Synthesis and characterization of membranes from a mixture of PVA nanocomposites and limestone hydroxyapatite have been carried out. The limestone is crushed, sieved with a size of 200 mesh. The synthesis of hydroxyapatite was carried out by heating limestone powder using a furnace at a temperature of 600 °C for 4 hours. Furthermore, limestone was dissolved with distilled water and 0.3M H3PO4 solution using a magnetic stirrer with stirring at 300 rpm for 1 hour. The pH of the solution was made 10 by adding 1 M NH4OH periodically. The solution was aged for 24 hours and the precipitate was dried using an oven at 120 °C for 5 hours. The hydroxyapatite powder was characterized by FTIR to see the functional groups and XRD characterization to see the hexagonal hydroxyapatite phase. The characterization results obtained that the main groups of hydroxyapatite compounds were calcium hydroxide (CaO), phosphate (PO4 3-), and hydroxyl (OH−) groups with a crystal size of 86.27 nm. Limestone hydroxyapatite was mixed with a solution of PVA-chitosan with a composition variation of 0%, 1%, 2%, 3%, and 4% weight using a magnetic stirrer at 40°C for 3 hours using the sol-gel method. The membrane obtained was characterized by DSC to determine its thermal properties and UTM to determine its mechanical properties. The maximum melting point obtained in the mixture (98: 2) % was 195.51°C and the highest tensile strength was at the percentage of 1% with a modulus of elasticity of 22.28 M.Pa and tensile strength of 13.23 M.Pa.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis siswa kelas XI MIPA 4 SMAN 2 Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah tes dan wawancara. Hasil tes dianalisis berdasarkan indikator pemecahan masalah dengan memperhatikan jenis kesalahan menurut Kastolan. Kesalahan menurut Kastolan itu ialah kesalahan konseptual, kesalahan prosedural dan kesalahan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis. Yang kemudian diperkuat dengan adanya hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksprimen dengan desain One Group Pretest-Postest. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yang terpilih sebagai sampel penelitian ini adalah kelas VIII 2. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Pre-test dan Post-test berbentuk tes essai. Selanjutnya pengujian hipotesis menggunakan uji t. Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka diperoleh dan , karena  maka tolak  pada taraf nyata 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman.

No abstract