This study aims to determine the most effective concentration of extract that kills the larvae in the third instar Aedes aegypti, knowing the value of LC50 and LC90 anthen knowing the value of LT50 and LT90 of forest basil leaf extract (Ocimum sanctum). Research is using a completely randomized design with factorial, and the first factor is forest basil leaf extract with 5 level concentrations, there are 0.3%, 0.6%, 0.9%, 1.2%, 1.5%, and 0% as control, whereas the second factor is observation period that began after the death of the larvae. Observations were made up to 4320 minutes. The results showed the influence of forest basil leaf extract against third instar larvae mortality of Aedes aegypti, and the most effective concentration of basil leaf extract to kill the larvae was 1.5%. LC50 values of this study was 0.97%, and for the LC90value was 1.42%. Value of LT50and LT90 of this study is 5,71 hours or 342,31 and 17,02 hours or 1021.22 minutes. The conclusion of this study is basil leaf extract forest affect mortality third instar larvae of Aedes aegypti, and the most effective concentration of extract was 1.5%.
Increasing natural ingredient awareness and utilization has created an increased demand for sources of natural medicinal ingredients, including sources of compound used to treat malaria. Streptomyces is a genus of prokaryote well recognized for its production of antibiotics and other pharmaceutically useful compound. This study aimed to assess the ability of unpurified fermentation metabolites to inhibit Plasmodium parasites. A strain of bacteria identified as Streptomyces hygroscopicus subsp. hygroscopicus strain i18 were isolated from pineapple fields in Lampung province, and was cultured and fermented on liquid synthetic Gause medium for 10 days. The supernatant was separated from the cells and extracted with ethyl acetate-methanol (1:1). Plasmodium falciparum 3D7 was used for antiplasmodial testing. Metabolites were tested qualitatively using a phytochemical approach. Saponins and triterpenoids were found to be present in the extract. Parasite inhibition as measured using probit analysis and yielded an IC50 value of 11.07 g.m/L. These findings suggest further examinations of this extract (e.g. assessment of off-target effects) are warranted.
Serratia marcescens strain MBC1 merupakan bakteri gram negatif yang dapat menghasilkan beberapa senyawa bioaktif. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa bakteri ini mampu mendegradasi berbagai macam enzim dan memiliki berbagai macam aktivitas biologis seperti antibakteri, antikanker, biosurfaktan dan sebagai bahan obat-obatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak metabolit sekunder Serratia marcescens strain MBC1. Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji yaitu, uji fitokomia dan uji FT-IR. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak Serratia marcescens strain MBC1 mengandung senyawa golongan alkaloid dan saponin. Hasil uji FT-IR menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi yang dimiliki oleh ekstrak S.marcescens strain MBC1 dengan senyawa golongan alkaloid. Namun, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa metabolit yang terkandung dalam ekstrak S. marcescens dan aktivitas biologisnya sebagai antimalaria, antibakteri, antifungi dan sebagai bahan obat-obatan.
Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Upaya pengendalian dan pemberantasan Ae. aegypti saat ini banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara berkelanjutan menimbulkan resistensi pada nyamuk vektor. Telah diketahui bahwa daun tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum L) mengandung flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai insektisida. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari ekstrak daun cengkeh dengan menuntukan nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50dan LT90). Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak kelompok ini dilakukan dengan lima konsentrasi, yaitu; 10%; 20%; 30%; 40%; dan 50% ekstrak daun cengkeh, dan dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif yang berisi aquades, kontrol positif yang berisi tranflutrin12,38g/l, dengan empat kali pengulangan setiap konsentrasi dan kontrol. Pengamatan terhadap jumlah nyamuk yang mati setiap 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, dan 1440 menit setelah perlakuan. Dari hasil Uji ANOVA yang diuji lanjut dengan Uji BNT diketahui bahwa konsentrasi yang paling efektif dibandingkan kontrol negatif dan sama dengan kontrol positif adalah 50%. Dari analisis probit diperoleh nilai LC50 sebesar 43,709%, sedangkan untuk nilai LC90 sebesar 49,069%. Nilai LT50 dan LT90 dari penelitian ini adalah 1220,152 menit dan 1126,488 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun cengkeh berpotensi sebagai insektisida terhadap Ae. aegypti, dan konsentrasi ekstrak yang paling efektif adalah konsentrasi sebesar 50%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.