Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena besarnya volume produksi nasional dan luas hasil panen. Kulit pisang raja memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kandungan fenolik total ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dalam GAE (Garlic Acid Equivalent) dan kandungan flavonoid total menggunakan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE (Quersetin Equivalent). Larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 656 nm untuk polifenol dan 440 untuk flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total polifenol 3,50104 % b/v atau 35,0104 mg GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid 2,076153 % b/v atau 20,76153 mg QE/g ekstrak. Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja, kandungan fenolat total, kandungan flavonoid total, spektrofotometri UV-Vis
Kulit buah naga merupakan limbah organic dari buah naga yang masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Umumnya masyarakat cenderung membuang kulit buah ini. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mendapatkan manfaat dari kulit buah naga adalah dengan menjadikannya minuman dalam bentuk serbuk. Pemilihan bentuk minuman instan ini dipilih karena minuman instan praktis dan mudah dalam penyajiannya dengan menambahkan air panas atau dingin dan diaduk sudah dapat mendapatkan minuman siap saji dan siap untuk dinikmati. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh metode pengeringan terhadap karakter mutu fisik dan kimia serbuk minuman instan dari kulit buah naga. Metode yang digunakan meliputi pemanasan langsung (konvensional) dan metode freeze dry. Perbandingan bubur kulit buah dan maltodextrin yang optimum adalah 1:1. Perbedaan metode pengeringan mempengaruhi mutu fisik dan kimia serbuk minuman instan kulit buah naga yang dihasilkan. Dalam hal kelarutan, kadar air, kadar vitamin C dan aktivitas antioksidan serbuk minuman instan yang dikeringkan dengan pemanasan langsung (konvensional) lebih baik dibandingkan dengan yang dikeringkan dengan freeze dry. Meski demikian warna yang dihasilkan dari serbuk minuman yang dikeringkan dengan freeze dry lebih disukai karena warnyanya yang lebih cerah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan optimum bubur kulit buah naga dengan maltodextrin adalah 1:1, baik metode, freeze dry, maupun pemanasan langsung (konvensional) dapat digunakan dalam produksi serbuk minuman instan. Pemilihan metode disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan produksi. Kata Kunci: Anrtioksidan, minuman instan, kulit, buah naga
Buah Jamblang mengandung banyak komponen polifenol yang dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas yang tidak dapat terhindarkan sehari-hari adalah radiasi sinar UV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas UV protektif dari ekstrak buah jamblang. Ekstrak yang diuji meliputi ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dan ekstrak air yang diperoleh melalui metode maserasi. Penentuan Aktivitas UV protektif dilakukan melalui penentuan Nilai SPF dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mansur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ekstrak etil asetat dengan nilai SPF sebesar 17,56 (kategori proteksi ultra), kemudian ekstrak air dengan nilai SPF sebesar 7,49 (kategori proteksi ekstra), dan ekstrak etanol dengan nilai SPF sebesar 3,31 (kategori proteksi minimal). Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas yang paling baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan air.Kata Kunci : UV, Jamblang, Tabir Surya
Dragon fruit is originated from South America and began to be popular in Indonesia in 2010. Various studies on the pharmacological activity of dragon fruit have been widely done. The pharmacological activity of dragon fruit certainly can't be apart from its bioactive contents. Some studies show that bioactive compounds such as vitamin C are higher in the peel than in the flesh of the fruit, as well as the antioxidant activity in the peel is better than in the flesh. This study aims to determine the antioxidant activity and vitamin C content of fresh dragon fruit peel. The method used in determining the antioxidant activity is by using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DDPH) reagent, the absorbance of the reactan was then measured by the UV-Vis spectrophotometer to determined the IC50 value. Determining vitamin C contents was also done using a UV-Vis spectrophotometer. The results indicated that the antioxidant activity of fresh dragon fruit peel was 140.12 ± 5.76 mg / ml and vitamin C levels were 252 mg in 100 grams of dragon fruit peel. Differences in the content of bioactive compounds in fruits depend on a number of elements such as genotypes, environmental conditions, ripeness and the place of cultivation.
Indonesia merupakan negara tropis yang dianugerahi dengan limpahan sinar matahari yang menyebabkan pentingnya proteksi terhadap kulit. Salah satunya dengan pemakaian tabir surya. Pengaplikasian tabir surya yang benar sangat memengaruhi tingkat efektifitasnya dalam memberikan perlindungan. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam penggunaan tabir surya. Salah satu bidang yang dipelajari mahasiswa farmasi adalah kosmetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa farmasi dan non farmasi terhadap penggunaan tabir surya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tabel Isaac dan Michael. Teknik pengambilan data menggunakan kuisioner yang diisi secara online yang terdiri dari 14 pertanyaan tentang pengetahuan dan 21 pertanyaan tentang sikap. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa farmasi dan non farmasi memiliki tingkat pengetahuan yang buruk dengan masing-masing skor 17 dan 16. Sedangkan tingkat sikap dari kedua jurusan ini adalah baik dengan masing-masing skor 39 dan 38. Setelah dilakukan uji Mann Whitney, ditemkuan adanya perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan antara mahasiswa farmasi dan non farmasi (P=0,000). Namun, pada tingkat sikap tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P=0,578). Hasil tersebut menunjukkan mahasiswa farmasi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada mahasiswa non farmasi, walaupun masih dalam kategori yang sama yaitu buruk. Sehingga edukasi terkait tabir surya perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.