World Health Organization telah mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global. Strategi peningkatan sistem imunitas guna mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 perlu mempertimbangkan aspek fisiologi serta kesehatan mental. Di samping itu, berbagai komponen aktif polar pada tanaman herbal Indonesia memiliki potensi sebagai imunostimulan maupun anti-stress yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Studi literatur ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan bukti ilmiah terkait pengaruh senyawa bioaktif pada berbagai tanaman herbal Indonesia terhadap sistem imunitas, aktivitas sitokin dan hormon kortisol untuk menurunkan resiko penyakit COVID-19. Metode yang digunakan adalah review sistematik (PRISMA) dan evidence-based analysis. Penelitian ini menemukan 7 jenis tanaman herbal Indonesia yang berpotensi dalam meningkatkan sel imunitas (limfosit sel T CD4+, CD8+, CD25+, CD68+, limfosit sel B, NK cell), aktivitas imunoglobulin ((IL-2, IL-4, IL-6, IL-10, IL-12, IL-13, IL-1β, TNF-α, IFN-γ), membantu mengendalikan stress dengan menekan produksi hormon kortisol yang berlebihan serta memiliki fungsi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan.
Pandemi Covid-19 di Indonesia tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan masyarakat namun juga aspek ekonomi dan sosial. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pembuatan video YouTube sebagai media edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait strategi pangan guna meminimalkan kerugian ekonomi akibat food waste serta untuk mengoptimalkan asupan nutrisi harian. Evaluasi efektivitas penggunaan media Youtube difokuskan pada video watching pattern menggunakan YouTube Analytics. Pengumpulan data dimulai sejak video diunggah dan dilakukan selama 3 bulan (Maret hingga Juni 2021). Data traffic source dan overview penayangan mengindikasikan adanya penyebaran informasi yang berkelanjutan dimana popularitas YouTube Channel menjadi faktor krusial. Hasil analisis audience retention menunjukkan bahwa persentase waktu retensi masyarakat dalam menonton ketiga video berkisar 27,7 -35,7% dari total durasi video. Data dari ketiga video menunjukkan adanya pola yang sama yaitu jumlah penayangan mencapai puncak pada 1 bulan pertama kemudian, cenderung melandai namun, tetap ada penayangan hingga berakhirnya masa evaluasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, video YouTube adalah media yang perlu untuk dipertimbangkan untuk menyalurkan informasi serta memberikan edukasi kepada masyarakat luas pada masa Pandemi Covid-19 saat ini. Strategi untuk meningkatkan audience retention perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan edukasi dan menjaga keberlanjutan program edukasi.
Teh (Camellia sinensis) dan minuman daun herbal memiliki senyawa aktif sehingga dapat dijadikan sebagai pangan fungsional untuk mengurangi resiko yang disebabkan dari obesitas. Obesitas di Indonesia sudah menjadi salah satu masalah yang serius. Keamanan pangan tidak hanya dapat dilihat dari kenaturalan bahan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode sistematik review yang bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme senyawa bioaktif yang terdapat dalam teh (camellia sinensis) dan minuman daun herbal yang memiliki manfaat untuk mengurangi resiko obesitas dengan memperhatikan keamanan pangan. Hasil penelitian menunjukan teh putih, teh oolong, teh hijau, teh hitam, daun jati belanda, dan daun murbei dapat membantu menurunkan resiko obesitas karena adanya senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, 1-deoxynojirimycin, kafein, katekin, dan theaflavin. Human study mengenai konsumsi teh dan minuman herbal ditemukan di semua jenis dan pada minuman herbal ditemukan pada daun Jati Belanda dan Murbei. Mekanisme yang diberikan dari senyawa bioaktif tersebut yang menurunkan resistensi insulin, mengoksidasi lemak, menurunkan kadar kolesterol, dan menekan asupan makan. Senyawa kafein dan katekin yang terdapat dalam teh dan minuman herbal bila dikonsumsi berlebih dapat memiliki efek bagi kesehatan seperti hepatitis dan hipokalemia. Kesimpulannya, teh dan daun minuman herbal memiliki manfaat pada mekanisme pencegahan resiko penurunan berat badan bila dikonsumsi dengan tepat.
Objectives
This study investigated the effect of Oriental melon (OM, Cucumis melo L. var Makuwa) on blood flow via the regulation of blood coagulation in an animal model injected with a collagen and epinephrine solution (C/E, 150 µg/rat and 3 µg/rat, respectively).
Methods
Sixty rats were randomly divided into five groups (n = 12/group) (NDC, non-disease control; CEC, C/E control; OMC, OM control; OMS, OM high in serine protease; and OME, OM enriched with serine protease) and fed with a standard chow diet for 4 weeks. Each test material (1500 mg/kg BW) or saline was provided by oral gavage daily. To investigate the effects of OM on rats induced with C/E, biochemical metabolite, blood coagulation, RT-PCR and histological analysis were performed.
Results
Among all groups, the OMS was found to be most effective in reducing the risk of atherothrombosis. P-selectin and COX-1 mRNA expression were moderately decreased (P > 0.05), furthermore lung histology showed lower occluded area in OMS-treated group compared with CEC (P > 0.05). Prothrombin time was blunted in all treatments and activated partial thromboplastin time was decreased with OMS (P > 0.05). The effect of OMS was more robust in terms of increasing fibrinogen degradation product (P < 0.05). Moreover, the impairment of vascular function was ameliorated with OMS (P < 0.05).
Conclusions
These results suggest the possibility that serine protease in OM can ameliorate blood flow by stimulating fibrinolysis pathway. However, when we enriched serine protease from OM by column extraction method, these effects were reduced, implicating additive/synergistic effect of serine protease with the other components in OM.
Funding Sources
This research was supported by the Bio & Medical Technology Development Program of the National Research Foundation [NRF] funded by the Ministry of Science & ICT and the BK21 PLUS program of the Ministry of Education.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.