Optimalisasi rute pendistribusian menjadi salah satu target utama perusahaan dalam pendistribusian setiap produknya. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan jarak pendistribusian optimal, minimasi biaya bahan bakar, dan waktu pengiriman yang lebih cepat. Travelling Salesman Problem (TSP) menjadi salah satu masalah yang melibatkan optimalisasi proses pendistribusian produk. Dalam penelitian ini, permasalahan TSP digunakan untuk mendapatkan rute pendistribusian optimal pada PT XYZ. Metode TSP yang digunakan sebagai perbandingan adalah Branch and Bound, Nearest Neighbor, Cheapest Insertion Heuristic, dan Two-Ways Exchange Improvement. Dari hasil yang didapat menggunakan WinQSB, didapat bahwa keempat metode TSP tersebut dapat meminimalkan rute pendistribusian, sehingga biaya bahan bakar juga dapat menurun. Namun rute yang memiliki jarak terpendek berasal dari metode Two-Ways Exchange Improvement dengan selisih jarak pendistribusian sebesar 16,78 KM dan biaya bahan bakar sebesar Rp. 219.410.
The use of e-commerce as a means of shopping is a trend that is very much in demand by many Indonesians. This makes e-service quality very important in a transaction. Customer preference is one of the main factors in shaping a business strategy. This research discusses the use of cluster analysis to segment Shopee's e-commerce customers based on sociodemographic characteristics with k-means algorithm and conjoint analysis to determine which e-service quality attributes are most important to each cluster. The sociodemographic characteristics to be analyzed are gender, education, profession, e-commerce visit, income, and last purchase from the e-commerce. The result from k-means algorithm is there are 2 groupings of customers based on their sociodemographic characteristics, cluster 1 with the majority of women members with frequent visits, while for cluster 2 with the majority of male members with frequent visits. With the result of cluster analysis, conjoint analysis help this research to find which e-service quality attributes are most important. The results are members in cluster 1 prioritize Full payment payment methods when shopping online, while members in cluster 2 prioritize star seller types when shopping online. The aspect that doesn't matter most when shopping online is fulfillment in cluster 1 and security in cluster 2.
Alfamart adalah salah satu jasa ritel yang menjual berbagai kebutuhan dalam bentuk barang maupun jasa sehari-hari. Sebuah minimarket harus mampu melayani setiap pelanggannya dengan optimal sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lebih lama dan tidak terjadi antrian yang panjang. Pada penelitian ini, data antrian diperoleh dari antri Alfamart depan kampus UNSIKA pada 26 November 2019 dan akan dihitung dan disimulasikan menggunakan software ProModel 7.5 dimana model antrian yang dianalisa adalah single channel-single phase. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk melihat apakah sistem antrian pada Alfamart sudah optimal, dan simulasi dari software ProModel 7.5 bertujuan untuk melihat apakah terjadi penumpukan antrian atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata tingkat penggunaan kasir sebesar 77%. Jumlah rata-rata pelanggan yang mengantri sebanyak 3 orang. Rata-rata jumlah pelanggan yang menunggu sistem sebanyak 3 orang. Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu antrian adalah 0,04 jam. Waktu rata-rata yang dihabiskan seorang konsumen dalam sistem adalah 0,05 jam. Simulasi menggunakan software ProModel 7.5 menunjukkan bahwa antrian masih belum optimal karena sistem antrian yang digunakan dapat menimbulkan penumpukan antrian.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui sumber hazard yang terdapat dalam CV. ABC serta melakukan identifikasi keselamatan kerja dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) melalui perangkingan risk assesment guna mengetahui risiko yang terdapat pada CV. ABC. Karena, penerapan K3 pada CV. ABC kurang sehingga menyebabkan adanya sumber hazard yang menimbulkan kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan metode HAZOP (Hazard and Operability Study) dengan objek penelitian yaitu potensi bahaya yang terdapat pada CV. ABC. Dari hasil penelitian, terdapat 7 sumber hazard, dengan 3 sumber hazard yang memiliki risk level ekstrim yaitu sumber hazard sikap pekerja, oven dan posisi tangan pada proses packaging, 2 sumber hazard yang memiliki risk level dengan risiko tinggi yaitu posisi kerja pada bagian proses bread line dan penggilingan atau roll serta 2 sumber hazard yang memiliki risk level dengan risiko rendah yaitu penempatan loyang pada proses steam dan mixer pada proses mixing. 3 sumber hazard yang memiliki risk level ekstrim yaitu sumber hazard sikap pekerja, oven dan posisi tangan pada proses packaging perlu segera diberikan usulan perbaikan untuk segera diperbaiki, yaitu pemberian APD, pengawasan rutin serta pembuatan display bahaya, peraturan dan wajib penggunaan APD di seluruh area kerja serta seminar pengenalan K3 untuk menumbuhkan rasa pentingnya K3
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.