“…Kondisi berbeda ditunjukkan pada perlakuan kontrol, yaitu uredospora berkecambah membentuk hifa-hifa jamur yang normal. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan aktif dalam minyak atau ekstrak yang digunakan bersifat fungisidal, seperti terpinen dan eugenol pada cengkeh (Pereira et al, 2012), azadirachtin, meliantriol, dan salanin pada nimba (Moslem & El-Kholie, 2009), geraniol, sitral, nerol, metal heptenon, dan diptena pada serai wangi (Nakahara, Alzoreky, Yoshihashi, Nguyen, & Trakoontivakorn, 2003), serta α-elaeostearic acid pada kemiri sunan (Soesanthy & Samsudin, 2014 Hasil pengamatan pengaruh minyak dan ekstrak tanaman terhadap persentase serangan H. vastratrix in vitro masih cukup tinggi dibandingkan dengan perlakuan fungisida kimia, yaitu 33,3%-66,7%, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Intensitas serangan H. vastatrix pada perlakuan minyak cengkeh, nimba, dan ekstrak babadotan cukup rendah, yaitu masing-masing 11,1%; 22,2%; dan 23,3%, sedangkan pada perlakuan minyak dan ekstrak yang lain, seperti minyak kemiri sunan, serai wangi, ekstrak mahoni, dan asap cair mencapai 28,3%-40,3%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengunaan fungisida kimia yang hanya sebesar 12,3% (Tabel 1).…”