Adanya faktor diri yang cenderung terabaikan dalam proses pembelajaran membuat tidak semua siswa memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengaktualisasikan segala potensi dirinya sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Mulawarman Banjarmasin pada Mata Pelajaran IPA. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di MTsN Mulawarman Banjarmasin dengan sampel berjumlah 152 siswa, yang diambil dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan nilai ulangan bulanan siswa. Jenis penelitian adalah kuantitatif korelasional dan metode analisis yang digunakan adalah korelasi-regresi. Hasil penelitian ini menemukan r = 0,941, sumbangan efektif dari variabel X sebesar 88,4%. Simpulannya terdapat hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Mulawarman Banjarmasin pada Mata Pelajaran IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program peran Tridarma Peguruan Tinggi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu dalam pengembangan sumberdaya manusia menuju universitas kelas dunia. evaluasi difokuskan pada empat aspek, yaitu latar belakang, perencanaan, implementasi dan produk program. Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kualitatif dengan desain evaluasi program. Komponen yang menjadi tolak ukur evaluasi program adalah model context, input, process dan product (CIPP). Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi, dengan dosen, staf, dan pihak manajemen penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, civitas akademika IAIN Bengkulu.Dengantigalangkah yaitu; reduksi data, tampilan data, dan tahap menggambar kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peran tridarma perguruan tinggi sesuai dengan latar belakang program yang dilihat dari aspek kebutuhan, masalah dan tujuan. program ini didukung dengan rencana yang cukup baik yang ditunjukkan oleh aspek sumberdaya manusia, anggaran, fasilitas dan kurikulum. program telah diimplementasikan dengan cukup baik ditunjukkan oleh ketepatan waktu,metode pengajaran, monitoring dan evaluasi, pengembangan sumberdaya manusia, rekrutmen, dan aspek layanan. secara umum, program ini menunjukkan hasil yang cukup baik yang ditunjukkan oleh aspek perseptif, andal, terampil, dan professional dukungan untuk mewujudkan universitas kelas dunia. Oleh karena itu, disarankan program ini perlu dilanjutkan terutama perbaikan dalam tahap perencanaan dan implementasi.
Effect of Mutilation and Ablation to Molting of Mangrove Crab (Scylla serrata) as Soft Crab Soft crabs that are more expensive than regular crab, that having hard carapace, in nature and in culture are very difficult to find. This study aimed to get the soft crabs more easily controlled the number of molting in culture, by the method of mutilation and ablation. Thus the supply in market will be able to meet existing demand. Four treatment techniques had been implemented namely mutilation, ablation, ablation + mutilation, and controls which each performed four replications. Complete Randomized Desaign (CRD) was used because the experiment was conducted in a fairly homogeneous patch of tambak pond. Experimental unit in the form of bamboo pen cages with the size of 2x1x1m filled with 20 crabs. All experimental crabs were ready for molting (dark color) even with 40-90 g of varied sizes. The results showed that each week until the third week, the average number of crabs per unit experiment with techniques of mutilation was always having highest of molting number, respectively 1.00, 3.25, and 11.00 crabs and having the lowest mortality rate, respectively 0. 25, 1.75, and 1.25 crabs, compared with the ablation, mutilations + ablation technique, and control. Statistically four treatments in molting, in week two and three was significantly different , eventhough in mortality was not (α = 5%).Keywords : mangrove crab (Scilla serrata), soft crabs, mutilation, ablation ABSTRAK Kepiting lunak yang harganya lebih mahal dari kepiting biasa bercangkang keras, di alam maupun dalam budidaya sangat susah ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kepiting lunak yang lebih mudah terkontrol jumlahnya dalam budidaya, dengan metoda mutilasi dan ablasi. Dengan demikian dalam pasar ketersediaannya akan dapat memenuhi permintaan yang ada. Empat perlakuan telah dilaksanakan yaitu teknik mutilasi, ablasi, mutilasi+ablasi, dan kontrol dengan masing-masing dilakukan empat kali ulangan. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan karena percobaan ini dilakukan di suatu petak tambak yang cukup homogen. Unit percobaan berupa keramba bambu tancap ukuran 2x1x1m yang diisi 20 kepiting yang semua kepiting dalam percobaan siap molting (warnanya gelap) meskipun dengan ukuran yang bervariatif 40-90 g. Hasil penelitian menunjukan bahwa tiap minggu sampai pada minggu ke tiga rata-rata jumlah kepiting per unit percobaan dengan teknik mutilasi selalu tertinggi terjadinya proses molting yaitu masing–masing 1,00; 3,25; dan 11,00 ekor dan mortalitasnya terendah yaitu 0,25; 1,75; dan 1,25 ekor dibanding dengan teknik ablasi, mutilasi+ablasi; dan kontrol. Secara statistik ke empat perlakuan dalam molting pada minggu ke dua dan ke tiga berbeda nyata hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan mutilasi, meskipun dalam mortalitas tidak berbeda nyata (selang kepercayaan 95 %).Kata Kunci : Kepiting bakau (Scilla serrata), kepiting lunak, mutilasi, ablasi.
This study aims to determine the use of the jigsaw type of cooperative learning method in increasing student learning activity in class VIII fiqh learning at MTs An-Najah Pekanbaru. Based on the data obtained from the field, it can be seen that the active learning of students before using the jigsaw type of cooperative learning method is in the low category with a percentage of 36%. After using the jigsaw type of cooperative learning method in the first cycle, student learning activity has increased, namely in the high category with a percentage of 64%. Then the researcher continued with the second cycle of student learning activity which increased in the very high category with a percentage of 88.8%. After analyzing this research, it can be seen that student learning activity using the jigsaw type of cooperative learning method has increased from the initial conditions, namely low with a percentage of 64%, cycle I in high category with a percentage of 64%, and cycle II in very high category with a percentage of 88.8%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.