Pola Pikir Dan Perilaku Kewirausahaan UMKM di Buleleng, Bali. Pola pikir dan perilaku kewirausahaan diperlukan sebagai pendorong keberhasilan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Buleleng. Berawal dari pola pikir, ekspektasi akan menjadi nyata melalui perilaku. Pola pikir dan perilaku kewirausahaan digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, learning, spiritual dan pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola pikir dan perilaku kewirausahaan UMKM Pribumi dan Tionghoa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini diuji menggunakan Independent Sample T-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola pikir dan perilaku antara UMKM Pribumi dan UMKM Tionghoa. Perbedaan terlihat dari segi pengembangan usaha, UMKM Pribumi memiliki jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar yang lemah sedangkan UMKM Tionghoa mempunyai konsep “Guan Xi” sebagai kunci dari jaringan dan penetrasi pasar yang kuat. Hendaknya UMKM Pribumi mampu menerapkan nilai positif dari konsep Guan Xi. Kata kunci: pola pikir kewirausahaan, perilaku kewirausahaan, UMKM
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tentang: (1) nilai-nilai multikultural yang dikembangkan dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dan (2) metode internalisasi nilai-nilai multikultural di SMA Negeri I Randangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang terdiri dari kepala sekolah, wakasek, guru, dan pegawai TU. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara mendalam, observasi berpartisipasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai multikultur yang dikembangkan meliputi: (a) nilai saling menghargai, (b) nilai demokrasi, (c) nilai toleransi, (d) nilai keharmonisan dan (e) nilai keadilan dan kesetaraan. Pada pengelolaan pendidikan yang menginternalisasi nilia-nilai multikultur dilakukan dengan beberapa metode, yakni internalisasi melalui: (i) visi dan misi sekolah, (ii) mata pelajaran, (iii) kegiatan ekstrakurikuler, (iv) penataan lay out kelas dan pemberian tugas, dan (v) kegiatan perayaan hari besar keagamaan dan nasional.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan imbuhan: awalan dan akhiran bahasa Bali yang digunakan oleh warga Muslim di Desa Tegallinggah yang tergolong kedalam morfem derifasi dan morfeminfleksi. Penelitian deskriptif kualitatif ini melibatkan tiga informan yang dipilih berdasarkan satu set kriteria. Data dikumpulkan berdasarkan tehnik observasi, perekaman, dan wawancara. Instrumenpada penelitian ini terdiri dari 2 kategori: instrument utama (peneliti) dan intrumen pendukung (daftar kata, lembar observasi alat perekam digital, dan kamera). Tiga proses dalam menganalisis data diantaranya pemilahan, penyajian dan penyimpulan data.Hasil penelitian menunjukan adanyasembilanawalan danenam akhiran bahasa Bali yang digunakan oleh warga Muslim di Desa Tegallinggah. Kesembilan awalanyang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi :2 awalan {mә-} dan{nǝŋ-} yang hanya tergolong morfem derifasi,4 awalan{ʌ-}, {kә-}, {bә-}, dan {ә-} yang hanya tergolong morfem infleksi,; 3 awalan {ŋǝ-}, {ŋ-}, dan {m-}yang bisa tergolong morfem derifasi dan morfem infleksi: selanjutnya, keenam akhiran yang dimaksud dapat diklasifikasinkan sebagai berikut; tidak ada akhiran yang hanya tergolong morfem derifasi; 4 akhiran {-ē}, {-ǝ}, {-ʌŋ}, dan {-ɪn} yang hanya tergolong morfem infleksi; 2 akhiran {-ʌn}, dan {-n}yang bisa tergolong morfem derifasi dan morfem inlfeksi. Kata-kata kunci: awalan, akhiran, bahasa Bali, morfem derivasi, morfen infleksi ABSTRACTThis study aimed at describing the affixes: prefixes and suffixes of Balinese language spoken by Muslim people which belong to derivational and inflectional morpheme. This descriptive qualitative study involved 3 informants chosen based on a set criteria. The gained data were collected through observing, recording, and interviewing technique. The instruments in this study were classified into: main instrument (the researcher) and secondary instruments (word list, observation sheet, digital recorder, and camera). The three processes in analyzing the data were data reduction, data display, and data conclusion or verification. This study revealed nine prefixes and six suffixes of Balinese language spoken by Muslim people in Tegallinggah Village. The nine prefixes are classified into: 2 prefixes {mә} and {nǝŋ-} which belong only to derivational morpheme, 4 prefixes {ʌ}, {kә-}, {bә}, and {ә-}, belong only to inflectional morpheme, 3 prefixes {ŋǝ-}, {ŋ-}, and {m-} can belong to derivational and inflectional morpheme. Afterward, the six suffixes are classified into; there is no suffix which belong only to derivational morpheme, 4 suffixes {-ē}, {-ǝ}, {-ʌŋ}, and {-ɪn} belong only to inflectional morpheme, 2 suffixes {-ʌn}, dan {-n} can belong to derivational and inflectional morpheme.
This study described deeply about the survival of Bajo language on the coast of Kolaka Regency and its implications for maritime ecology. Data collection was done through: (a) lexicon competency test, (b) observation, (c) interview, and (d) documentation. The results showed that 53.75% of the maritime ecolexicon was no longer survived. It means that the maritime ecolexicon of Bajo language was on the verge of the most extinct loss of maritime flora and fauna. The causes of this inadequacy were: ecological changes, lack use of Bajo language, low environmental awareness of the community, loss of several marine traditions, and transfer of community work from fishermen to other jobs. The recommendation of this study is: Bajo language should be one of the local content materials in schools, government and the community need to run a maritime environment that has an impact on the survival of Bajo language and environmental sustainability.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.