Latar Belakang: Depresi postpartum di Indonesia berkisar 11-30%, yang berdampak tidak baik pada kesehatan ibu, anak dan keluarga karena menyebabkan penurunan kemampuan dalam mengasuh anak, ketertarikan pada bayinya kurang, tidak berespon baik/positif terhadap bayinya dan ibu menjadi malas menyusui sehingga akan mempengaruhi kesehatan, pertumbuhandanperkembangan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas effelurage massage terhadap pencegahan postpartum depression pada ibu nifas di PMB Elisabeth Banyuanyar Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan desain one group pre-test and post-test. Subjek penelitian adalah ibu yang menjalani terapi effleurage massage di PMB Elizabeth Banyuanyar Surakarta. Sampel diambil dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, dan inferensial dengan uji Wilcoxon. Hasil : (1) Tingkat depresi ibu pospartum sebelum menjalani effleurage massage yaitu : ada 40% dengan kategori tidak depresi, 20% mungkin depresi, dan 40 % mengalami depresi. (2) Tingkat depresi ibu pospartum setelah menjalani effleurage massageberkurang yaitu ada 60% responden sudah tidak mengalami depresi, 40% responden mungkin depresi dan tidak ada yang mengalami depresi. Simpulan : Ada perbedaan yang signifikan antara tingkat depresi sebelum dan setelah ibu pospartum menjalani effleurage massagedengan nilai probabilitas (p) 0,034 0,05.
Data from Riskesdas in 2013 and 2018 showed an increase in cancer prevalence in Indonesia from 1.4% to 1.49%. Screening is a government effort or a simple and easy test carried out on a healthy population with the aim of distinguishing people who are sick or at risk of contracting the disease among healthy people. One form of increasing public awareness about the symptoms and signs of cancer, one of which is the provision of public education about breast self-examination (BSE). Based on the results of interviews with cadres at Posyandu Tanggul Asri RW 10, Kadipiro Village, Banjarsari District, Surakarta, cadres have never received counseling about early detection of breast cancer with BSE. The purpose of this community service is that it is hoped that the skills of cadres in carrying out BSE will increase. The methods used in this community service activity are lectures, demonstrations, discussions / questions and answers. From the results of the implementation of coaching and counseling for 1 day which was attended by 12 cadres, it turned out that the activity received a good response by the cadres. Cadres become more aware of early detection of breast cancer and can demonstrate how to do BSE. The conclusion of this Community Service Activity is that Cadres understand early detection of breast cancer with BSE.
Kepemilikan Buku KIA/KMS sebagai alat/kelengkapan ibu membawa anak bayi dan balita ke posyandu yang mana didalam buku KIA terdapat KMS bayi/balita yang dipergunakan dalam memantau tumbuh kembang anak. Melihat kurva KMS pada buku KIA, baik ibu maupun kader lebih mudah memahami dan mengetahui perkembangan anak. Hal ini sangat releven dengan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Adi (2005) bahwa sekitar 82,4% responden yang memiliki buku KIA/KMS pada dasarnya membawa buku tersebut dalam setiap melakukan penimbangan ke posyandu. Meskipun sekitar 17% ibu tidak membawa buku tetsebut saat kunjungan ke Posyandu. Tujuan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang buku KIA dengan perilaku membawa buku KIA pada kegiatan Posyandu di wilayah Puskesmas Gambirsari.Manfaat Untuk mendapatkan pengetahuan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang buku KIA dengan perilaku membawa buku KIA. Metode Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang atau cross sectional. Penelitian akan dilakukan di posyandu Wilayah Puskesmas Gambirsari. Waktu penelitian akan dilakukan mulai bulan Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Populasi terjangkau penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita di posyandu wilayah Puskesmas Gambirsari Surakarta yang berjumlah kurang lebihkurang lebih 3815orangdan sampel yang digunakan peneliti menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% sehingga didapatkan total sampel sebanyak 362 sampel ibu yang memiliki balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Gambirsari. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang buku KIA dengan perilaku membawa buku KIA pada kegiatan Posyandu di Di wilayah Puskesmas Gambirsari Kata Kunci : Pengetahuan Dan Sikap Ibu, Buku KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak), Perilaku Membawa Buku KIA
Complementary foods for breast milk (MP-ASI) is food or drink that contains nutrients other than breast milk, this is because breast milk is only able to meet two-thirds of the baby's needs at 6-9 months of age, and at 9-12 months it fulfills half of the baby's needs. Age under two years is a very important period as well as a critical period in the process of growth and development of babies both physically and intellectually, therefore every baby and child aged 6-24 months must obtain nutritional intake according to their needs. The survey results show that one of the causes of growth and development disorders for babies and children aged 6-24 months in Indonesia is the low quality of complementary foods and not according to the parenting style given so that some nutrients cannot meet the needs, especially energy and micronutrients, especially iron. (Fe) and Zinc (Zn). The purpose of this community service is that after receiving counseling, it is hoped that the baby's mother at Singosari Banyuanyar Surakarta Posyandu can be understanding about complementary foods so that the baby's nutrition is fulfilled and can make complementary foods themselves. This community service activity got results, namely counseling followed by 15 mommies which were held on July 17, 2020, at Singosari RW 05 Posyandu. This community service activity received a good response. Posyandu babies' mothers know more about complementary foods. This can be seen from the results of the question and answer, where before counseling about complementary foods, posyandu babies do not understand complementary foods, but after counseling about complementary breastfeeding, posyandu babies become more aware of complementary foods with value. the average knowledge of complementary foods increased by 80%.
Babies aged 0-12 months require the best nutritional intake and stimulation for their growth and development. Parents present a significant role in providing good stimulants to enhance a maximum child's potential. One of the baby stimulants is touch tactics or baby massage. In its development, baby massage is generally associated with touch between parents and children. It creates a relationship of affection between parents and babies, reduces anxiety levels, improves physical abilities and self-confidence. Health education is necessary to improve knowledge so that knowledgeable people efficiently conduct the expected goals. Mothers were able to develop their knowledge and skills in practicing baby massage after acquiring knowledge. The method of implementation used lectures, demonstrations, practices, and discussions. The media utilized baby phantom and massage oil. The counseling was implemented from March-August 2020. Coaching and counseling during 2 stages of activities attended by 17 mothers with babies aged 0-12 months have received a good response. Mothers acknowledge more about independent baby massage. The evaluation results were identified by conducting interviews with Posyandu Singosari participants, which showed that around 80% of mothers recognized baby massage and could practice the baby massage independentlyAbstrakBayi membutuhkan asupan gizi dan stimulasi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangannya pada saat usia 0-12 bulan. Orang tua sangat berperan dalam memberikan stimulasi dan rangsangan yang baik untuk meningkatkan perkembangan potensi anak secara maksimal, salah satu bentuk stimulasi yang dapat diberikan kepada bayi berupa sentuhan taktik atau pijat bayi. Dalam perkembangannya, pijat bayi banyak dikaitkan dengan sentuhan antara orang tua dan anak, karena mampu menimbulkan jalinan kasih sayang antara orang tua dan bayi, mengurangi tingkat kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. Pendidikan kesehatan sangat penting untuk meningkatakan pengetahuan, sehingga ketika seseorang mempunyai pengetahuan akan lebih mudah untuk melakukan tujuan yang diharapkan. Setelah dilakukan upaya peningkatan pengetahuan diharapkan ibu bayi dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam melakukan pijat bayi. Metode pelaksanaan dengan ceramah, demonstrasi, praktik dan diskusi. Media yang digunakan yaitu phantom bayi dan minyak pijat. Pelaksanaan penyuluhan dilaksankan pada Bulan Maret 2020 sampai dengan Agustus 2020. Hasil pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan selama 2 tahap kegiatan yang diikuti oleh 17 ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan, telah mendapatkan respon yang baik. Ibu-ibu menjadi lebih mengetahui tentang pijat bayi secara mandiri. Hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi dengan melakukan wawancara kepada peserta di Posyandu Singosari menunjukkan hasil sekitar 80% ibu –ibu sudah mengetahui tentang pijat bayi dan dapat mempraktikkan pemijatan pada bayi secara mandiri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.