang dilikilinya.…”
Section: Keperibadian Narsistik Dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mentalunclassified
“…Furthermore, insan kamil is a concept of a complete, whole, and perfect human being between body and soul, an equilibrium and connection between material and immaterial ( Mahmud, 2014 ; Rusdiana, 2017 ). Material is related to the five senses (vision, hearing, smell, taste and touch).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%