Tolerance is described as a concept of cultural phenomena that are integrated through religious life. Conflict as an internal problem while the challenges of the times (globalization) are goals that must be answered through a spirit of tolerance. The concept that will be analyzed is based on folklore tallu to sala 'dadi in Toraja. This study intends to examine the structure of the tallu to sala 'dadi story, and the tolerance value contained in the story. The theory used in this study is the semiotic social theory. While the method used is a qualitative method of content analysis and hermeneutic methods. As a result, data was obtained that the story was of a novel type, which revealed the struggles of human life in living everyday life. The values of tolerance contained include the value of acceptability and understanding that are paired with togetherness and complementarity. Based on these findings, it can be defined that tolerance is the attitude of accepting and understanding shortcomings and differences through togetherness and complementarity. AbstrakToleransi dideskripsikan sebagai konsep fenomena budaya yang terintegriasi melalui kehidupan beragama. Konflik sebagai masalah internal sedangkan tantangan jaman (globalisasi) merupakan tujuan yang harus dijawab melalui semangat toleransi. Konsep itulah yang akan dianalisa berdasarkan cerita rakyat tallu to sala’ dadi di Toraja. Penelitian ini bermaksud mengkaji struktur ceritera tallu to sala’ dadi, dan nilai toleransi yang terkandung dalam ceritera tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori semiotik sosial. Sedangkan metode yang digunakan ialah metode kualitatif analisis kontent serta metode hermeneutik. Hasilnya, diperoleh data bahwa cerita tersebut berjenis novel, yang mengungkapkan pergumulan hidup manusia dalam menjalani hidup sehari-hari. Adapun nilai-nilai toleransi yang terkandung meliputi nilai keberterimaan dan kesepahaman yang dipadankan dengan kebersamaan dan saling melengkapi. Berdasarkan temuan tersebut dapat di definisikan bahwa toleransi adalah sikap menerima dan memahami kekurangan dan perbedaan melalui kebersamaan dan sikap saling melengkapi.
Masalah rapuhnya karakter kejujuran dewasa ini tidak hanya menjadi momok di dunia sekuler, tetapi juga terjadi dalam lingkungan Gereja. Gereja yang seharusnya menjadi tempat membentuk dan menumbuhkan nilai karakter Kristiani, salah satunya karakter kejujuran, tidak pelak dinodai oleh tindakan oknum-oknum dalam gereja itu sendiri, baik oleh jemaat maupun pemimpin jemaat. Masalah seperti pengelolaan keuangan yang tidak transparan, ketidakjujuran dalam hal memberi persembahan adalah contoh kecilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari beberapa hal yang menjadi permasalah berkaitan dengan praktik ketidakjujuran dalam jemaat. Metode yang digunakan Pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan studi kepustakaan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejujuran dalam jemaat masa kini perlu dimiliki setiap orang sebagai implementasi karakter yang Alkitabiah serta merupakan bentuk tanggung jawab dalam persekutuan.
Ibadah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang Kristen untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Oleh karena itu perlu pemahaman yang benar tentang ibadah yang sejati itu. Penelitian ini melihat tingkat pemahaman mahasiswa STAKN Kupang tentang ibadah yang sejati, bahwa pada dasarnya ibadah yang benar menurut mazmur 50:1-23 adalah bersyukur, membayar nazar, berseru dan hidup menurut ketetapan Allah. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kombinasi. Metode kualitatif (Eksegesa) dilakukan untuk mendapatkan indikator yang akan diukur. Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan kuantitatif dalam bentuk survey untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa tentang ibadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga t hitung = 19,576 dan harga t table untuk one tail test dengan dk 142 =0,65566. Adapun hasil perhitungan tingkat pemahaman Mahasiswa STAKN Kupang Semester V mengenai konsep ibadah menurut Mazmur 50:1-23 adalah sebesar 87,3 %.
Discussions on theology of suffering are very often discussed lately with the co-19 pandemic. There are a variety of different views that emerge to address the problem of suffering and disaster. This study aims to find out one view of suffering, that is, from the evangelicals. The method used in this research is descriptive qualitative using the literature as a source of data. From the results of the study the authors found that the evangelical view of suffering is that they consider suffering and disaster to be the will and sovereignty of God. In the suffering experienced by His people, God still shows His care. Evangelical groups also often associate disaster and suffering with eschatology. Pembahasan mengenai teologi penderitaan sangat sering dibicarakan diakhir-akhir ini secara khusus dengan adanya pandemi covid-19. Ada berbagai pandangan berbeda yang muncul menyikapi masalah penderitaan dan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu salah satu pandangan mengenai penderitaan yaitu dari kaum Injili. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan literatur sebagai sumber datanya. Dari hasil penelitian penulis menemukan bahwa pandangan kaum injili mengenai penderitaan adalah mereka menganggap penderitaan dan bencana merupakan kehendak dan kedaulatan Allah. Di dalam penderitaan yang dialami umat-Nya, Allah tetap menunjukkan pemeliharaan-Nya. Kelompok Injili juga sering mengaitkan bencana dan penderitaan dengan akhir saman.
The author does the learning process by using the quantum teaching method. This study departs from the writer's anxiety about the condition of student mastery of the material being studied. Inadequate campus facilities and lack of student interest in learning. As a result, students can not fulfill the assignments that have been given. Another issue that makes writers work hard is the average student from a remote area, where the learning process using information technology is still far from their reach. So the authors apply one of the learning processes using quantum teaching. The researcher examines the learning process using classroom action research. Based on the study conducted by the author in this paper, there are two important things that need to be learned, namely being able to do something, and be able to think for doing something. Teaching is a very important task in this world. Teachers should be able to influence human behavior from generation to generation. This is evident from the activities of the students in applying learning outcomes in class. Therefore, this paper contributes to a good learning process.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.