Usaha pertanian yang dijalani kadang mengalami kendala karena pupuk yang digunakan terbilang langka dan mahal di Desa Bonto sehingga perlu penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan limbah ternak sapi terutama feses sapi untuk dijadikan pupuk organik padat yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman perkebunan para petani di Desa Bonto. Kegiatan ini diawali dengan proses identifikasi area sasaran yakni desa Bonto kemudian dilanjutkan dengan observasi dan wawancara langsung dengan warga. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan di Desa Bonto didasarkan pada respons peserta sebagai pelaku pertanian sangat tertarik terhadap materi pelatihan sesuai dengan sasaran dan metode pelatihan. Keberadaan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik yang mampu memberikan stimulus kepada masyakat setempat untuk melakukan pembuatan pupuk organik dari limbah ternak. Adanya kelompok tersebut menambah tingkat pendapatan masyarakat meskipun bukan menjadi pekerjaan tetap melainkan pekerjaan sampingan tetapi memiliki asas manfaat yang sangat besar yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat yang ada di Desa Bonto Kecamatan Sinjai Tengah. Program pengabdian kepada masyarakat dimulai dari survei lokasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari bahan dasar feses sapi. Peserta pelatihan juga memiliki antusiasme yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan tentang teknologi pengolahan feses sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Kata kunci : pupuk organik, feses sapi, pendapatan, masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan suhu dan kelembaban terhadap performa broiler di kandang closed house pada pemeliharaan usia 15-30 hari. Penelitian ini menggunakan 120 ekor broiler strain Cobb 500 berusia 15 hari, yang dipelihara selama 15 hari yang disusun berdasarkan rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor broiler dengan perlakuan suhu dan kelembaban masing-masing 27 0C dan 88 %, 28 0C dan 87 % dan 29 0C dan 86 %. Parameter yang diamati yaitu performa broiler yang terdiri dari konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, feed convertion ratio (FCR), dan mortalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan suhu dan kelembaban memberikan pengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi pakan, namun tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap pertambahan bobot dan Feed Convertion Ratio (FCR), mortalitas broiler selama penelitian sebesar 0.83%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku voluntary feed intake kambing yang dilepas di perkebunan lada. Model perilaku makan kambing dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan pemeliharaan ternak kambing pada model interaksi antara lada dan kambing. Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan lada, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, ternak yang digunakan sebanyak 17 ekor. Lahan perkebunan lada yang digunakan sebagai habitat penggembalaan seluas 3 hektar dengan jumlah pohon lada 3200 pohon. Manajemen pemeliharaan pada integrasi perkebunan lada dengan peternakan kambing pada penelitian ini yaitu ternak dilepas di area perkebunan lada pada pagi hari pukul 09.00 dan dimasukkan ke kandang pada pukul 17.00 di sore hari. Struktur pekerjaan penelitian ini adalah penelitian deskriptif, cara mendeskripsikan objek penelitian dan keadaan subjek penelitian saat ini berdasarkan fakta-fakta yang telah muncul atau apa adanya. Perilaku voluntary feed intake kambing yang dilepas di perkebunan lada pada sistem integrasi kambing lada yaitu ternak akan memilih sendiri makanan yang disukainya, yaitu jenis tanaman yang dikonsumsi oleh ternak kambing di area perkebunan lada adalah rumput, daun-daunan, gamal, kulit kayu, dan rumput kering. Frekuensi aktivitas voluntary feed intake di area perkebunan lada yaitu 4-8 kali sehari dan ternak kambing melaksanakan aktivitas voluntary feed intake yaitu pagi hari antara pukul 09.00-12.00 dan pukul 14.00-17.00 dan lama aktivitas voluntary feed intake 1-3 jam.
ABSTRAKAyam lokal merupakan jenis ayam bukan ras (buras) Indonesia yang keberadaannya masih belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari usaha pembibitan sehingga produktivitasnya masih tergolong rendah. Peningkatan produktivitas ayam local dapat dilakukan dengan program persilangan pada pemeliharaan sistem intensif. Sistem perkawinan buatan (inseminasi buatan) pada pemeliharaan sistem intensif cukup efektif dilakukan karena cukup efisien dalam penggunaan jumlah pejantan. Peternak ayam lokal di Kabupaten Kolaka belum menerapkan metode inseminasi buatan dan upaya persilangan pada ternak unggas mereka. Hal ini mendorong penulis melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi peternak ayam lokal di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka terkait penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) pada unggas. Rangkaian kegiatan meliputi: 1) Membuat Rencana Kegiatan Bimtek IB pada Unggas, 2) Membuat panduan tentang inseminasi buatan (IB) pada unggas, 3) Merancang alat IB unggas, 4) Mendemonstrasikan teknik IB ayam, dan 5) Evaluasi hasil praktek IB ayam. Bimbingan teknis dilakukan terhadap 8 peternak ayam lokal di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka. Terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai inseminasi buatan pada unggas setelah dilakukan bimbingan teknis yang ditandai dengan peningkatan nilai pemahaman rata-rata 50%.
ABSTRAKPeningkatan mutu bibit ternak unggas di pedesaan tidak terlepas dari peran teknologi, salah satunya adalah teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan (IB). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai mengenai introduksi teknologi inseminasi buatan pada unggas. Kegiatan dilakukan dengan empat tahapan, yaitu pembagian kuesioner pre test kepada peserta PkM, presentasi materi PkM, pelatihan IB pada ayam kampung dan pembagian kuesioner post test kepada peserta PkM. Data diolah secara deskriptif, independent sample-T test dan uji Mann-Whitney U. Sebagian besar peserta PkM memiliki pekerjaan petani, jumlah ayam yang dipelihara 1-5 ekor, sistem pemeliharaan unggas ekstensif dan tidak adanya pengontrolan perkawinan pada ayam. Sebelum kegiatan PkM (pre test) seluruh peserta beum mengetahui manfaat dan tatacara IB pada unggas. Pengetahuan peserta PkM mengalami peningkatan setelah kegiatan (post test) dengan skor rata-rata pemahaman manfaat IB 35,92 dan skor rata-rata pemahaman tatacara IB 46,04. Peserta dengan kelompok umur 27-48 tahun dan pendidikan terakhir sekolah menengah lebih mampu menyerap materi PkM yang diberikan jika dibandingkan kelompok peserta dengan umur 49-70 tahun dan pendidikan terakhir sekolah dasar. Kesimpulan dari kegiatan PkM ini adalah introduksi teknologi IB pada unggas di Desa Barambang mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan tatacara IB pada unggas, dimana masyarakat dengan umur produktif dan pendidikan yang lebih tinggi lebih mampu memahami pengetahuan yang diberikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.