Kenakalan remaja adalah perbuatan yang mengandung unsur kriminal dan dilakukan oleh individu pada usia remaja. Salah satu faktor penyebab kenakalan pada remaja berasal dari rumah tempat tinggalnya. Minimnya penanaman nilai moralitas di dalam kepribadian dan rendahnya kesadaran lingkungan dalam membentuk konsep kendali menjadi sorotan penting untuk memahami mengapa remaja berbuat nakal. Penelitian ini bertujuan ingin menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Pengambilan data Penelitian dilakukan dengan menyebarkan skala kenakalan remaja, skala pola asuh, skala kontrol diri, dan skala moralitas kepada 300 remaja di Kota Bekasi. Remaja yang menjadi responden dipilih berdasarkan konsep usia di bawah 18 tahun, dengan pendidikan menengah pertama hingga menengah umum atau sederajat. Hasilnya memperlihatkan pola asuh yang buruk berperan menjadi faktor yang pengaruhi kenakalan remaja secara langsung. Hasil uji juga mendapatkan kontrol diri dan moralitas kepribadian dapat berperan menjadi mediator yang menghubungkan pola asuh buruk dengan kenakalan remaja. Kedepannya perlu dilakukan analisis secara lengkap tentang faktor yang dapat membentuk kontrol diri pada remaja, dan proses yang dapat menanamkan moralitas pada kepribadian remaja.Kata kunci : analisis, kenakalan remaja, pola asuh buruk, kontrol diri, moralitas.
Abstract Heart rate is an indicator to see mental activity in humans. Anger is a mental activity that has been investigated in many previous studies. There have been uses of impressions as a stimulus, but not yet in 360 format (virtual reality). This study is a preliminary study to determine the impact of demonstration impressions on heart rate activity. Impressions are made in two forms; Riot demonstrations and peaceful demonstrations, which were given to the subjects using the Virtual Reality Box. A total of 40 subjects were involved to reject their heartbeats and were given the intervention of broadcast 1 for riot demonstration and broadcast 2 for peace. Heart rate is measured through the blood flow read by a sensor bracelet, to further differentiate heart rate differences that occur in subjects. The results of the observation analysis found that there was a difference in the subject's heart rate when given 1 and 2 impressions. The results of comparative trials have proven that demonstration impressions can have an impact on different heart rates when compared to peaceful demonstrations. Keywords: Anger, Demonstrations, Heart Rate, Impressions Abstrak Denyut jantung menjadi indikator untuk melihat aktivitas mental pada manusia. Kemarahan merupakan aktivitas mental yang banyak dipelajari pada penelitian yang sebelumnya. Penggunaan tayangan sebagai stimulus sudah pernah ada yang melakukannya, tetapi format tayangannya belum dalam format 360 (virtual realitiy). Studi ini merupakan kajian awal untuk menggali dampak tayangan demontrasi terhadap aktivitas denyut jantung. Tayangan dibuat dalam dua bentuk; demontrasi rusuh dan demontrasi damai, yang diberikan kepada subjek dengan menggunakan Virtual Reality Box. Sebanyak 40 subjek dilibatkan untuk diukur denyut jantungnya dan diberikan intervensi tayangan 1 untuk demontrasi rusuh serta tayangan 2 untuk demonstrasi damai. Denyut jantung diukur melalui aliran darah yang terbaca oleh sensor wristband, untuk selanjutnya diperiksa perbedaan-perbedaan heart rate yang terjadi pada subjek. Hasil analisis pengamatan mendapatkan adanya perbedaan heart rate pada subjek saat diberikan tayangan 1 dan diberikan tayangan 2. Hasil hitung uji perbandingan berhasil membuktikan bahwa tayangan demontrasi rusuh dapat berdampak kepada heart rate secara berbeda ketika dibandingkan dengan demontrasi yang damai. Kata kunci: Kemarahan, Demontrasi, Heart Rate, Tayangan
Lies are carried out by individuals in many of their daily activities, the impact of lying is detrimental to others, and the perpetrators. The results of previous studies have explained that this happens because the perpetrator of lying can monitor his appearance so that it is difficult for the victim to see it as a lie. The most difficulty in recognizing lies is identifying indicators of lying. Therefore it is important to be able to identify indicators of lying behavior. Through two series of studies, this study aims to conduct an analysis of lying, through survey research and in-laboratory research. There were 74 subjects in the survey, and 60 people were involved to be the subject of experimental research. With details of 20 people as the lying group, 20 people as the honest group and 20 people as the neutral group. The results of the survey study found that self-monitoring is related to lying behavior, and self-monitoring also has a direct effect on lying behavior. Conversely, verbal ability is not related to lying. In the experimental study, it was found that the heart rate was different between the three experimental groups. Similar to the sound amplification (db) there was a significant difference between the three experimental groups, but the analysis of the sound wave pattern showed no difference. The results of the analysis of the response reactions and eye movements were not different. The empirical facts of this study can be used to identify indicators of lying behavior. Keyword: self-monitoring, verbal ability, heart rate, eye movements, and lying behavior Abstrak Berbohong dilakukan oleh individu pada banyak di setiap aktivasnya sehari-hari, dampak dari perilaku berbohong merugikan orang lain, dan diri pelakunya. Hasil studi terdahulu menerangkan hal itu dapat terjadi karena pelaku berbohong dapat memantau tampilan keadaan dirinya sehingga sulit di lihat oleh korbannya sebagai kebohongan. Kesulitan terberat dalam mengenali kebohongan di dalam aktivas sehari–hari adalah mengenali indikator-indikator yang menjadi bagian dari perilaku berbohong. Berupa kemampuan verbal, reaksi memberikan jawaban, ekspresi wajah, denyut jantung, suara yang dikeluarkan. Oleh karenanya penting untuk dapat mengenali indikator tentang perilaku berbohong. Melalui dua rangkaian studi penelitian ini berupaya untuk melakukan analisis mengenai perilaku berbohong, secara penelitian survei dan penelitian di dalam laboratorium. Sebanyak 74 subjek dilibatkan di dalam proses studi survei. Kemudian sebanyak 60 orang dilibatkan untuk menjadi subjek penelitian eksperimen. Dengan rincian 20 orang untuk kelompok berbohong, 20 orang untuk kelompok jujur dan 20 orang untuk kelompok netral (bebas memilih bohong atau jujur). Hasil studi survei mendapatkan fakta bahwa self-monitoring berhubungan dengan perilaku berbohong, dan self-monitoring juga berpengaruh secara langsung terhadap perilaku berbohong. Sebaliknya kemampuan verbal tidak berhubungan dengan perilaku berbohong. Pada studi eksperimen didapatkan hasil bahwa denyut jantung terjadi perbedaan diantara tiga kelompok eksperimen. Begitupula dengan amplifikasi suara (db) terjadi perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok eksperimen, akan tetapi analisis terhadap pola gelombang suara tidak menunjukkan adanya perbedaan. Begitu juga hasil analisis terhadap reaksi menjawab dan gerakan mata keduanya tidak didapatkan adanya perbedaan. Fakta empiris penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk mengenal mengenai indikator perilaku berbohong. Kata Kunci: self-monitoring, kemampuan verbal, denyut jantung, gerak mata, dan perilaku berbohong
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.