Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran daring mata kuliah fisika di perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur dengan mengambil referensi dari beberapa jurnal dan sumber pustaka dengan pemaparan secara naratif untuk melihat efektifitas pembelajaran daring di perguruan tinggi. Sebagai pendidik, dosen memanfaatkan berbagai media pembelajaran dan aplikasi digital yang diharapkan dapat terintegrasi pada pengalaman belajar mahasiswa dan tetap mengacu pada capaian pembelajaran dalam rencana pembelajaran semester (RPS). Fisika merupakan salah satu mata kuliah wajib. Pembelajaran daring pada mata kuliah fisika di perguruan tinggi memang cukup baik, namun memiliki kendala terhadap pemahaman terhadap materi fisika yang diajarkan oleh dosen di antaranya pembelajaran yang diberikan lebih dominan teoritis dan kegiatan praktikum tidak optimal dilaksanakan. Sehingga efektivitas pembelajaran daring mata kuliah fisika di perguruan tinggi dapat dikategorikan cukup efektif karena hasilnya tidak optimal.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning belum optimal diterapkan pada Kompetensi Dasar Menerapkan Prinsip-Prinsip Teknik Pengukuran Tanah dan hasil belajar siswa tidak memenuhi standar KKM 70. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Prinsip-Prinsip Teknik Pengukuran Tanah. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Prinsip-Prinsip Teknik Pengukuran Tanah di SMK Negeri 2 Namohalu Esiwa pada Tahun Pelajaran 2021/2022 melalui penerapan model Pembelajaran Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Namohalu Esiwa dengan subjek penelitian siswa kelas X Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) semester I Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 12 orang. Instrumen penelitian (1) Lembar observasi, terdiri dari: (a) lembar observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran (b) lembar observasi dalam proses pembelajaran responden guru. (2) Tes kegiatan hasil belajar, dan (3) Dokumentasi foto. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut (1) Pada siklus I (pertama) rata-rata hasil pengamatan terhadap responden guru dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 58% dan pertemuan kedua 61% dengan rata-rata persentase 59,5%. Persentase pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama 44,75% dan pertemuan kedua 58,50% dengan rata-rata persentase 51,62%. Rata-rata hasil belajar siswa 68,15 dengan persentase ketuntasan 41% dan persentase ketidaktuntasan 59% (2) Pada siklus II (kedua) presentase pengamatan terhadap responden guru dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 77% dan pertemuan kedua 91% dengan rata-rata 84%. Persentase pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama 82,5% dan pertemuan kedua 91% dengan rata-rata 86,75%. Rata-rata hasil belajar siswa 86,18dengan persentase ketuntasan 100% dan presentase ketidaktuntasan 0%. Sehingga telah mencapai target ketuntasan 70. Dari temuan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Menerapkan Prinsip-Prinsip Teknik Pengukuran Tanah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together belum optimal diterapkan sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi jalan dan jembatan belum memenuhi Standar KKM. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gunungsitoli Idanoi dengan subjek penelitian siswa kelas X. Hasil penelitian : (1) pada siklus I (pertama) rata-rata pengamatan proses pembelajaran (responden guru) yaitu 48,60%, rata-rata persentase pengamatan keaktifan siswa yaitu 45,23% belum mencapai target yang ditetapkan, rata-rata hitung hasil belajar siswa adalah 66,93 tergolong kategori cukup, persentase ketuntasan siswa mencapai 38,88%. (2) pada siklus II (kedua) rata-rata pengamatan proses pembelajaran (responden guru) yaitu 91,06%, rata-rata persentase pengamatan keaktifan siswa yaitu 84,54% telah mencapai target yang ditetapkan, rata-rata hitung hasil belajar siswa adalah 82,16 tergolong kategori baik dan persentase ketuntasan belajar mencapai 100%, telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 70. Dari temuan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together pada pelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Gunungsitoli Idanoi
The problem in this study is the Jigsaw Cooperative learning model has not been applied optimally to engineering mechanics subjects and student learning outcomes do not meet the KKM standard of 70. The objectives of the study: (1) to describe the learning process in engineering mechanics subjects by applying cooperative learning models Jigsaw Type in Vocational Schools, and (2) To find out student learning outcomes in Mechanical Engineering subjects, especially in Basic Competence, apply how to arrange an equivalent style in building structures by applying the Jigsaw Type cooperative learning model in Vocational Schools This type of research is Classroom Action Research (CAR). This research was carried out in SMK with the research subjects of Class X students. The instruments in this study were observation sheets of the learning process, (teachers' respondents), student activity observation sheets, photo documentation, and learning outcomes tests. With the data analysis technique, the observation sheet was processed with a Likert scale and the learning outcomes test was carried out with a validation test and a feasibility test. The results of the study: (1) In the first (first) cycle the average percentage of observations in the learning process (teacher respondents) was 65%, while in the second (two) cycle the average percentage of observations in the learning process (teacher respondents) was 85, 37%. (2) In the first (first) cycle, the average percentage of observation of student activity, which is 34.62%, has not reached the target set, while in cycle II (two) the average percentage of observation of student activity, which is 88.46%, has reached the target. set at 70%. (3) In the first (first) cycle, the average count of student learning outcomes is 60.82, the percentage value of student completeness is 30.77%, while in the second (second) cycle, the average student learning outcome is 82.18 classified as good. , and the percentage value of student learning outcomes completeness 92.31% has reached the target set, namely 70. From the research findings above, it can be concluded that by applying the Jigsaw Type cooperative learning model to engineering mechanics subjects, it can improve student learning outcomes
Permasalahan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Demonstration belum diterapkan secara optimal pada Kompetensi Dasar Memahami Jenis-Jenis Gambar Potongan dan Aturan Penggambarannya dan hasil belajar siswa tidak memenuhi standar KKM 70. Penelitian ini bertujuan: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Demonstration Pada siswa kelas X semester genap di SMK Negeri 2 Gunungsitoli tahun pelajaran 2021/2022, dan (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Memahami Jenis-Jenis Gambar Potongan Aturan Penggambarannya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi responden guru, lembar observasi keaktifan siswa, tes hasil belajar, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X DPIB semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 14 orang. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut (1) Pada siklus I (pertama) rata-rata hasil pengamatan terhadap responden guru dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 52,77%, dan pertemuan kedua 61,11% dengan rata-rata persentase 56,94%. Presentase pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama 49,99% dan pertemuan kedua 59,37% dengan rata-rata 54,68%. Rata-rata hasil belajar siswa 69,57% dengan presentase ketuntasan 64,28% dan presentase ketidak tuntasan 35,72%. Pada siklus II presentase pengamatan terhadap responden guru dalam proses pembelajaran pertemuan pertama 72,22% dan pertemuan kedua 91,66% dengan rata-rata 81,94%. Presentase pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama 87,94% dan pertemuan kedua 96,87% dengan rata-rata 92,40%. Rata-rata hasil belajar siswa 87,42% dengan presentase ketuntasan 100% dan presentase ketidak tuntasan 0%. Sehingga telah mencapai target ketuntasan 70. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Demonstration, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Memahami Jenis-Jenis Gambar Potongan dan Aturan Penggambarannya di SMK Negeri 2 Gunungsitoli.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.