This research aims to analyze the nutritive value of flour head, liver powder and bone meal as by product of ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan gizi tepung kepala, tepung tulang dan tepung hati ikan yang merupakan limbah pengolahan ikan sidat Indonesia (Anguilla bicolor). Tepung limbah ikan sidat dibuat berdasarkan proses termal menggunakan drum dryer di pabrik penepungan ikan PT. Carmelitha Lestari di Bogor dan analisis proksimat untuk uji kimiawi dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu, IPB serta observasi langsung di PT Jawa Suisan Indah, Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi pada bulan Oktober 2012-April 2013. Hasil analisis proksimat tepung kepala, tepung hati dan tepung tulang mengandung protein berturut-turut sebesar 61.78%, 53.92%, dan 41.01%; lemak sebesar 15.55%; 27.28%; 13.07%, karbohidrat sebesar 11.48%; 14.96%; 8.13%, kadar air sebesar 5.44%; 8.48%; 3.01%, kadar abu 12.95%; 3.62%; 37.49% dan serat kasar 1.33%; 0.04%; 1.11%.
Katuk and spinach brownies tartlet products from katuk leaves as a source of galactagogue and spinach, rich in iron, can help breastfeeding mothers in exclusive breastfeeding for six months. This study aims to modify the katuk and spinach brownies tartlet products and analyze these products' financial feasibility. This research makes brownies tartlet. This tartlet uses katuk leaves and spinach. This study indicates that the energy content in one product is 288 cal, carbohydrate 30.2 g, Protein 5.2 g, fat 17.9 g, and iron 0.8 mg. Financial feasibility analysis results showed that BEP of production of 37.820 pieces, BEP of sales of IDR 189.102.195; Return on Sales of 23.4%; Return on Investment (ROI) of 189.5%; NPV of IDR 91.831.077 and PBP during 0.55 year, Discounted Payback Period (DPBP) of 0.60 years, Profitability Index of 2.38 and Accounting Rates of Returns (ARR) of 52.6%. Based on scenario analysis, katuk and spinach brownies tartlet is feasible for business if minimum sales of 72% of products. Based on the financial feasibility analysis comparison data above, katuk and spinach brownies tartlets are more profitable than pineapple carrot juice business; chocolate spread with coconut ingredients business, and banana chips
ABSTRAKBiji buah picung (Pangium edule Reinw) secara tradisional sudah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan segar. Walaupun demikian, kajian ilmiah tentang efektivitas biji picung dalam mengawetkan ikan belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi biji picung cincang 2%, 4%, dan 6% (bobot picung/bobot ikan) dengan garam 2% dan 3% (bobot garam/bobot ikan). Pengamatan kesegaran ikan dilakukan setiap 3 hari selama penyimpanan pada suhu kamar, dengan pengamatan pertama dilakukan 8 jam setelah aplikasi campuran garam dan picung. Parameter yang digunakan untuk menentukan kesegaran ikan adalah nilai organoleptik, TVB, jumlah bakteri penghasil H 2 S, dan Enterobacteriaceae sedangkan parameter pendukung adalah kadar air, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara organoleptik, pada perlakuan dengan biji picung pada kadar 4% dari bobot ikan, yang dikombinasikan dengan garam 2% atau 3%, mutu ikan masih dapat diterima panelis hingga 6 hari pada penyimpanan suhu kamar. Meskipun demikian, dilihat dari perkembangan TVB, hanya penggunaan biji picung dengan kadar 6% yang mampu menahan perkembangan kadar TVB hingga hari ke-6, sedangkan pada perlakuan di bawah 6%, nilai batas ambang TVB 30 mgN% telah dilewati pada hari ke-3. Sementara itu perkembangan bakteri pembentuk H Gurubesar IPB. PENDAHULUANBiji buah picung (Pangium edule Reinw) atau dikenal dengan nama daerah keluwek/pangi/pakem/ gempani/awaran, secara tradisional sudah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan segar, khususnya di daerah-daerah yang langka akan es, seperti di daerah Banten, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan lain lain. Di daerah-daerah tersebut, biji picung yang telah ditumbuk dicampur dengan garam dan dilumurkan pada ikan yang dijajakan di pasar, atau ditambahkan dalam kemasan kantong plastik
Penelitian fortifikasi tepung HPI mujair (Oreochromis mossamblca) ke dalam produk camilan cheese sfick (tik-tik) dan kue kering untuk makanan tambahan balita telah dilakukan. Jumlah tepung HPI yang ditambahkan ke dalam tik-tik sebesar 5%-30% (bib).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.