Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran sperma berdasarkan metode morfometrik sebagai dasar untuk aplikasi sexing sperma pada Domba Lokal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 20 ekor Domba Lokal umur lebih dari satu tahun, yang ditampung semennya dan dibuat preparat differensial. Pengamatan morfometrik sperma dilakukan di bawah mikroskop cahaya pembesaran 10x100 menggunakan aplikasi DP2BSW. Parameter yang diamati meliputi ukuran panjang, lebar dan luas kepala sperma serta panjang ekor sperma. Pengukuran dilakukan terhadap 70 sd 200 sel sperma untuk setiap parameter. Data yang diperoleh dihitung nilai minimum, maksimum dan standar deviasi dari setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sperma memiliki rataan panjang minimum 6,85±0,40 µm dan maksimum 10,27± 0,51µm; rataan lebar kepala sperma minimum 3,76±0,43 µm dan maksimum 6,71±0,43 µm; rataan luas kepala sperma minimum 23,28±2,90 µm 2 dan maksimum 59,30±4,33 µm 2 ; rataan panjang ekor sperma minimum 36,74±6,73 µm dan maksimum 69,53±3,42 µm. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa sperma Domba Lokal memiliki ukuran minimum dan maksimum yang selanjutnya dapat diidentifikasi sperma pembawa kromosom X dan Y serta proporsinya. Disimpulkan bahwa hasil morfometrik sperma Domba Lokal dapat digunakan sebagai dasar untuk sexing sperma pada Domba Lokal.
ABSTRAK Glutathione merupakan antioksidan yang berfungsi melindungi sel dari kerusakan akibat oksigen reaktif (ROS) sehingga dapat mencegah reaksi peroksidasi lipid. Penggunaan glutathione dalam pengencer harus sesuai supaya tidak menimbulkan efek negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level glutathione terhadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah post thawing dan mengetahui level glutathione yang menghasilkan kualitas semen yang terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan laboratorium. Penelitian ini mengunakan rancangan acak kelompok dengan lima kelompok kambing dan lima level glutathione (0, 4, 6, 8 dan 10 mM), setiap perlakuan diulang dua kali. Semen ditampung dengan vagina buatan dan dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis, selanjutnya dilakukan pengolahan menjadi semen beku Data dianalisis dengan analisis ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang diamati adalah kualitas semen post-thawing meliputi motilitas, abnormalitas, membran plasma utuh dan tudung akrosom utuh (TAU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan level glutathione berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kualitas semen post-thawing. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa motilitas, TAU dari perlakuan level glutathione 6 mM dan 8 mM tidak berbeda nyata, namun MPU hasil 8 mM nyata lebih tinggi dari level lainnya. Disimpulkan bahwa level glutathione berpengaruh terhadap kualitas semen post-thawing, dan level glutathione 8 mM menghasilkan kualitas semen yang terbaik.Kata kunci: glutathione, kualitas semen, post-thawing, kambing peranakan etawahABSTRACT Glutathione is an antioxidant that functions to protect cells from damage caused by reactive oxygen (ROS) so that it can prevent lipid peroxidation reactions. The use of glutathione in diluents must be suitable so as not to cause negative effects The aim of the research was to knew the effect of glutathione level on semen quality of Etawah Crossbreed goat and to know the level of glutathione that produce the best post-thawed semen quality. This research used grouped randomized design with five groups of goat and five glutathione levels (0, 4, 6, 8, and 10 mM), every treatment was repeated twice. Semen was collected with an artificial vagina and was evaluated as macroscopic and microscopic, they were being processed as frozen semen. Data were analyzed with analysis of variance and differences between treatments were analyzed using the Duncan test. Parameter was observed is pot-thawed semen quality consist of motility, abnormality, intact plasma membrane (IPM) and intact acrosome cup (IAC). The result showed that treatment of glutathione level significantly (p<0.05) affect on post-thawed semen quality. Duncan test showed that motility and IAC from treatment glutathione of 6 mM and 8mM were not significant, nevertheless IPM from treatment 8 mM glutathione significantly higher than other levels. It is concluded that the glutathione level significantly affect on post-thawed semen quality, and 8 mM glutathione level resulted in the best quality.Keywords: glutathione, semen quality, post-thawed, etawah crossbreed goat
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi pada proses sexing sperma berbasis glutathione terhadap motilitas dan membran plasma untuh (MPU) chilled semen domba lokal. Proses pemisahan sperma X dan Y dilakukan dengan menggunakan metode kolom bovine serum albumin (BSA). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan yaitu, 45 menit (T1), 60 menit (T2) dan 75 menit (T3). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan diikuti dengan uji lanjut berganda Duncan. Materi yang digunakan adalah semen segar domba lokal dengan motilitas sperma ≥ 70% dan glutathione sebanyak 5 mM. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase motilitas tertinggi pada fraksi atas (sperma X) dan fraksi bawah (sperma Y) terdapat pada perlakuan T1 (69,73% dan 68,82%) diikuti oleh T2 (66,40% dan 64,55%) dan T3 (57,90% dan 57,65%). Selain itu, hasil penelitian menunjukan bahwa persentase MPU sperma tertinggi pada fraksi atas dan fraksi bawah terdapat pada T1 (75,00% dan 71,33%), diikuti oleh T2 (69,92% dan 68,42%) dan T3 (66,92% dan 65,58%). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi 45 menit merupakan waktu inkubasi yang optimum pada proses sexing sperma berbasis glutathione, sehingga motilitas dan MPU chilled semen sexing domba lokal dapat dipertahankan. Kata Kunci: waktu inkubasi, sexing sperma, glutathione, semen domba AbstractThe aim of this study was to examine the effect of incubation time on sexing process based on glutathione to the motility and Intact Plasma Membrane (IPM) of chilled ram semen. The separation of X and Y sperm conducted by using BSA method. This research was experimental research using completely randomized design (CRD) with three treatment namely, 45 minutes (T1), 60 minutes (T2) and 75 minutes (T3). Data were analyzed using Anova followed by Duncan's multiple range test. Material used in this research was the fresh semen from ram with sperm motility ≥ 70% and 5 mM of glutathione. The result of this research showed that the highest percentage of motility in upper and bottom fraction belong to T1 (69.73% and 68.82%), followed by T2(66.40% and 64.55%)and T3(57.90% and 57.65%). In addition, the result of this research that the highest percentage of IPM in upper and bottom fraction belong to T (75.00% and 71.33%), followed by T2(69.92% and68.42%) and T3 (66.92% dan 65.58%). It can be concluded that the incubation time of 45 minute is the optimum time on sexing process based on glutathione so that the motility and IPM of chilled ram semen can be maintained.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.