The bleaching process is critical to improving the colour, flavour, taste, and stability of the final oil products of palm oil. The bleaching process uses bleaching earth (BE), which after several cycles, becomes a waste called Spent Bleaching Earth (SBE). Impurities cover the surface of SBE from the purification process. Regeneration by utilizing acid can increase the absorption capacity of SBE. The purpose of this research is to obtain the optimal combination of nitric acid concentration and heating temperature in the regeneration process of SBE. Response Surface Method (RSM) with Central Composite Design (CCD) was employed, using two factors of concentration of nitric acid and the heating temperature. The responses analysed in this research include colour, absorption efficiency, and yield. The obtained optimum condition in the treatment was found in the concentration of nitric acid (0.75 M) and a heating temperature of 430.8°C. The results of this research indicated colour absorption efficiency of 95.7557%, the yield of 52.4846%. The verified optimal solution obtained was 94.68% of absorption efficiency and 51.43% of yield. The Regenerated Spent Bleaching Earth (RSBE) optimum conditions compared to BE. The colour absorption efficiency utilizing BE was 96.77%, 2% higher than that of RSBE at 94.68%. The value of RSBE colour absorption efficiency in optimum conditions similar to that of the BE.
Inovasi rekayasa material dilakukan guna mengatasi permasalahan. Salah satu masalah yakni penggunaan material kayu yang dalam proses panennya membutuhkan waktu lama. Bambu memiliki waktu panen yang lebih cepat daripada kayu dengan umur panen berkisar 3-5 tahun. Namun bambu jarang digunakan sebagai bahan bangunan daripada kayu karena memiliki dimensi silinder berongga. Teknologi Bambu Laminasi menjadikan dimensi bambu seperti kayu. Bambu Laminasi disusun brick menggunakan perekat Polivinyl Acetate (PVAC) dengan tebal lamina 7 mm. Metode pengujian laminasi bambu mengacu SNI 03-3958-1995, SNI 03-3399-1994, SNI 03-3959-1995, dan SNI 03-3960-1995. Pengujian menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM). Bambu Ori Banyuwangi Laminasi dengan susunan brick dalam klasifikasi kayu berdasarkan sifat mekanisnya dapat disetarakan dengan kayu kelas kuat II dan kode mutu E25. Karakteristik Bambu Ori Laminasi dipengaruhi oleh karakter bambu dan karakter lem.
Ketersediaan kayu di alam semakin menipis seiring perkembangan zaman, banyaknya kebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi mengakibatkan produksi kayu yang dihasilkan berkualitas rendah karena kayu yang digunakan masih muda. Bahan yang sesuai untuk pengganti kayu antara lain bambu, beton, dan baja. Pengganti kayu yang alami mempunyai masa panen cepat serta pertumbuhan merata di indonesia adalah Bambu. Dalam penelitian ini jenis bambu yang digunakan adalah bambu Tutul dengan merekatkan bilah bambu menggunakan perekat jenis polyvinyl acetate (PVAC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan kuat tekan, lentur dan tarik. Prosedur pembuatan dan pengujian bambu laminasi bambu tutul mengacu pada ISO 22157 2019, SNI-03-3399-1994, SNI 03-3959-1995 dan SNI-03-3958-1995. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik kuat tekan sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 471,35 kg/cm2. Karakteristik kuat tarik sejajar serat bambu tutul laminasi didapatkan rata-rata sebesar 4.326,75 kg/cm2. Karakteristik kuat lentur tegak lurus serat bambu laminasi memiliki nilai rata-rata 1.098,86 kg/cm2. Sedangkan untuk nilai modulus elastisitas dari pengujian lentur memiliki rata-rata sebesar 35.453 MPa. Dari hasil pengujian bambu tutul laminasi nilai kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur maka karakteristik bambu tutul laminasi berdasarkan SNI 03-3527 tahun 1994 lebih dekat dengan kayu kelas kuat II dan berdasarkan SNI 7973 tahun 2013 lebih dekat dengan kode mutu E25.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.