Stunting is a chronic condition of stunted growth due to long-term malnutrition and manifestations. In Indonesia, since 2017, toddlers stunted by 29,6%, and in 2018 increased to 30,8%. This study aims to determine the relationship of infectious diseases, initiation of early breastfeeding, history of exclusive breastfeeding, LBW, and first marriage with stunting. The method used in this study was observational analytic with a cross-sectional study approach, with a chi-square test and fisher's exact test population of 620 people, with a sample of 124 toddlers with purposive sampling technique. The results showed that there was a relationship between early breastfeeding initiation (p=0,014) exclusive breastfeeding (p=0,001), and was not the relationship between LBW (p=0,172) with the occurrence of stunting in the Tamalate Community Health Center in Makassar. In conclusion, there is no correlation between infectious disease and LBW with the incidence of stunting, and there is a relationship between early breastfeeding, exclusive breastfeeding, with stunting. It is recommended to mothers to maintain the child's lifestyle and diet to avoid infectious diseases, give children early breastfeeding and exclusive breastfeeding, also reject early marriage so as not to give birth to a child with LBW and cause stunting. Stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka Panjang dan manifestasi, di indonesia tahun 2017 terdapat 29,6% balita yang mengalami stunting dan tahun 2018 terdapat 30,8% balita yang mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi,inisiasi menyusui dini, riwayat asi eksklusif, BBLR dan pernikahan dini dengan kejadian stunting. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study, dengan uji chi-square dan uji fisher’s exact test populasi sebanyak 620, dengan sampel sebanyak 124 balita dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara IMD (p= 0,014) ASI esklusif (p= 0,001), dan tidak terdapat hubungan antara BBLR (p= 0,172) dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate kota Makassar. Simpulan, tidak terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi dan BBLR dengan kejadian stunting, ada hubungan antara IMD, ASI eksklusif, dengan kejadian stunting. Saran, untuk menjaga pola hidup dan pola makan anak agar terhindar dari penyakit infeksi, memberi anak IMD dan ASI eksklusif, juga menolak pernikahan dini agar tidak melahirkan anak yang BBLR dan menyebabkan stunting.
Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis Sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularnya adalah nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam mematikan jentik Aedes aegypti dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dalam waktu 8 jam dengan pengamatan setiap 30 menit disetiap konsentrasinya. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan penelitian rangkaian waktu (Time Series Design). Penelitian menunjukkan kematian jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5% dapat mematikan jentik sebesar 48% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Konsentrasi 10% dapat mematikan jentik dengan persentase kematian sebesar 66% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Sedangkan, kematian jentik dengan konsentrasi 15% mencapai persentase kematian sebesar 89% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh ekstrak buah pare dalam mematikan jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%.Kata Kunci: Aedes aegypti, Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)
Pendahuluan: Stunting atau di sebut dengan “pendek” merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Pada tahun 2014 prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 37% (terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek) yang berarti terjadi peningkatan tahun 2010 (35.6%) dan tahun 2007 (36,8%) prevalensi balita Pendek (Stunting).Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Lokasipenelitian di wilayah kerja puskesmas buntu batu kabupaten enrekang dengan populasi yaitu balita umur 21-24 bulansebanyak 506 dan 101sampel menggunakan uji statisik chi-square dilanjutkan dengan uji fisher exactHasil: Hasil analisis bivariat yaitu Asi eksklusif dengan kejadian stunting nilai p-value 0,060 (p > 0,05), berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting nilai p-value 0,049 (p <0,05) dan Imunisasi dengan kejadian stuntingp-value 0,027 (p < 0,05).Kesimpulan:Kesimpulan Tidak ada hubungan Asi eksklusif dengan kejadian stunting, ada hubungan BBLRdengan kejadian stunting dan ada hubungan Imunisasi dengan kejadian stunting pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Diharapkan kepada ibu untuk dapat mempersiapkan diri sebelum menikah dan selama hamil, memperluas pengetahuan dan mempersiapkan gizi yang adekuat sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya stunting pada balita.
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Hujan yang turun di sebagian besar wilayah Indonesia Misalnya di Sulawesi Selatan Kab jeneponto sejak Desember 2018 sampai Februari 2019 telah menimbulkan kejadian banjir di banyak tempat seperti Kec Binamu, Kec Turatea dan di Kec kelara yang merusak rumah warga sebanyak 438 rumah, sebanyak 15 jembatan ambruk yang diperkirakan kerugian material mencapai 200 miliar.. Salah satu wilayah Jeneponto mengalami banjir parah adalah di Kec Binamu Tepatnya di desa Sapanang. Banjir dijumpai pada tanggul sungai yang dibuka di rumbia akibat terjangan air dan kemudian menggenangi areal pertanian, rumah penduduk, jaringan jalan, fasilitas social, dll. Mengingat tinggi dan lamanya genangan air serta dampak yang ditimbulkan maka beberapa kawasan banjir tersebut berada dalam status bahaya III, siaga atau bahkan darurat banjir. bencana banjir di Jeneponto tepatnya Di Desa Sapanang Di dusun Sapanang menewaskan sekitar 11 orang dan 1 belum ditemukan dan menghancurkan 155 bangunan dan 30 rumah rusak parah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat terkait sistim kewaspadaan dini pada saat terjadi bencana. Metode yang digunakan dengan melakukan assement ke dusun dusun yang terdampak banjir,kemudian memberikan kuisioner serta melakukan advokasi ke kepalada desa. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 80 responden (100%) menjawab tidak ada sistem kewaspadaan dini, tidak ada jalur evakuasi, tidak ada pelatihan pertolongan pertama pada saat bencana di desa Sappanang Simpulan Setelah dilakukan advokasi diharapkan pemerintah setempat khususnya pihak desa memberikan anggaran desa untuk pelatihan Tanggap darurat bencana pada penduduk desa setempat khususnya karang taruna serta bekerjasama dengan BPBD setempat untuk membuat tanda dan jalur evakuasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.