ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi insentif terhadap penilaian kinerja karyawan di departemen penjualan PT. Surya Mas Megah Steel Surabaya. Insentif dapat diberikan apabila karyawan dapat bekerja dengan baik dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dalam menganalisa data digunakan analisis deskriptif yang s distribusi item dari masing-masing variabel, analisis regresi linier sederhana dan pengujian hipotesis. Dari hasil pengujian dengan regresi linier sederhana dan analisis regresi parsial menunjukkan bahwa secara simultan variabel insentif (X) terhadap kinerja karyawan (Y) mempunyai nilai R Square sebesar 0,266. Angka ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel insentif (X) yang digunakan dalam persamaan regresi ini memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan (Y) 26,6% sedangkan sisanya 73,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kepemimpinan dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa insentif berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap kinerja karyawan di departemen penjualan PT. Surya Mas Megah Steel Surabaya.
Employee performance is the result of work that is achieved or the results that have been done or worked by an employee within the chores that are charged to the employee. The problem is a priority weighting of the factors and sub factors to get the solution in advance in accordance with the order of priority. In this study the data collected is done by direct observation, interviews, questionnaires and literature. The data are processed to determine the priority weight of the components that affect employee performance. From the calculation by AHP method can be obtained by order of priority as follows: The first is the human resources with priority weight 0.558. The second is working environmental conditions with priority weight 0.312. Last is managerial with priority weight 0.131. Thus the factors that require attention and consideration of the company to increase work performance is a factor of human resource with the greatest priority weight.
<p>The performance of some companies is very important for tje evaluation of and planning for the<br />future. The employees should be conducted to determine the one who will be every employee. In<br />practice, this assessment on work performance of employees to do with methods good and right, so<br />as not to be errors in judgmnet. The assessment conducted to be able to ensure fair threatment and<br />be satisfactory for them is, and eventually grow loyalty his work. Fuzzy additive weighting simple<br />method chosen to conduct the assessment and ranking work performance of employees. From the<br />results of the tests may conclude that it can implement a work contract to the employees of the<br />company. Surya Mas Megah Steel.</p>
Laboratorium sistem produksi Universitas Wijaya Putra merupakan salah satu pusat pengembangan keahlian baik teori dan praktek yang didapatkan dari kegiatan perkuliahan. Masalah ergonomi di laboratorium sistem produksi tersebut masih belum mendapatkan perhatian dalam beberapa program pelatihan. Dalam membangun desain sistem yang baik diperlukan pendekatan desain dengan analisis makro ergonomi dengan work muskuloskeletal disolders (WMSD). Hasil penelitian ini menghasilkan varians pada pembuatan tirus 15o secara simetris menggunakan mesin bubut yang sulit dan memakan waktu. Keseluruhan sistem kerja secara ergonomis pada pembuatan tirus memerlukan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan dalam meningkatkan keahlian kerja. Pembuatan tirus dengan sudut 15o harus disesuaikan dengan peralatan yang ada berupa kursi, meja kerja dengan sandaran kaki, pencahayaan yang lebih baik dan fasilitas air minum. Uji kenormalan data dilakukan pada pembuatan tirus 15o pada subyek dan obyek yang sama dan hasilnya menunjukkan pengurangan sekitar 64,40% pada gangguan muskuloskeletal dan pengurangan sekitar 24,20% pada resiko cedera
Seiring dengan kemajuan teknologi kegagalan produk diakibatkan tampilan sebuah produk yang elegan akan menimbulkan permasalahn baru berdasarkan standart painting perusahaan tidak ada dan perubahan harga akan mempengaruhi material dimensi dan komposisi didalam pembuatannya menggunakan proses dies, salah satunya adalah speaker dimana dalam komponen partnya menggunakan sistem dies dan pelaisan cat pada frame. Pada frame 4 inch diperoleh hasil pengukuran menggunakan digimatic caliper sesudah dan sebelum dilakukan painting. Standart ketebalan cat pada perusahaan adalah 40 – 60 micron yang dikonversi menjadi 0.08 – 0.12 mm dan hasil pengukuran berdasarkan ≤ 40 – 60 micron adalah 0.08 dan 0.10 mm menunjukan hasil distribusi pelaspisan cat tercapai dengan baik dan untuk hasil pengukuran ≥ 40 – 60 micron adalah 0.15 mm menunjukan hasil distribusi pelapisan cat dan ≤ 10 – 30 adalah sebesar 0.07over jadi ada masalah dengan teknik pengukuran serta dimensi dies dan punch Kata Kunci: Dimensi, Material , Moulding, Pelapisan, Proses Produksi, Speaker
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.