Purpose Adverse effects of maternal vitamin D deficiency have been linked to adverse pregnancy outcomes. We investigated the relationship between maternal vitamin D status and newborn anthropometry measurements using a genetic approach and examined the interaction between genetic variations in involved in vitamin D synthesis and metabolism and maternal vitamin D concentrations on newborn anthropometry. Methods The study was conducted in 183 pregnant Indonesian Minangkabau women. Genetic risk scores (GRSs) were created using six vitamin D–related single nucleotide polymorphisms and their association with 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] levels and newborn anthropometry (183 infants) were investigated. Results There was no significant association between maternal 25(OH)D concentrations and newborn anthropometry measurements (P > 0.05, for all comparisons). After correction for multiple testing using Bonferroni correction, GRS was significantly associated with 25(OH)D in the third trimester (P = 0.004). There was no association between GRS and newborn anthropometric measurements; however, there was an interaction between GRS and 25(OH)D on head circumference (P = 0.030), where mothers of neonates with head circumference < 35 cm had significantly lower 25(OH)D if they carried ≥4 risk alleles compared to those who carried ≤3 risk alleles. Conclusion Our findings demonstrate the impact of vitamin D-related GRS on 25(OH)D and provides evidence for the effect of vitamin D-related GRS on newborn anthropometry through the influence of serum 25(OH)D levels among Indonesian pregnant women. Even though our study is a prospective cohort, before the implementation of vitamin D supplementation programs in Indonesia to prevent adverse pregnancy outcomes, further large studies are required to confirm our findings.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan menurunkan produktivitas serta berakibat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan di masa depan. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas kader dalam pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan orientasi kepada kader dan memberikan penguatan SDM (Sumberdaya Manusia) Posyandu di Desa Lokus Stunting. Metode kegiatan dilakukan melalui edukasi kepada kader dalam rangka penguatan posyandu dalam upaya pencegahan stunting. Orientasi dilaksanakan selama satu hari di Kabupaten Labuhan Batu sebagai salah satu kabupaten lokus stunting dengan jumlah peserta 65 orang. Kegiatan diawali dengan perkenalan oleh tim. Kegiatan selanjutnya adalah edukasi dengan materi orientasi terdiri dari (1) upaya kesehatan di posyandu sebagai pencegahan stunting, (2) komunikasi antar pribadi dalam upaya kesehatan di posyandu pada adaptasi kebiasaan baru, (3) pelaksanaan upaya kesehatan di posyandu pada adaptasi kebiasaan baru, (4) pembuatan rencana tindak lanjut selesai kegiatan orientasi kader. Dari hasil kegiatan didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan orientasi kader dan penguatan SDM posyandu (post-test) dibandingkan dengan sebelum dilakukan kegiatan (pre -test).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi sulfas ferrosus diwilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectionalstudy dengan sampel berjumlah 49 orang ibu hamil trimester IIIpada tiga kelurahan di wilayah kerjapuskesmas Air Dingin.Pengumpulandata dilakukan dengan cara primer dan sekunder yaitu melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkomsumsi tablet Sulfas ferrosus mengunakan uji statistik "Chi-Square" dengan tingkat kemaknaan a 0,05. Hasil penelitian ini diperoleh 55,1 %responden tidak patuh mengkomsumsi tablet Sulfas ferrosus, 59,2% responden dengan pengetahuan yang tinggi, 61,2 % responden berskap positif, 5 1 % responden dengan frekuensi kunjungan antenatal care tidak baik, 59,2 % responden dengan dukungan keluarga rendah dan 53 % responden mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang tinggi. Kesimpulannya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, frekuensi kunjungan antenatal care, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkomsumsi tablet Sulfas Ferrosus. Agar kepatuhan ibu hamil dapat ditingkatkan, maka disarankan kepada pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan dan menyebarkan poster tentang pengertian, manfaat, dan cara mengkomsumsi tablet Sulfas ferrosus degan benar.
Masalah stunting adalah masalah pembangunan yang kompleks, terkait dengan sebagian besar tujuan dari Sustainable Develompment Goals (SDGs), mulai dari soal memberantas kemiskinan, menghapus kelaparan (zero hunger) dan kurang gizi (termasuk stunting), perbaikan kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit, meningkatkan pendidikan, perbaikan lingkungan dan sanitasi, keamanan pangan dan gizi, persamaan gender, dan kerja sama antar bangsa. Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten lokus stunting di Provinsi Sumatera Barat. Dalam kaitan itu diperlukan peran perguruan tinggi dalam hal ini FKM Universitas Andalas untuk pendampingan program pencegahan dan penanggulangan stunting secara integrasi.Tujuannya dalah agar Lintas Sektor terkait dapat bekerja sama dan melakukan kegiatan secara terpadu (integrasi) dalam forum Intervensi Gizi Terintegrasi untuk Anak Stunting (IGTAS). Metode kegiatan yang dilakukan adalah koordinasi dan konsolidasi dengan penerapan Konsep IGT-AS (Intervensi Gizi Terpadu-Anak Stunting) dari tingkat perguruan tinggi, kabupaten, kecamatan dan desa. Sedangkan metode survey dengan pengumpulan data status gizi di tingkat keluarga. Pendampingan yang dilakukan perguruan tinggi ada 2 aspek yaitu di tingkat Kabupaten mendampingi 8 langkah IGT-AS menghasilkan usulan intervensi kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait intervensi gizi di tingkat Nagari/Desa dengan melaksanakan 5 pilar intervensi melalui kelembagaan Nagari/Desa dan dukungan OPD Kabupaten yang memiliki perpanjangan tangan di tingkat Kecamatan dan Desa/Nagari. Sedangkan di tingkat Desa/Nagari dengan mengambil 1 Nagari/Desa lokus stunting focus pada status gizi anak. Hasil yang didapat dari pendampingan 8 langkah IGT-AS telah dapat melakukan sesuai ketentuan yang dijalankan dan bahkan menjadi contoh pada Kabupaten lain yang melakukan hal yang sama. Hasil survey di tingkat Nagari/Desa diperoleh status gizi TB/U di Nagari Kajai Pasaman Barat ditemukan anak stunting sebanyak 128 (32,8%), anak balita dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 60,5%, kunjungan posyandu dalam 3 bulan terakhir ditemukan paling banyak ditimbang secara teratur sebesar 67,7% dan ibu balita yang mengikuti Bina Keluarga Balita (BKB) di Nagari Kajai masih rendah sebesar 14,9%. Kesimpulan dan Saran: Peran perguruan tinggi sangat penting terutama dalam peningkatan kapasitas OPD dalam penentuan program intervensi, peningkatan kapasitas petugas kesehatan, kader kegiatan posyandu dan pemberdayaan masyarakat.Di tingkat desa/nagari, dukungan dosen dan mahasiswa dalam pencegahan dan penanganan anak stunting bersama Kader Posyandu dan Perangkat Desa/Nagari sangat dinantikan dan diperlukan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.