Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan Indonesia yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta diselenggarakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus dilaksanakan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga kesehatan maupun masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Influenza Secara Swamedikasi di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian dilaksanakan terhadap 78 responden di Desa Waeputeh dengan memberikan kuesioner yang Data penelitian akan berupa skor nilai yang kemudian dipersentasekan lalu dimasukkan ke dalam kategori yang telah dibuat yaitu rendah (0 % - 33,3 %), sedang (33,4 % - 66,7 %), dan tinggi (66,8 % - 100 %). Skor persentase yang dilihat dari Tingkat Pendidikannya yaitu SD-SMP (22,43 %), SMA (48,28 %), >SMA (76,25 %). Dimana persentase skor perolehan rata-rata adalah (48,99 %), Hasil penelitian menyatakan bahwa Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Influenza Secara Swamedikasi di Desa Waeputeh termasuk dalam kategori sedang ( 48,99 %). Kata Kunci : Pengetahuan, Swamedikasi, Influenza
Buah Jamblang mengandung banyak komponen polifenol yang dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas yang tidak dapat terhindarkan sehari-hari adalah radiasi sinar UV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas UV protektif dari ekstrak buah jamblang. Ekstrak yang diuji meliputi ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dan ekstrak air yang diperoleh melalui metode maserasi. Penentuan Aktivitas UV protektif dilakukan melalui penentuan Nilai SPF dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mansur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ekstrak etil asetat dengan nilai SPF sebesar 17,56 (kategori proteksi ultra), kemudian ekstrak air dengan nilai SPF sebesar 7,49 (kategori proteksi ekstra), dan ekstrak etanol dengan nilai SPF sebesar 3,31 (kategori proteksi minimal). Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas yang paling baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan air.Kata Kunci : UV, Jamblang, Tabir Surya
Background: A medication error is defined as "any preventable event that may cause or lead to inappropriate medication use or patient harm while the medication is in the control of the healthcare professional, patient, or consumer." A medication error might occur at any point during the medication-use process, such as when prescribing the medicines, during dispensing, and when the drug is taken by the patient. Objectives: This review focusing on the types of medication errors (MEs) which commonly occurs during prescribing and dispensing phase on the outpatient in Indonesia. Material and Methods: Articles related to MEs during prescribing and dispensing phase were collected from DOAJ (Directory of Open Access Journals) and google scholar. The articles were reviewed and analyze to draw conclusions about the common type of MEs mostly occured on the outpatients Results: There were 10 articles (2003-2020) that have been reviewed, covering the types of MEs, MEs incidents and how to reduce the number of MEs incident. Conclusions: Based on the reviewed articles, MEs commonly occured in the prescribing phase were; incomplete data of patient's on the prescription include address, born date, weight and gender; unclear information on the prescription including, dosage, route of adminstration, illegible writing; uncomplete data on the doctor's information such as the practise license number wasn't listed, and there were no information on medicine interactions. MEs occured during dispensing phase that were uncomplete data on the information about how to use, time of using, indication, the amount of the drug given, the side effects, the storage instruction, the strength or the doses of medicine, error in writing etiquette, error in compounding as well as there was no information related what to do if the patient forgot to take the medicines.
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran logam Hg dalam sampel deodoran yang beredar di Kota Makassar, serta untuk menentukan kadar cemaran logam Hg dalam sampel deodorant tersebut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar pada bulan Agustus 2017. Sampel yang dianalisis adalah 3 merek deodorant bentuk roll-on yang beredar di Kota Makassar. Analisis kualitatif didasarkan pada adanya serapan hasil pengukuran larutan sampel dengan SSA yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung kadar cemaran logam Hg tersebut berdasarkan besarnya serapan larutan sampel tersebut. Hasil analisis kualitatif terhadap ke 3 sampel tersebut menunjukkan hasil yang positif mengandung cemaran logam Hg, dan kadar cemaran Hg rata-rata pada masing-masing sampel yang dianalisis adalah sampel A 0,02827 mg/kg, sampel B 0,03309 mg/kg, sampel C 0,03067 mg/kg. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar cemaran Hg dalam ke 3 sampel tersebut masih memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu tidak lebih dari 1 mg/kg. Kata kunci : Cemaran, Hg, deodorant, Spektrofotometri Serapan Atom
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menentukan kadar pengawet natrium benzoat dalam kecap manis produksi home industri yang beredar di Kota Makassar dengan metode spektrofotometri UV-Vis, dan menentukan kesesuaian kadar natrium benzoat tersebut dengan standar yang ditetapkan. Sampel penelitian ini berupa kecap manis kemasan isi ulang yang diambil dari Pasar Pa’baeng-baeng dan Pasar Terong Kota Makassar. Untuk menentukan kandungan pengawet natrium benzoat, maka terlebih dahulu dilakukan ekstraksi senyawa benzoat dalam suasana asam dengan kloroform sehingga terekstraksi sebagai asam benzoat. Ekstrak kloroform dikeringkan lalu dilarutkan dengan etanol. Kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 270 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar pengawet natrium benzoat yang dihitung sebagai asam benzoat pada masing-masing sampel adalah sampel A sebesar 407,1124 mg/kg; sampel B sebesar 499,9675 mg/kg; sampel C sebesar 347,7474 mg/kg; dan sampel D sebesar 328,7509 mg/kg. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kandungan pengawet natrium benzoat dalam ke 4 sampel kecap manis yang dianalisis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI 01-2543-1999 dan Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013 yaitu tidak lebih dari 600 mg/kg. Kata kunci : Kecap manis, pengawet, natrium benzoat, spektrofotometri UV-Vis
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.