Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana para perempuan yang sedang menempuh studi doktoral menjalani peran ganda sebagai ibu, istri, dosen sekaligus mahasiswa. Sampel pada penelitian ini adalah para mahasiswi S3 program studi Pendidikan Dasar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pilihan para dosen perempuan untuk melanjutkan studi pada jenjang doktoral bukanlah pilihan mudah. Konstruksi sosial yang terbangun di masyarakat menganggap bahwa meski seorang perempuan memiliki karir di ruang publik, dia tetap tidak bisa lepas dari peran domestik. Sehingga para mahasiswi program doktoral tersebut harus menjalani banyak peran sekaligus. Selain itu, para perempuan yang menempuh studi doktoral tersebut harus menerima sejumlah konsekuensi seperti jauh dari keluarga, mendapat kecaman dari masyarakat sekitar atau rekan kerja, menjalani banyak peran sekaligus, menghemat pengeluaran rumah tangga, dan lain sebagainya. Selain diperlukan affirmative action, diperlukan pula dukungan dari pasangan dan keluarga agar para perempuan tersebut sukses menjalani peran ganda sebagai mahasiswi pada program doktoral.