Abstract Heart rate is an indicator to see mental activity in humans. Anger is a mental activity that has been investigated in many previous studies. There have been uses of impressions as a stimulus, but not yet in 360 format (virtual reality). This study is a preliminary study to determine the impact of demonstration impressions on heart rate activity. Impressions are made in two forms; Riot demonstrations and peaceful demonstrations, which were given to the subjects using the Virtual Reality Box. A total of 40 subjects were involved to reject their heartbeats and were given the intervention of broadcast 1 for riot demonstration and broadcast 2 for peace. Heart rate is measured through the blood flow read by a sensor bracelet, to further differentiate heart rate differences that occur in subjects. The results of the observation analysis found that there was a difference in the subject's heart rate when given 1 and 2 impressions. The results of comparative trials have proven that demonstration impressions can have an impact on different heart rates when compared to peaceful demonstrations. Keywords: Anger, Demonstrations, Heart Rate, Impressions Abstrak Denyut jantung menjadi indikator untuk melihat aktivitas mental pada manusia. Kemarahan merupakan aktivitas mental yang banyak dipelajari pada penelitian yang sebelumnya. Penggunaan tayangan sebagai stimulus sudah pernah ada yang melakukannya, tetapi format tayangannya belum dalam format 360 (virtual realitiy). Studi ini merupakan kajian awal untuk menggali dampak tayangan demontrasi terhadap aktivitas denyut jantung. Tayangan dibuat dalam dua bentuk; demontrasi rusuh dan demontrasi damai, yang diberikan kepada subjek dengan menggunakan Virtual Reality Box. Sebanyak 40 subjek dilibatkan untuk diukur denyut jantungnya dan diberikan intervensi tayangan 1 untuk demontrasi rusuh serta tayangan 2 untuk demonstrasi damai. Denyut jantung diukur melalui aliran darah yang terbaca oleh sensor wristband, untuk selanjutnya diperiksa perbedaan-perbedaan heart rate yang terjadi pada subjek. Hasil analisis pengamatan mendapatkan adanya perbedaan heart rate pada subjek saat diberikan tayangan 1 dan diberikan tayangan 2. Hasil hitung uji perbandingan berhasil membuktikan bahwa tayangan demontrasi rusuh dapat berdampak kepada heart rate secara berbeda ketika dibandingkan dengan demontrasi yang damai. Kata kunci: Kemarahan, Demontrasi, Heart Rate, Tayangan
Lies are carried out by individuals in many of their daily activities, the impact of lying is detrimental to others, and the perpetrators. The results of previous studies have explained that this happens because the perpetrator of lying can monitor his appearance so that it is difficult for the victim to see it as a lie. The most difficulty in recognizing lies is identifying indicators of lying. Therefore it is important to be able to identify indicators of lying behavior. Through two series of studies, this study aims to conduct an analysis of lying, through survey research and in-laboratory research. There were 74 subjects in the survey, and 60 people were involved to be the subject of experimental research. With details of 20 people as the lying group, 20 people as the honest group and 20 people as the neutral group. The results of the survey study found that self-monitoring is related to lying behavior, and self-monitoring also has a direct effect on lying behavior. Conversely, verbal ability is not related to lying. In the experimental study, it was found that the heart rate was different between the three experimental groups. Similar to the sound amplification (db) there was a significant difference between the three experimental groups, but the analysis of the sound wave pattern showed no difference. The results of the analysis of the response reactions and eye movements were not different. The empirical facts of this study can be used to identify indicators of lying behavior. Keyword: self-monitoring, verbal ability, heart rate, eye movements, and lying behavior Abstrak Berbohong dilakukan oleh individu pada banyak di setiap aktivasnya sehari-hari, dampak dari perilaku berbohong merugikan orang lain, dan diri pelakunya. Hasil studi terdahulu menerangkan hal itu dapat terjadi karena pelaku berbohong dapat memantau tampilan keadaan dirinya sehingga sulit di lihat oleh korbannya sebagai kebohongan. Kesulitan terberat dalam mengenali kebohongan di dalam aktivas sehari–hari adalah mengenali indikator-indikator yang menjadi bagian dari perilaku berbohong. Berupa kemampuan verbal, reaksi memberikan jawaban, ekspresi wajah, denyut jantung, suara yang dikeluarkan. Oleh karenanya penting untuk dapat mengenali indikator tentang perilaku berbohong. Melalui dua rangkaian studi penelitian ini berupaya untuk melakukan analisis mengenai perilaku berbohong, secara penelitian survei dan penelitian di dalam laboratorium. Sebanyak 74 subjek dilibatkan di dalam proses studi survei. Kemudian sebanyak 60 orang dilibatkan untuk menjadi subjek penelitian eksperimen. Dengan rincian 20 orang untuk kelompok berbohong, 20 orang untuk kelompok jujur dan 20 orang untuk kelompok netral (bebas memilih bohong atau jujur). Hasil studi survei mendapatkan fakta bahwa self-monitoring berhubungan dengan perilaku berbohong, dan self-monitoring juga berpengaruh secara langsung terhadap perilaku berbohong. Sebaliknya kemampuan verbal tidak berhubungan dengan perilaku berbohong. Pada studi eksperimen didapatkan hasil bahwa denyut jantung terjadi perbedaan diantara tiga kelompok eksperimen. Begitupula dengan amplifikasi suara (db) terjadi perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok eksperimen, akan tetapi analisis terhadap pola gelombang suara tidak menunjukkan adanya perbedaan. Begitu juga hasil analisis terhadap reaksi menjawab dan gerakan mata keduanya tidak didapatkan adanya perbedaan. Fakta empiris penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk mengenal mengenai indikator perilaku berbohong. Kata Kunci: self-monitoring, kemampuan verbal, denyut jantung, gerak mata, dan perilaku berbohong
Kenakalan remaja adalah perbuatan yang mengandung unsur kriminal dan dilakukan oleh individu pada usia remaja. Salah satu faktor penyebab kenakalan pada remaja berasal dari rumah tempat tinggalnya. Minimnya penanaman nilai moralitas di dalam kepribadian dan rendahnya kesadaran lingkungan dalam membentuk konsep kendali menjadi sorotan penting untuk memahami mengapa remaja berbuat nakal. Penelitian ini bertujuan ingin menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Pengambilan data Penelitian dilakukan dengan menyebarkan skala kenakalan remaja, skala pola asuh, skala kontrol diri, dan skala moralitas kepada 300 remaja di Kota Bekasi. Remaja yang menjadi responden dipilih berdasarkan konsep usia di bawah 18 tahun, dengan pendidikan menengah pertama hingga menengah umum atau sederajat. Hasilnya memperlihatkan pola asuh yang buruk berperan menjadi faktor yang pengaruhi kenakalan remaja secara langsung. Hasil uji juga mendapatkan kontrol diri dan moralitas kepribadian dapat berperan menjadi mediator yang menghubungkan pola asuh buruk dengan kenakalan remaja. Kedepannya perlu dilakukan analisis secara lengkap tentang faktor yang dapat membentuk kontrol diri pada remaja, dan proses yang dapat menanamkan moralitas pada kepribadian remaja.Kata kunci : analisis, kenakalan remaja, pola asuh buruk, kontrol diri, moralitas.
Every day individuals must carry out social activities such as communicating with each other. The communication process makes individuals more mature in dealing with problems, as well as adolescents. Communication carried out sometimes does not run smoothly and causes disappointment between individuals. This disappointment can disappear with a sense of sincerity and forgiveness that is done. One of the forgiveness factors is religiosity. Individuals can do forgiveness based on their belief in religion as a basis for behavior. Through this research, the researcher wanted to analyze the forgiveness through survey study research. The research data were obtained from the distribution of the forgiveness variable scale and the religiosity variable scale. Taking research subjects here using a stratified random sampling technique, in which the subject is taken randomly based on class level. This study involved as many as 150 adolescents, 118 women and 32 men. The results of this study showed that the variable of religiosity was proven to affect the forgiveness variable. In addition, empirical facts were also found, namely the difference in the level of forgiveness in the class groups. As for the level of religiosity in the class group, there was no difference. Likewise with the level of forgiveness in the gender group and the level of religiosity in the gender group. For future research, it is necessary to analyze the forgiveness variable in subjects with adult age vulnerability. This is necessary to see the process of forgiveness development in terms of age. Keywords: Adolscent, Forgiveness, Religious Abstrak Setiap harinya individu pasti melakukan aktivitas sosial seperti berkomunikasi satu sama lain. Proses komunikasi menjadikan individu lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan, begitu juga dengan remaja. komunikasi yang dilakukan terkadang tidak berjalan lancer dan menyebabkan kekecewaan antar individu. Kekec ewaan tersebut dapat menghilang dengan adanya rasa ikhlas dan forgiveness yang dilakukan. Salah satu faktor forgiveness adalah religiusitas. Individu dapat melakukan forgiveness berdasarkan dengan keyakinannya terhadap agama sebagai dasar bertingkah laku. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menganalisis terkait mengenai forgiveness melalui penelitian studi survey. Data penelitian didapatkan dari penyebaran skala variabel forgiveness dan skala variabel religiusitas. Pengambilan subjek penelitian disini menggunakan teknik stratified random sampling, yang dimana subjek diambil secara random berdasarkan tingkatan kelasnya. Penelitian ini melibatkan sebanyak 150 remaja, 118 perempuan dan 32 laki-laki. Hasil penelitian ini mendapatkan hasil yaitu bahwa variabel religiusitas terbukti dapat mempengaruhi variabel forgiveness. Selain itu, ditemukan juga fakta empiris yaitu adanya perbedaan tingkat forgiveness pada kelompok kelas. Sedangkan untuk tingkat religiusitas pada kelompok kelas, tidak ditemukan perbedaan. Begitu juga dengan tingkat forgiveness pada kelompok jenis kelamin dan tingkat religiusitas pada kelompok jenis kelamin. Untuk penelitian kedepannya perlu untuk menganalisis variabel forgiveness pada subjek dengan rentan usia dewasa. Hal ini diperlukan untuk melihat proses perkembangan forgiveness dari segi usia. Kata kunci: Remaja, Forgiveness, Religiusitas
Petugas polisi satuan Pengendali Masa (DALMAS) merupakan satuan kepolisian dengan tugas melakukan pengamanan terhadap aksi demonstrasi. Kondisi unjuk rasa yang rusuh menjadi kenyataan yang harus dihadapi mereka saat bertugas. Aksi rusuh dari demonstran tidak hanya memunculkan resiko besar, tetapi dalam aksi rusuh juga terjadi upaya-upaya yang dapat memancing anggota DALMAS menjadi emosional dan agresi, dengan kata lain terprovokasi. Variabel terprovokasi menjadi suatu kajian yang sangat menarik, namun dari sekian banyaknya hasil penelitian mengenai perilaku agresi belum ditemukan skala pengkuran yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk menyusun konstruk dan butir untuk dapat mengukur keadaan terprovokasi. Konstruk pengkuran disusun dan diuji kesesuaiannya dengan melibatkan 5 orang panelis penilai, dan selanjutnya sebanyak 35 anggota DALMAS dilibatkan untuk melakukan uji coba untuk mengetahui keterhandalan butir. Hasilnya berhasil mendapatkan sejumlah butir yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan terprovokasi, bitur pengkuran memperlihatkan kehandalan yang cukup akurat. Meskipun butir-butir yang ada sudah mampu mengukur variabel, namun hasil ini belum melibatkan responden dalam jumlah yang besar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.