Selulosa, salah satu sumber daya alam terbaharukan yang melimpah di Indonesia. Keberadaan selulosa tidak terlepas dari lignoselulosa. Oleh karena it untuk mendapatkan selulosa harus dilakukan pengisolasian dari lignoselulosa tersebut. Penulisan ini bertujuan untuk mereview tentang isolasi dan karakterisasi selulosa tersebut. Isolasi selulosa dapat dilakukan dengan metode perlakuan hidolisis asam, hidrolisis basa, ledakan uap dan enzimatik. Karakterisasi isolasi dapt menggunakan 4 karakteristik yaitu analisis proxymate terutama kandingan selulosa dan lignin, analisis FTIR, analisis termal, dan analisis morfologi permukaan
The rise of mining activities without permission (PETI) which was a people’s mining from Dutch colonial legacy, located in the Tambang Sawah Village, Pinang Belapis District, Lebong Regency has caused environmental problems especially mercury pollution in that village river water. The sampling method refer to Japan Public Health Association (JPHA), then sample analyzed in the national standard laboratory and the results were compared with the Government Regulation of Republic Indonesia No. 82 of 2001 on Management of Water Quality and Control Over Water Pollution. Concentration of total mercury in river water at five sampling points from upstream to downstream of the Tambang Sawah Village river, respectively <0,0003 ppm, 0,0004 ppm, 0,0007 ppm, 0,0008 ppm and 0,0011 ppm and total concentration of mercury in river sediments respectively 1.34 ppm, 4.18 ppm, 35.89 ppm, 50.32 ppm and 114.37 ppm, has exceeded the threshold limit.
Maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merupakan penambangan rakyat peninggalan kolonial Belanda yang terletak di Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong menimbulkan permasalahan lingkungan khususnya merkuri pada perairan sungai tersebut. Sampel air dan sedimen diambil dari lima titik yang terletak sepanjang hulu hingga batas desa. Konsentrasi total merkuri pada air mulai dari hulu sampai hilir sungai batas desa berturut-turut yaitu <0,0003 ppm, 0,0004 ppm, 0,0007 ppm, 0,0008 ppm dan 0,0011 ppm dan konsentrasi total merkuri pada sedimen dari hulu sampai hilir sungai batas desa berturut-turut yaitu 1,34 ppm, 4,18 ppm, 35,89 ppm, 50,32 ppm dan 114,37 ppm dimana kondisi ini melebihi ambang batas yang ditentukan . Peningkatan konsentrasi merkuri dari hulu sampai hilir sungai ini dikarenakan terjadinya akumulasi kegiatan pertambangan emas rakyat yang menggunakan merkuri dan melepas limbahnya ke sungai
The growth of laundry services is directly proportional to the use of detergent. Detergent is a cleaning product that contains high levels of COD and phosphate. One method that can be used to overcome this problem is Multi Soil Layering (MSL). This research focussed on the flow rate's effect on decreasing pH, COD, and phosphate levels in industrial laundry waste. MSL was installed using a mixture of andosol soil and activated charcoal from coconut shells. Laundry wastewater was let into MSL with flowrate: 10, 50, and 100 ml/minute. The waste degradation system is placed anaerobically by optimising the anaerobic process in the andosol soil. The pH, COD, and phosphate levels were achieved at 7, 90.9%, and 80.7% by draining the laundry industry waste into the MSL system. This MSL method has a residence time of 266 minutes for a flowrate of 100 mL/minute, 532 minutes for a flowrate of 50 mL/minute and 2660 for a flowrate of 10 mL/minute. Keywords: MSL; Phosphate; COD; Laundry Industry; Andosol soilABSTRAKPenurunan Kadar COD, pH dan Fosfat pada Air Limbah Laundry Menggunakan Metode Multi Soil Layering (MSL)Pertumbuhan jasa laundry berbanding lurus dengan penggunaan detergen. Detergen merupakan produk pembersih yang mengandung COD dan fosfat dalam kadar tinggi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Multi Soil Layering (MSL). Penelitian ini berfokus pada pengaruh laju alir terhadap penurunan pH, COD, dan kadar fosfat pada limbah laundry industri. MSL dipasang menggunakan campuran tanah andosol dan arang aktif dari tempurung kelapa. Air limbah laundry dimasukkan ke dalam MSL dengan debit aliran: 10, 50, dan 100 mL/menit. Sistem degradasi sampah ditempatkan secara anaerobik dengan mengoptimalkan proses anaerobik di tanah andosol. Kadar pH, COD, dan fosfat dicapai pada 7, 90,9%, dan 80,7% dengan mengalirkan limbah industri laundry ke dalam sistem MSL. Metode MSL ini memiliki waktu tinggal 266 menit untuk laju alir 100 mL/menit, 532 menit untuk laju alir 50 mL/menit dan 2660 untuk laju alir 10 mL/menit.Kata kunci: MSL; Fosfat; COD; Industri Laundry; Tanah Andosol
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.