The research aims to examine how teachers understand and perceive the influence of differentiation on instructional practices. This qualitative research aims to explore the perceptions of a teacher in implementing differentiated learning in students with special need in inclusive schools. The study interviewed 32 teachers (included senior, junior, and primary school) using observation and interview questions to promote conversational dialogue. The interview questions afforded teachers opportunities to share their thoughts, feelings, and experiences pertaining of differentiated instruction about students learning profiles. Data analysis revealed the following aspects: (1) the learning that provides opportunities for students to learn naturally and efficiently, (2) the learning that provides opportunities for students to work independently and in groups, and (3) providing a conducive learning climate with various learning preferences. The study found that the teacher has not yet understood and taught students based on student learning profiles. Consequently, the research results form the basis for developing a differentiated learning model for a student with special needs in inclusive classes. This study supports training for regular teachers and special educators specifically about the application of differentiated learning.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lima orang siswa tunarungu kelas VIII B di SLB Wacana Asih Padang yang mengalami masalah dalam bahasa ekspresif. Berdasarkan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan metode maternal reflektif dalam meningkatkan kemampuan mengucapkan kata bagi anak tunarungu kelas VIII di SLB Wacana Asih Padang. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan jenis one group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini 5 orang siswa di SLB Wacana Asih Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan, kemampuan anak dalam berbahasa ekspresif setelah dianalisis dengan melihat pesentase pada saat pretest yaitu 39% sedangkan untuk posttest terdapat peningkatan yakni menjadi 61%. Data diolah agar lebih ilmiah dengan menggunakan uji Mann Whitney. Diperoleh Uhit = 5 dan Utab = 2 dengan n = 5 pada taraf signifikan 95% dan α = 0,05. Hipotesis alternatif diterima karena Uhit > Utab, jadi disimpulkan bahwa metode maternal reflektif dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif pada anak tunarungu.
Kajian ini membahas tentang mengoptimalkan kompetensi guru dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan diri yang meliputi memfasilitasi peserta didik mengembangkan berbagai potensi akademik maupun non-akademik. Potensi non-akademik dapat berupa soft skill untuk terjun ke dunia usaha sehingga dapat mandiri sesuai dengan cita-cita bangsa. Pelaksanaan dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama pemberian materi yang dalam bentuk seminar satu hari dan dilanjutkan dengan pelatihan selama enam kali. Guru-guru diberikan pre-test dan post-test untuk melihat kemampuan awal dan sebagai evaluasi kemampuan guru sebelum dan sesudah pemberian materi dan pelatihan. Melalui pelatihan ini guru-guru memiliki kemampuan dalam menyeduh kopi dengan menerapkan teknik manual brewing. Sehingga soft skill yang dimiliki guru akan ditransfer kepada anak hambatan pendengaran pada mata pelajaran tataboga atau vocasional. Penerapan teknik manual brewing dalam penyeduhan kopi dirasa perlu diberikan kepada guru-guru agara dapat dipraktekkan lansung dan dimasukkan sebagai bahan ajar karena keberadaan penyandang disabilitas di Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya berada pada lingkungan yang memiliki kekayaan kearifan lokal. Salah satu yang memiliki pasar yang cukup luas dan peminat yang terus-menerus adalah minuman kopi. Penyajian kopi yang terus digemari konsumen adalah dengan teknik manual brewing karena teknik ini memiliki keunikan tersendiri menciptakan cita rasa keaslian kopi itu sendiri. Sehingga hal ini akan menjadi peluang bagi anak hambatan pendengaran untuk bekerja dan bahkan membuka usaha sendiri.
Artikel ini membahas tentang metode bermain peran untuk mengembangkan sosialisasi anak autis. Empat sekolah inklusif yang memiliki anak autis dipilih dalam studi ini. Jumlah partisipan yang terlibat yaitu tujuh orang anak autis, tujuh orang tua dari anak autis, empat orang kepala sekolah, empat orang guru kelas dan empat orang guru pendidik khusus. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif melalui kegiatan wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan berupa kemampuan dasar sosialisasi anak autis di sekolah dan informasi mengenai potensi sekolah yang kemudian dijadikan dasar untuk merancang metode bermain peran yang akan dilaksanakan mengembangkan kemampuan sosial anak autis di sekolah inklusif. Hasilnya, kemampuan sosial anak autis terlihat rendah, namun mereka rata-rata memiliki intelektual yang bagus. Dari dukungan lingkungan, seperti orang tua, guru kelas, guru pendidik khusus dan kepala sekolah memiliki potensi untuk berkoordinasi dalam melaksanakan metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan sosial anak autis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.