Keterbatasan siswa tunarungu dalam proses pembelajaran membuat siswa kurang memahami pelajaran dengan baik sehingga diperlukannya media pembelajaran yang dapat membantu siswa tunarungu memahami materi pelajaran khususnya pembelajaran IPA. Salah satunya melalui pengembangan media pembelajaran, yaitu video sains interaktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan media, mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan media video sains interaktif dan juga respon guru terhadap media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Research & Developmet dengan memodifikasi model dari Sugiyono. Teknik pengumpulan data dari aspek kelayakan media diperoleh dari penilaian validator, aktivitas siswa diperoleh dari observasi pada saat produk di implementasikan, dan aspek respon guru dari angket. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu (1) aspek kelayakan media dari penilaian validator ialah dari dosen IPA sebesar 94,23% kategori sangat baik dan guru IPA SLB sebesar 92,30% kategori sangat baik dan layak untuk digunakan; (2) aktivitas siswa tunarungu dalam penggunaan media video sains interaktif dengan persentase 82,9% kategori baik, aktivitas tertinggi siswa ialah mengerjakan soal dengan persentase 100% dan menurun pada aspek menyimpulkan dengan persentase 93,33%; dan (3) respon guru terhadap video sains interaktif dengan persentase 90% kategori sangat baik.
Problems experienced by students of class VII SMPN 5 Sumenep namely the science practicum instructionsdoes not contain the components clearly and completely. This makes students do not understand the activities practicum performed. The purpose of this research is to know the feasibility of science practicum instructionsbased on coastal community culture, and student and science teacher's response to the practicum instructions. This research is a research and development (Research and Development) by using Sugiyono development model (2018). The subjects of this study were 12 students of class VII SMPN 5 Sumenep selected at random with 3 students on product simulation test and 9 students on the trial of product usage. The results of feasibility of the science practicum instructionsbased on the culture of coastal communities were averaged at 74% with the criteria deserved for the content of the product and 92.7% for the average product display with very deserved criteria. The student's response is obtained on average 100% for product simulation phase and 96,9% on trial of product usage, with the same category that is very good. IPA teachers' responses to the science practicum instructions based on coastal societies culture are included in the excellent category with an average of 100%.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) serta mengetahui keaktifan peserta didik selama proses penerapan model pembelajaran PjBL. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Subjek yang digunakan yaitu peserta didik kelas VII MTs Al Mujahidin Sumenep. Hasil penelitian yaitu berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, model pembelajaran PjBL dapat digunakan guru dalam proses kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran PjBL merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari keaktifan peserta didik karena model pembelajaran PjBL berpusat pada peserta didik saat proses kegiatan pembelajaran. Model pembelelajaran PJBL juga dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan fokus dalam menyelesaikan masalah, serta membuat peserta didik berpikir secara mandiri maupun berkelompok.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.