Diet plays an important role in the development of obesity and may contribute to dysregulated iron metabolism (DIM). A cross-sectional survey of 208 adults was conducted in Taipei Medical University Hospital (Taipei, Taiwan). A reduced-rank regression from 31 food groups was used for a dietary pattern analysis. DIM was defined as at least four of the following criteria: serum hepcidin (men >200 ng/mL and women >140 ng/mL), hyperferritinemia (serum ferritin of >300 ng/mL in men and >200 ng/mL in women), central obesity, non-alcoholic fatty liver disease, and two or more abnormal metabolic profiles. Compared to non-DIM patients, DIM patients were associated with an altered body composition and had a 4.52-fold (95% confidence interval (CI): (1.95–10.49); p < 0.001) greater risk of metabolic syndrome (MetS) after adjusting for covariates. A DIM-associated dietary pattern (high intake of deep-fried food, processed meats, chicken, pork, eating out, coffee, and animal fat/skin but low intake of steamed/boiled/raw foods and dairy products) independently predicted central obesity (odds ratio (OR): 1.57; 95% CI: 1.05–2.34; p < 0.05) and MetS (OR: 1.89; 95% CI: 1.07–3.35; p < 0.05). Individuals with the highest DIM pattern scores (tertile 3) had a higher visceral fat mass (%) (β = 0.232; 95% CI: 0.011–0.453; p < 0.05) but lower skeletal muscle mass (%) (β = −1.208; 95% CI: −2.177–−0.239; p < 0.05) compared to those with the lowest DIM pattern scores (tertile 1). In conclusion, a high score for the identified DIM-associated dietary pattern was associated with an unhealthier body composition and a higher risk of MetS.
AbstrakAntioksidan merupakan salah satu zat gizi yang dapat menurunkan mual dan muntah. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan makanan seperti jahe, kacang kedelai, dan kacang hijau. Bahan makanan tersebut dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada minuman fungsional berbasis jahe dan kacangkacangan yang dapat membantu mengatasi mual dan muntah. Desain dari penelitian ini adalah eksploratif deskriptif. Sampel pada penelitian ini yaitu 16 formula yang didapatkan dengan metode d-optimal Mixture Design pada software Design Expert 7 ® . Software design expert ini mampu menentukan proporsi sari jahe, sari kacang hijau, dan sari kacang kedelai. Aktivitas antiosidan diukur menggunakan metode DPPH yang disajikan dalam bentuk nilai aktivitas antioksidan IC50. IC50 didefinisikan sebagai konsentrasi antioksidan yang dapat menangkap 50% radikal bebas DPPH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai aktivitas antioksidan IC50 formula 1 hingga 16 adalah 109,20; 104,08; 102,66; 147,88; 99,42; 129,89; 132,53; 115,87; 136,94; 109,78; 139,78; 99,33; 102,26; 135,46; 116,07; 120,45 mg/ml. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkan bahwa aktivitas antioksidannya semakin baik. Terdapat perbedaan aktivititas antioksidan yang signifikan dari 16 formula (p = 0,0048). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat aktivitas antioksdan pada formula minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan sebesar 99,33 mg/ml hingga147,88 mg/ml. 109.20; 104.08; 102.66; 147.88; 99.42; 129.89; 132.53; 115.87; 136.94; 109.78; 139.78; 99.33; 102.26; 135.46; 116.07; 120.45
<p align="justify"><strong>Pendahuluan: </strong>Kurangnya pengetahuan menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat pada remaja. Pemberian edukasi melalui media video terbukti dapat meningkatkan pengetahuan secara signifikan. Penenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan setelah diberikan edukasi melalui video.</p><p align="justify"><strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental pada 155 siswa SMP sederajat di Kota Malang. Kegiatan dilaksanakan melalui <em>zoom meeting</em> dengan pemberian edukasi gizi melalui media video dengan durasi 13 menit 5 detik. Pengukuran tingkat pengetahuan melalui 10 pertanyaan pilihan ganda yang disusun dalam <em>google form</em>. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah video edukasi diberikan. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah pengetahuan dilakukan analisis menggunakan uji statitik <em>Wilcoxon Signed Ranks Test</em>.</p><p align="justify"><strong>Hasil dan pembahasan</strong>:Penelitian ini dilakukan pada 155 siswa SMP sederajat dikota malang dimana mayoritas berjenis kelamin perempuan dan berada di kelas 8 (delapan). Rata-rata tingkat pengetahuan sebelum edukasi adalah 39.35±13.6. Setelah edukasi diberikan melalui media video terjadi peningkatan pengetahuan dengan rata-rata sebesar 65.68±21.8. hasil Uji statistik menunjukkan p 0.000 yang artinya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan gizi pada remaja secara signifikan setelah diberikan edukasi melalui video.</p><p align="justify"><strong>Kesimpulan</strong>:Video edukasi gizi efektif dalam meningkatkan pengetahuan gizi pada remaja di Kota Malang.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.