Daun katuk tidak hanya dimanfaatkan untuk sayuran tetapi juga sebagai bahan baku biofarmaka, sehingga perlu diproduksi secara ramah lingkungan, menggunakan pupuk organik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh komposisi pupuk urea dan kompos kipahit terhadap produksi dan kualitas berbagai aksesi katuk. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama yaitu sepuluh aksesi katuk (Sarampad, Maleber1, Maleber2, Kadudampit1, Kadudampit2, Gegerbitung, Dramaga, Cinangneng1, Cinangneng2, Katulampa). Faktor kedua adalah enam komposisi pupuk urea dan kompos kipahit, terdiri atas 100% N-urea, 100% N-kipahit, 75% N-urea+25% N-kipahit, 50% N-urea+50% N-kipahit, 25% N-urea+75% N-kipahit, dan tanpa pupuk N. Dosis pupuk N yang digunakan adalah 250 kg N ha-1. Hasil penelitian menunjukkan katuk ‘Kadudampit1’ dan ‘Kadudampit2’ memiliki tinggi tanaman dan luas daun terbesar, ‘Sarampad’ dan ‘Maleber2’ menghasilkan jumlah tunas, panjang tunas total, bobot kering panen, dan kandungan klorofil total paling tinggi. Daun katuk ‘Katulampa’ memiliki kandungan padatan terlarut total (PTT) dan nitrat daun tertinggi. Pemberian berbagai kombinasi urea+kompos kipahit dapat menghasilkan jumlah tunas, panjang tunas total, bobot kering panen, kandungan klorofil total dan PTT setara dengan yang diberi urea, tetapi tinggi tanaman dan jumlah anak daun setara urea hanya terdapat pada tanaman yang diberi 50% N-urea+50% N-kipahit. Penggunaan kompos kipahit dapat menurunkan kandungan nitrat daun dan mengurangi penggunaan urea.
Kata kunci: bobot kering panen, klorofil, nitrat, padatan terlarut total, Sauropus androgynous (L.) Merr