Pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh potensi sagu yang cukup besar pada Desa Purwosari, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur namun belum berkembang secara maksimal, terutama di kalangan ibu-ibu. Selain itu, permasalahan lainnya adalah adanya ketidaktauan mitra bahwa sagu dapat diolah menjadi produk brownies dan cookies selain produk makanan; waktu luang yang banyak dan kurang termanfaatkan oleh kegiatan yang bernilai positif dan produktif; keinginan mitra Ibu-ibu PKK melakukan pemberdayaan perempuan khususnya dalam pengolahan sagu untuk menambah penghasilan keluarga. Pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan ibu-ibu PKK Purwosari. Jenis produk olahan yang dipilih adalah brownies dan cookies sagu karena pembuatannya cukup gampang dan bahan-bahannya mudah diperoleh.Pengabdian ini akan memperkenalkan kandungan gizi dan manfaat sagu dalam bentuk penyuluhan dan dilanjutkan dengan pemberian pelatihan pengolahan sagu menjadi cookies serta memberikan teknik penggunaan kemasan yang menarik yang dapat memberikan nilai jual yang pada akhirnya akan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan pada masyarakat.Penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan memberikan nilai pengetahuan, keterampilan, nilai tambah olahan produk dari sagu, dan memberikan jiwa wirausaha bagi ibu-ibu PKK untuk dapat membuka industri skala rumah tangga dengan olahan sagu menjadi cookies dan brownies. Menjadikan sagu memiliki nilai jual apalagi dikemas dengan kemasan yang menarik dan diberikan label.
Farmer’s social perception is an important factor in the future development of agriculture. Especially the perception of young farmers needs serious attention considering that they are the pioneers of agriculture in the future. This study aims to examine the perceptions of young farmers towards their future and parents’ perceptions of the future of young farmers. The census study involved 151 coffee-farming families with productive-age children who were then interviewed separately. Data analysis using different test, factor analysis, then integrated in socio-spatial. The perception of the group of parents is greatly influenced by how they have strong access to farming, they assume that the activities of this sector require hard work, time consuming, energy and are synonymous with gross and dirty work. This is a precursor to form a social perception that more income is not the main benchmark in determining the social class of the community but rather the type of livelihood. The decision taken by farmer parents for their children is based more on social perceptions that farming work is still considered low in the social strata even though the income generated is in a decent category. In contrast to the perception of parents, young farmers are more optimistic about the future in developing business in agriculture seeing the potential and agricultural resources they have. The perception of young farmers is formed not entirely because of high education, but the ability to access information is a factor forming the perception of groups of young farmers, low education does not correlate with their ability to access information. Based on these results, we conclude that differences in perceptions are present as a result of differences in age backgrounds, perspectives, and characteristics. Poverty that has long ensnared the farming community has changed the social perception of the perspective of the current farming community, so that the perception emerged for farmers that leaving the agricultural sector is the best way to leave poverty. Therefore, it is necessary to launch an agricultural education system into the village, how the education system directly reaches the farming community in the village in order to create a modern agricultural social environment that is business-oriented in the community and family so that it can equate perceptions of the future agricultural business.
One of the advances in the current socioeconomic science is to integrate the socio-spatial approach in various socioeconomic studies. The socio-spatial approach method is one of the tools that play an important role in visualizing various social data into the dimensions of space and time. In this article, the author presents a model built on a socio-spatial approach in the effort to develop the potential of underdeveloped regions in Indonesia. This model provides input information on the suitability of land use in the development of agricultural commodities which is identified as an important factor to be used as a basic reference for regional development planning in disadvantaged areas. Furthermore, it's relying on not only land suitability biophysical data but also the integration of social data into spatial models as part of limiting factors can provide more accurate results. The results suggest that biophysically appropriate commodities are not necessarily acceptable from the social aspects of society, as in the research that has been carried out, there are 12 types of commodities cultivated by farmers and 10 suitable types of commodities biophysically but only 6 commodities based on social aspects that are feasible to become development direction commodities agribusiness which consists of the main commodities namely coffee, chili, potatoes and onions and supporting commodities namely celery and leeks.
Perempuan merupakan tenaga kerja potensial dibidang pertanian, mereka bekerja disektor pertanian dengan mengalokasikan waktu setelah melakukan kegiatan domestik. Usahatani murbei dilakukan karena daun murbei merupakan bahan pakan bagi ulat sutera yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kain sutera khas Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Usahatani murbei merupakan usahatani yang melibatkan peran perempuan sebagai pengelola dan pengambil keputusan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani serta pemilihan dan penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja, serta secara ekonomi memberikan kontribusi dalam bentuk pendapatan. Pelaksanaan penelitian di lakukan di Kelurahan Walennae Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo. Analisis data yang digunakan deskriptif dan analisis pendapatan.Hasil Penelitian menunjukkan peran perempuan tani dalam pengambilan keputusan pelaksanaan usahatani dan pemilihan sarana produksi serta tenaga kerja sepenuhnya dilakukan oleh perempuan tani. Peran perempuan secara ekonomi memberikan kontribusi secara ekonomi dengan pendapatan yang diperoleh dari usahatani murbei serta menjadi penopang ekonomi keluarga.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dikemas dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan pembuatan sabun herbal alami merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas kaum millennial muda Makassar dalam melihat potensi bisnis dari handmade sabun herbal alami. Tujuan dan target spesifik yang ingin dicapai adalah milenial muda mampu berkreasi dan menghasilkan sabun herbal alami yang unik, menarik dengan menonjolkan fungsionalitas sabun sehingga menghasilkan peningkatan nilai ekonomi, nilai guna, dan daya tarik sehingga bisa menjadi ciri khas produk dan menjadi pembeda dengan produk sabun herbal lainnya yang beredar dipasaran. Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan diadakan secara virtual dan diikuti oleh 126 peserta. Materi penyuluhan disajikan dengan memaparkan keunggulan handmade sabun herbal alami dengan jenis sabun komersial lainnya, pengaplikasian kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan produk, dan potensi pengembangan bisnis handmade sabun herbal alami. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan menunjukkan tahapan dan teknik pembuatan handmade sabun herbal alami dengan varian sereh wangi, kopi, dan arang aktif. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan handmade sabun herbal alami terlaksana dengan baik, ketertarikan peserta terhadap penyajian materi dan pelatihan ditunjukkan melalui proses diskusi yang atraktif. Hasil survey kepuasan peserta menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat menarik, mampu mengembangkan ide kreatif dan bermanfaat bagi para peserta dalam menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan menjadi millennialpreneur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.