Background: Bacterial infection was a health problem thathard to overcome, due to the presence of bacterial resistance to current antibacterial drugs. Therefore, the use of herbal antibacterials is an alternative that can be used. Mangosteen (Garciniamangostana L.) is a plant that contains xanthone compounds and its derivatives have antimicrobial, antioxidant, cytotoxic, anti-inflammatory, and anti-HIV activity.Part of the mangosteen was used as a medicinal plant such as bark, fruit peel, fruit, seeds, and leaves.This review aimed to determine the antibacterial effectiveness of the mangosteen and inhibitory diameter that was resulting. Data Collection: The author was created this article review by conducting literature studies. The works of literature were collected from national and international journals in the last ten years (2010-2020) and pharmaceutical scientific books. The works of literature were collected from trusted online journal sites such as the digital library, PubMed, PubChem, ScienceDirect, NCBI, Elsevier, NCBI, Researchgate, Google Scholar, Springer, and other trusted E-resource with the keyword "mangosteen”, “Garcinia mangostana L”, “antibacterial activity”, and “inhibitor zone”. Result: According to literature showed that the mangosteen fruit peel, bark, leaves, seeds and fruit effective as antibacterialfor several types of bacteria. Conclusion:N-hexane that was extracted from mangosteen peel has potential as an antibacterial activity at a concentration of 15.62 mg/ml and inhibit the growth of Staphylococcus aureus ATCC25923 with an inhibitory diameter of 17mm.
Rambut jagung memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rambut jagung terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Ekstraksi rambut jagung dilakukan dengan metode maserasi. Ekstrak etanol rambut jagung diuji aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis menggunakan metode difusi kertas cakram. Ciprofloxacin digunakan sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol rambut jagung mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, glikosida, saponin dan tanin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol rambut jagung dengan konsentrasi uji sebesar 30%, 20% dan 10% diperoleh rata-rata diameter hambat terhadap Streptococcus mutans 9,68 mm, 9,63 mm dan 9,31 mm dengan kekuatan daya hambat sedang dan rata-rata diameter hambat terhadap Porphyromonas gingivalis 10,21 mm, 10,54 mm dan 10,21 mm dengan kekuatan daya hambat kuat.
The genus Allium plants are often used by people as a food flavoring. These plants are also used for medicinal purposes. The genus Allium plants are known to inhibit the growth of microorganisms such as bacteria, fungi, viruses, and parasites by having the Allicin, Ajoene main compounds, and secondary metabolites. This review article describes plants from the genus Allium that have antimicrobial potential. In the writing process, this review article used literature study techniques by finding literature in the form of official books, national journals, and international journals in the last 10 years (2010-2020). The literature search in writing this review article was conducted through online media search with keywords as follows: antimicrobial, Allium, and inhibition zone diameter. The search for the main references in this review article was done through Google Scholar, ScienceDirect, Reserachgate, and other published journals. Some plants of the genus Allium such as Allium ascalonicum, Allium cepa, Allium chinense, Allium porrum, Allium roseum, Allium sativum, Allium staticiforme, Allium subhirsutum, Allium tuberosum, Allium tuncelianum, and Allium wallichii showed antimicrobial activity. The potential antimicrobial activity of each part of the plant depends on the solvent used, the concentration and levels of secondary metabolites contained therein.
Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan sel yang sedang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik daun pandan (Pandanus amaryllifolius). Simplisia daun pandan amaryllifolius dimaserasi menggunakan etanol 70% dan difraksinasi menggunakan beberapa pelarut, n-heksana, etil asetat, dan air. Skrining fitokimia dilakukan pada setiap fraksi. Uji aktivitas fraksi dengan variasi konsentrasi menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test. Dari hasil penelitian didapatkan bobot ekstrak etanol 129 g, fraksi berat heksana 6,5 g, fraksi etil asetat 8,8 g, dan fraksi air 15,5 g. Kandungan fitokimia fraksi n-heksana adalah tanin dan fenol. Fraksi etil asetat adalah flavonoid, tanin, fenol, dan steroid, dan fraksi udara adalah saponin, tanin, dan fenol. Hasil skrining aktivitas sitotoksik menunjukkan nilai LC50 fraksi heksana sebesar 50,35 µg/ml, fraksi etil asetat sebesar 37,1 µg/ml, dan fraksi air sebesar 1033 µg/ml. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan fraksi etil asetat merupakan fraksi yang paling poten dan berpotensi sebagai kemopreventif.
Tumbuhan mangrove adalah sumber yang kaya akan jamur endofit. Jamur endofit merupakan penghasil senyawa metabolit sekunder yang memiliki bioaktivitas seperti sitotoksik dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengetahui aktivitas antimikroba senyawa metabolit sekunder dari jamur Trichoderma koningiopsis SaKB1 pada tanaman mangrove Sonneratia alba Sm. Isolat jamur di kultivasi pada media beras selama 4 minggu dan diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Isolasi senyawa antimikroba dilakukan dengan metode kromatografi kolom dilanjutkan dengan rekristalisasi. Berdasarkan hasil kromatografi diperoleh 3 senyawa murni (M1, M2, M3). Senyawa M1 (8,2 mg) berupa amorf berwarna putih yang bereaksi positif terhadap perekasi Lieberman-Bouchard. Senyawa M2 (7,8 mg) berupa amorf berwarna putih. Senyawa M3 (59,6 mg) berupa minyak berwarna kuning kemerahan yang bereaksi positif terhadap pereaksi Lieberman-Bouchard. Semua senyawa dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan eluen n-heksan : etil asetat (2:3). Nilai Rf senyawa M1, M2 dan M3 masing-masing adalah 0,85; 0,26 dan 0,8. Analisis aktivitas antimikroba senyawa murni dilakukan dengan metode difusi agar terhadap bakteri pathogen Escherechia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Pengujian aktivitas antimikroba pada konsentrasi 5 % menunjukkan senyawa M1 dan M3 memiliki aktivitas antagonis terhadap bakteri E. coli dengan diameter hambat 9,58±1,16 mm dan 12,38±1,17 mm sedangkan senyawa M2 tidak memiliki aktivitas antimikroba. Berdasarkan uji reaksi kimia, senyawa M1 dan M3 diduga termasuk kedalam golongan terpenoid.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.