Kajian ini membahas tentang mengoptimalkan kompetensi guru dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan diri yang meliputi memfasilitasi peserta didik mengembangkan berbagai potensi akademik maupun non-akademik. Potensi non-akademik dapat berupa soft skill untuk terjun ke dunia usaha sehingga dapat mandiri sesuai dengan cita-cita bangsa. Pelaksanaan dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama pemberian materi yang dalam bentuk seminar satu hari dan dilanjutkan dengan pelatihan selama enam kali. Guru-guru diberikan pre-test dan post-test untuk melihat kemampuan awal dan sebagai evaluasi kemampuan guru sebelum dan sesudah pemberian materi dan pelatihan. Melalui pelatihan ini guru-guru memiliki kemampuan dalam menyeduh kopi dengan menerapkan teknik manual brewing. Sehingga soft skill yang dimiliki guru akan ditransfer kepada anak hambatan pendengaran pada mata pelajaran tataboga atau vocasional. Penerapan teknik manual brewing dalam penyeduhan kopi dirasa perlu diberikan kepada guru-guru agara dapat dipraktekkan lansung dan dimasukkan sebagai bahan ajar karena keberadaan penyandang disabilitas di Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya berada pada lingkungan yang memiliki kekayaan kearifan lokal. Salah satu yang memiliki pasar yang cukup luas dan peminat yang terus-menerus adalah minuman kopi. Penyajian kopi yang terus digemari konsumen adalah dengan teknik manual brewing karena teknik ini memiliki keunikan tersendiri menciptakan cita rasa keaslian kopi itu sendiri. Sehingga hal ini akan menjadi peluang bagi anak hambatan pendengaran untuk bekerja dan bahkan membuka usaha sendiri.
Artikel ini membahas tentang analisis pembelajaran whole person approach di kelas inklusif pada Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kec. Pauh Kota Padang. Whole person approach yang merupakan core feature pendidikan inklusif perlu dilihat keterterapannya dalam pembelajaran di kelas inklusif. Tingkat penerapan Whole person approach akan menjadi acuan keberhasilan implementasi pendidikan inklusif. Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian adalah guru yang mengajar di Sekolah penyelenggara Pendidikan Inklusif di Kec. Pauh. Hasilnya, asesmen berkala belum dilakukan secara optimal terhadap semua peserta didik yang juga mempengaruhi terhadap proses perencanan pembelajaran yang masih jarang (60%) didasarkan pada hasil asesmen. Kemudian untuk penggunaan metode dan media sudah mulai digunakan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sementara untuk proses evaluasi pembelajaran belum dilakukan per individu sesuai dengan kapasitas belajar masing-masing siswa. Di sisi lain, pengelolaan kelas sudah disesuikan dengan kebutuhan belajar siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran Whole person approach belum secara optimal diterapkan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
Artikel ini membahas tentang metode bermain peran untuk mengembangkan sosialisasi anak autis. Empat sekolah inklusif yang memiliki anak autis dipilih dalam studi ini. Jumlah partisipan yang terlibat yaitu tujuh orang anak autis, tujuh orang tua dari anak autis, empat orang kepala sekolah, empat orang guru kelas dan empat orang guru pendidik khusus. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif melalui kegiatan wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan berupa kemampuan dasar sosialisasi anak autis di sekolah dan informasi mengenai potensi sekolah yang kemudian dijadikan dasar untuk merancang metode bermain peran yang akan dilaksanakan mengembangkan kemampuan sosial anak autis di sekolah inklusif. Hasilnya, kemampuan sosial anak autis terlihat rendah, namun mereka rata-rata memiliki intelektual yang bagus. Dari dukungan lingkungan, seperti orang tua, guru kelas, guru pendidik khusus dan kepala sekolah memiliki potensi untuk berkoordinasi dalam melaksanakan metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan sosial anak autis.
The problem was founded at elementary school, some student’s has not been able to did subtraction. When writing, the test students’ subtracts the small numbers with the large numbers by reversing without using borrowing technique. Students’ have difficulty in solve problems about the concept of mathematical, it is give a negative impact if it is not solved. The alternatives that are done to help dyscalculia students’ one of them by apply cooperative learning numbered head together type. Cooperative learning Number Head Together (NHT) type is learning model which aims to give each students' an opportunity to express his idea without fear of wrong and increase the sense of appreciation of his friends' opinions while explaining in front of the class. With the numbering then the students' will have the responsibility to appear to the front of the class when the number is called.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.